c.
Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok, pisang raja,
dan pisang awak.
d.
Golongan keempat adalah pisang yang dapat dikonsumsi sewaktu masih mentah, misalnya pisang klutuk atau pisang batu yang sering dijadikan
bahan untuk membuat rujak Supriyadi dan Suyanti, 2008. Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan
energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan vitamin dan mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor, dan kalsium. Oleh
karena itu, buah pisang kerap digunakan sebagai makanan pemula yang diberikan pada bayi.
Hasil penelitian Widodo 2003, mengungkapkan bahwa di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang
57,3. Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian Saragih 2008 yang dilakukan di Kabupaten Nias Selatan sebanyak 87,0 jenis MP-ASI yang diberikan kepada
bayi adalah dalam bentuk bubur dan buah. Bubur yang diberikan berupa nasi tim dan ditambah dengan lauk-pauk, dan buah yang sering diberikan adalah pisang.
2.4.1. Pisang Awak Musa paradisiaca var. Awak
Pisang awak tergolong pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun diolah terlebih dahulu. Pisang jenis ini memiliki panjang sekitar 15 cm
dengan diameter 3,7 cm. Dalam satu tandan, jumlah sisir ada 18 yang masing-masing terdiri 11 buah. Bentuk buah lurus dengan pangkal bulat. Warna daging buah putih
kekuningan dengan kulit yang tebalnya 0,3 cm. Lamanya buah masak dari saat berbunga adalah 5 bulan Supriyadi dan Suyanti, 2008.
Gambar 2.1. Pisang Awak
Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu provinsi yang banyak menghasilkan pisang. Menurut data BPS tahun 2009, jumlah produksi pisang
mencapai 611.328 kuintal. Di Aceh, pisang awak yang sudah masak dimanfaatkan oleh ibu-ibu sebagai makanan pendamping ASI untuk bayi. Biasanya sejak bayi baru
berumur tujuh hari sudah diberi makan pisang awak. Beberapa alasan mengapa bayi diberikan pisang awak karena mereka beranggapan bahwa pemberian ASI belum
cukup mengenyangkan bagi si bayi, terkadang bayi sering menangis dan dianggap lapar serta ibu menginginkan bayinya cepat gemuk. Memberikan pisang awak ini
sudah menjadi tradisi turun temurun. Selain dimanfaatkan sebagai MP-ASI, pisang ini juga sering diolah menjadi makanan cemilan seperti pisang sale dan keripik.
Harga pisang ini relatif murah. Setiap 1 sisir pisang dijual dengan harga Rp. 3.000,00. Berdasarkan hasil penelitian Sari 2010 yang dilakukan di Kabupaten
Bireuen menunjukkan bahwa 24 anak diberikan makanan tambahan pada usia di
bawah 1 bulan dan 83,3 anak diberikan pisang yang dihaluskan. Jenis pisang yang sering diberikan adalah pisang awak dan pisang ayam.
Pisang awak yang masih hijau kulitnya tetapi cukup tua dagingnya mengandung 21-25 zat tepung. Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di
pohon, zat tepung itu sebagian besar berubah menjadi beberapa jenis gula yaitu dextrose, levulose dan sucrose. Komposisi nilai gizi pisang awak dan beberapa jenis
pisang lainnya setiap 100 gram daging buah dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut:
Tabel 2.2. Komposisi Nilai Zat Gizi Pisang Awak dan Beberapa Jenis Pisang setiap 100 gram daging buah
Zat Gizi Jenis Pisang
Awak Ambon
Mas Raja
Raja Sereh
Protein g 1,2
1,2 1,4
1,2 1,2
Lemak g 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
Karbohidrat g 22,2
25,8 33,6
31,8 31,1
Kadar air g 75,6
72 64,2
65,8 67
Kalsium mg 8
8 10
10 7
Besi mg 0,8
0,5 0,8
0,8 0,3
Vitamin A IU 126
146 79
950 112
Energi kal 95
99 127
120 118
Sumber: Munizar, 1998 2.5. Status Gizi
2.5.1. Pengertian Status Gizi