Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas menjadi 90; Persentase obat yang memenuhi syarat menjadi 94;

LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 63 6 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskintidak mampu 100 100 100 7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 80 80 Pada awal tahun 2016, terdapat penambahan indikator kinerja yang mendukung sasaran strategis kelima sesuai dengan indikator kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kab. OKU tahun 2016 – 2021. Sasaran ini memiliki 7 tujuh indikator dengan pencapaian kinerja sebagai berikut : - 3 indikator yang memiliki capaian kinerja yang tergolong sangat berhasil dengan nilai x≥85

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas menjadi 90;

Rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 meliputi peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas farmasi dan alat kesehatan. Tujuan pengelolaan obat publik yaitu untuk menjamin tersedianya obat bermutu dengan jenis dan jumlah yang tepat, tersebar secara merata dan teratur sesuai dengan kebutuhan dasar bagi masyarakat. Data tingkat ketersediaan obat indikator yang minimal sama dengan safety stocksebanyak 56 item obat dan yang kurang dari safety stock sebanyak 8 item obat dari keseluruhan item obat indikator yang tersedia yaitu 125 item obat. Hasil prosentase menjelaskan bahwa persentase tingkat ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 77,8 sehingga pencapaian kinerja 97 dengan kriteria sangat berhasil x≥85. Obat dengan tingkat kecukupan kurang akan berdampak pada pelayanan pasien karena kebutuhan obat pasien tidak bisa terpenuhi atau terlayani dengan baik sehingga pengobatan rasional obat tidak akan tercapai. Dinas Kesehatan merupakan satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan. Upaya yang dapat ditempuh untuk menjamin aksesibilitas obat, meliputi : 1 Perencanaan kebutuhan obat yang kuat termasuk untuk kebutuhan pemenuhan SPM dan PIS-DPK melalui :  Manajemen pengelolaan obat sesuai standar, monev penggunaan obat termasuk kepatuhan, EPO  Perencanaan dan proses pengadaan sesuai ketentuan E-Purchasing berbasis e-Katalog, serta monev pengelolaan 2 Manajemen pengelolaan keuangan yang baik.

2. Persentase obat yang memenuhi syarat menjadi 94;

Obat yang memenuhi syarat dikategorikan obat esensial dengan definisi operasionalnya adalah obat terpilih yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Kesesuaian obat yang tersedia di UPTD Pelayanan Farmasi Kab. OKU yaitu terdapat 23 item obat yang tidak tercantum di dalam Formularium Nasional Fornas dari jumlah total persediaan 211 item dengan persentase sebesar 90 sehingga pencapaian LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 64 indikator kinerja ini sebesar 99 dengan kategori sangat berhasil. Penyediaan obat di luar Fornas disebabkan oleh beberapa pertimbangan, seperti ; a Obat sudah sejak lama digunakan Puskesmas tetapi saat dilakukan pergantian dari DOEN ke Fornas, obat dimaksud tidak dicantumkan dalam Fornas; b Harga obat yang lebih murah; c Bentuk sediaan obat dan kesulitan distributor mencari obat generik yang dipesan sehingga diganti dengan obat yang ber-merk; d Beberapa jenis obat merupakan titipan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional yang termasuk ke dalam obat program namun berbeda dengan Fornas. Jumlah ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar harus ditingkatkan seoptimal mungkin agar tercapai prinsip efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dana pengadaan obat.

3. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskintidak mampu