LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 57
melaksanakan manajemen faktor risiko kesehatan
lingkungan 18 Puskesmas
11.
Persentase kualitas air minum yang memenuhi
syarat kesehatan menjadi 100
80 71
89
12 .
Meningkatnya penduduk yang menggunakan sarana
sanitasi yang memenuhi sayarat
- SAB yang MS
menjadi 90 -
Jamban sehat menjadi 90
- Rumah sehat menjadi
90 -
SPAL sehat menjadi 90
- Pengelolaansampah
menjadi 80 75
75 85
70 70
69,87 67,7
69 53,8
65 93
90 81
77 93
Sasaran ini memiliki 12 dua belas indikator kinerja dengan hasil pengukuran : 8 indikator memiliki capaian kinerja
sangat berhasil x≥85, 2 indikator dengan
pencapaian kinerja
berhasil 70 ≤ x 85, 1 indikator yang memiliki capaian kinerja cukup berhasil 55 x 70dan 1 indikator dengan pencapaian kinerja
tidak berhasil x ≤ 55.
- 8 indikator dengan capaian kinerja yang tergolong
sangat berhasil x ≥ 85,
adalah :
1. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih Sehat pada tingkat rumah tangga menjadi 85
Pada tahun 2016 target rumah tangga ber-PHBS sesuai Renstra sebesar 40, jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 52.433 rumah dan yang masuk kriteria ber-
PHBS sebanyak 34.371 rumah.Untuk pencapaian kinerja indikator ini tergolong sangat berhasil 89, dimana target indikator 40 dan realisasi 35,71.
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, member bayi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan
aktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.
LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 58
2. Meningkatnya Desa yang melaksanakan STBM menjadi 100,
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM adalah suatu pendekatan untuk memobilisasi masyarakat guna membebaskan secara tuntas kebiasaan buang air
besar sembarangan dengan pemberdayaan masyarakat melalui pemicuan. STBM dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi sanitasi dalam rangka menurunkan
prevalensi stunting di Indonesia melalui perubahan perilaku sanitasi dan hygiene masyarakat. Perubahan perilaku sanitasi dan hygiene dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi. Pelaksanaa STBM di Kabupaten dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui berbagai
tahap yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Dari data Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. OKU, didapatkan data desa pelaksana STBM
sebanyak 30 desa dari 156 desa yang ada 19,2. Target desa STBM pada tahun 2016 sebesar 20 sehingga pencapaian kinerja indikator desa yang melaksanakan
STBM sebesar 96 dengan kriteria sangat berhasil. Desa yang belum melaksanakan STBM terdistribusi pada wilayah lima Puskesmas yaitu : Sukaraya,
Kemalaraja, Tanjung Baru, Ulak Pandan dan Muara Jaya. Pelaksana desa STBM terbesar pada wilayah Kecamatan Lubuk Raja dan Sinar Peninjauan.
3. Meningkatnya Cakupan Penjaringan Kesehatan Sekolah Dasar dan setingkatnya menjadi 90