LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 49
d Masih ada tenaga laboratorium yang kualifikasi pendidikan tidak sesuai
sehingga angka kesalahan pemeriksaan laboratorium Error Rate masih di atas 5,
e Dari sisi adequate ketersediaan alat dan bahan kimia sangat kurang seperti : pot sputum, kaca slide, reagen, box slide, dan kaca slide
Kondisi ini dapat diminimalisasi melalui sinkronisasi anggaran kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan, UPTD Pelayanan Farmasi dan Puskesmas agar lebih tepat
sasaran mengingat pada masa mendatang kecenderungan peningkatan penemuan kasus dan kesembuhan penderita TB Case Notification Rate akan menjadi tolok
ukur keberhasilan program ini.
2. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan menjadi 100
Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan adalah jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi lengkap: BCG, DPT, Polio, dan campak per
tahun pada suatu wilayah tertentu. Cakupan target tahun 2016 adalah 100 bayi usia 0-11 bulan mendapatkan
imunisasi lengkap. Berdasarkan data yang ada, realisasi mencapai 100,18 dengan capaian kinerja sebesar 100,2. Dari hal ini terlihat kesadaran masyarakat untuk
membawa bayinyakeposyandu guna mendapatkan imunisasi sudah baik, sehingga penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD31 dapat
diturunkanangka
kesakitannya. Cakupan
tertinggi diperoleh
Puskesmas Pengandonan sebesar 121,74 dan cakupan terendah terdapat di Puskesmas
Tanjung Lengkayap sebesar 77,16.
3. Penderita Demam Berdarah Dengue yang ditangani menjadi 100;
Adalah persentase penderita DBD yang ditemukan atau dilaporkan dan diberikan pengobatan sesuai protap dalam waktu 1 satu tahun di satu wilayah tertentu.
Target kinerja tahun 2016untuk penderita DBD yang ditangani sebesar 100 atau sebanyak 178 kasus. Jumlah kasus DBD dalam wilayah yang ditemukan pada tahun
2016 sebanyak 303 kasus atau 86,6 kasus per 100.000 penduduk, artinya untuk tahun 2016 realisasi jumlah kasus DBD yang ditemukan dan memperoleh
penanganan sesuai protapsudah melampaui target dengan capaian kinerja sebesar 100. Jumlah kasus DBD terbanyak adalah di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo sebanyak
190 kasus 62,7 karena Rumah Sakit merupakan rujukan bagi kasus-kasus yang emergensi. Penanganan yang kurang adequate dapat menyebabkan kematian.
Tahun 2016, kematian akibat penyakit DBD sebanyak 9 kasus dengan CFR sebesar 3. Pada masa mendatangperlu penekanan pada upaya promotif dan preventif
dengan mendorong peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk aedes aegypti PSN, optimalisasi Juru Malaria Desa Jumantik yang secara
49dequate memeriksa ada atau tidaknya jentik nyamuk dalam penampungan air di tingkat rumah tangga maupun fasilitas umum agar jumlah kasus cenderung menurun
terutama pada wilayah yang endemis maupun sporadis.
4. Meningkatkan cakupan imunisasi bagi anak sekolah dasar