LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 44
5. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Ibu hamil ristikomplikasi adalah ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu
maupun bayinya. Sedangkan yang dimaksud dengan cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif yang sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan PolindesPoskesdes,
Puskesmas PONED,
Rumah Bersalin,
RSIARSB,RSU,RSU PONEK. Dalam pelaksanaan pelayanan antenatal, diperkirakan sekitar 20 diantara ibu hamil risiko tinggi yang dilayani bidan di
Puskesmas tergolong dalam kasus Ristikomplikasi yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Kasus-
kasus komplikasi kebidanan antara lain Hb 8 g, tekanan darah tinggi sistole 140 mmHg, diastole 90 mmHg, ketuban pecah
dini, perdarahan per vaginam, oedema nyata, eklampsia, letak lintang usia kehamilan 32 minggu, letak sungsang pada primigravida , infeksi beratsepsis
dan persalinan premature. Akibat yang dapat di timbulkan dari kondisi tersebut antara lain bayi lahir dengan berat badan rendah BBLR , keguguran, persalinan
macet, janin mati dalam kandungan ataupun kematian ibu hamil. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu terutama ibu hamil, bersalin, nifas dengan komplikasi. Pada tahun 2016 capaian penanganan
komplikasi kebidanan di Kab.OKU sebesar 67,79, nilai tersebut belum mencapai target SPM sebesar 80. Walaupun belum mencapai target nasional,
namun indikator tersebut memiliki capaian kinerja dengan kategori cukup berhasil yaitu 84,74.
6. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Neonatal ristikomplikasi adalah keadaan neonatus dengan penyakit maupun kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan ataupun kematian beserta kecacatan
seperti asfiksia,hipotermi, tetanus neonatorum, infeksisepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, kelainan congenital termasuk klasifikasi
kuning pada MTBS. Dalam pelayanan neonatus, sekitar 15 diantara neonatus yang dilayani bidan di Puskesmas tergolong dalam kasus ristikomplikasi yang
memerlukan penanganan lebih lanjut. Pada tahun 2016, cakupan penanganan neonatal komplikasi sebesar di Kab.
OKU di temukan 57,30. Capaian tersebut belum memenuhi target target nasional tahun 2016 80. Walaupun belum mencapai target nasional, namun
telah memiliki capaian kinerja 71,63. Untuk meningkatkan target, maka berbagai kegiatan dilakukan seperti peningkatan keterampilan bidan dalam
penanganan bayi dengan komplikasi, pengadaan alat bantu penanganan bayi komplikasi serta persiapan Puskesmas PONED sebagai Puskesmas rujukan di
Kab. OKU yang siap melayani ibu hamil dan neonatal komplikasi serta penataan penanganan kasus komplikasi lebih lanjut dengan merujuk ke rumah sakit.
LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 45
Untuk kategori
tidak berhasil x ≤ 55 hanya ada 1 indikator yang capaian
kinerjanya termasuk dalam kategori ini , yakni: 1. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang mampu PONED sebesar 50
Kendala lambatnya penurunan AKI dan AKB antara lain karena adanya hambatan terhadap penyediaan dan akses pelayanan kegawatdaruratan obstetrik
dan neonatal. Pelayanan emergensi dasar merupakan keharusan bagi setiap tenaga kesehatan di pusat rujukan primer. Bila upaya emergensi dilakukakan
dengan benar dan cepat, maka komplikasi dapat dihindarkan dan tranfusi darah tidak diperlukan.
Target Dinkes Kab.Ogan Komering Ulu adalah terdapat empat Puskesmas rawat inap yang mampu PONED. Namun sampai ini hanya 2 Puskesmas PONED
yang aktif. Tidak tercapainya target tersebut karena adanya tim yang telah dilatih PONED pindah tugas ke instansi lain maupun belum memadainya
peralatan PONED di Puskesmas sehingga kasus emergensi dasar tetap dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan yang lebih tinggi. Yang termasuk Puskesmas
mampu PONED yaitu Puskesmas Peninjauan, Puskesmas Karya Mukti, Puskesmas Pengandonan dan Puskesmas Batumarta II. Pukesmas PONED yang
aktif adalah Puskesmas Peninjauan dan Puskesmas Batumarta II hal ini berbeda dengan data sebelumnya, dimana Puskesmas PONED yang aktif adalah
Puskesmas Pengandonan dan Batumarta II.Ketidak-aktifan Puskesmas Pengandonan sebagai Puskesmas PONED disebabkan karena ruangan pelayanan
PONED sedang direnovasi dalam waktu yang cukup lama hampir 2 tahun, banyak peralatan PONED yang sudah rusak dan tenaga kesehatan yang tidak
memenuhi spesifikasi teknis sebagai Puskesmas PONED. Jika dihitung persentase Puskesmas mampu PONED dengan jumlah seluruh
puskesmas perawatan. Maka persentase sebesar 33,33 akan tetapi jika dibandingkan dengan target satu Kabupaten harus memiliki empat Puskesmas
PONED maka persentasenya sebesar 50.
Sasaran : 2 Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan
Sasaran ini memiliki 3 tiga indikator kinerja dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 3.2 Matrik Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemerataan dan
Mutu Pelayanan Kesehatan
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1 2
3 4
5
Meningkatnya pemerataan
dan mutu pelayanan
kesehatan 1
Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi
90 22,22
24,69
2 RSUD yang tersertifikasi Rujukan nasional kelas B
20 10
50 3 Persentase Desa yang menca-
pai UCI Universal Child Imunization
95 95,5
100,53
LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 46
Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2016 terdapat perubahan sasaran strategis. Pada sasaran strategis kedua ini terdapat 3tiga indikator kinerja dengan 2 dua
indikator baru dan merupakan program nasional yang perlu didukung oleh Pemerintah Daerah hingga tahun 2020. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat terdapat 1 indikator
yang memiliki capaian kinerja dengan kategori sangat
berhasil x ≥ 85 dan 2
indikator yang termasuk kategori
tidak berhasil x ≤55 , dengan penjelasan sebagai
berikut : -1 indikator yang memiliki capaian kinerja dengan kategori
sangat berhasil x ≥ 85 1. Persentase Desa yang mencapai Universal Child ImunizationUCI 95
Desa yang mencapai Universal Child Immunization UCI Adalah Desakelurahan dimana 95 dari jumlah bayi yang ada didesa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar
lengkap dalam waktu satu tahun. Harapan untuk seluruh desa menjadi UCI menjadi prioritas program imunisasi guna
menekan angka kesakitan dan kematian bayi. Untuk tahun 2016 desa UCI masih sebesar 95,5, melebihi target nasional 95 sehingga perlu mempertahankan upaya
pelayanan imunisasi berupa sweepingterutama kedaerah-daerah sulittalang. Hal ini telah mendapatkan perhatian lanjut dengan peningkatan sarana prasarana berupa
transport box maupun vaccine carrier untuk pelayanan ke lapangan, bimbingan teknis dan pertemuan koordinasi tingkat puskesmas sehingga dapat memperbaiki capaian di
tahun berikutnya sesuai target yang ditentukan agar pencapaian kinerja dapat meningkat hingga 100,53 dengan kriteria sangat berhasil.
-2 indikator yang memiliki capaian kinerja dengan kategori tidak berhasil 1. Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 90
Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan nomor 71 tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, dipersyaratkan bagi pemberi pelayanan
kesehatan primer dalam hal ini Puskesmas memiliki kewajiban untuk mengikuti akreditasi penilaian dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan. Penilaian
Puskesmas meliputi beberapa aspek, diantaranya manajemen Puskesmas, sarana, prasarana, alat, sumber daya manusia, keuangan, obat dan mutu.
Dinas Kesehatan pada tahun 2015 telah menyusun RoadmapAkreditasi Puskesmas yang akan dilaksanakan mulai tahun 2016 hingga tahun 2019. Pada tahun 2016 telah
dilakukan akreditasi pada empat Puskesmas dengan hasil sebagai berikut :
Puskesmas Tanjung Agung memperoleh nilai dasar Puskesmas Kemalaraja memperoleh nilai madya
Puskesmas Lubuk Batang memperoleh nilai madya Puskesmas Penyandingan memperoleh nilai dasar.
Dari total 18 Puskesmas yang ada saat ini, baru empat Puskesmas di atas yang telah mengikuti akreditasi sehingga capaian kinerja untuk indikator Puskesma yang
tersertifikasi masih sangat rendah sebesar 24,69. Pada tahun 2017 telah dipersiapkan lima Puskesmas yang akan mengikuti akreditasi yaitu : Puskesmas
Pengaringan, Peninjauan, Karya Mukti, Mendingin dan Tanjung Lengkayap yang sudah menjalani proses pendampingan oleh Tim Akreditasi Dinas Kesehatan
Kab.OKU.
LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 47
2. Rumah Sakit Umum Daerah yang tersertifikasi akreditasi rujukan nasional kelas B 20