LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 42
- 6 indikator yang capaian kinerjanya yang termasuk kategori cukup berhasil  55
˂ x ≤ 85
1.  Bed Occupancy Rate BOR
BOR  adalah  prosentase  pemakaian  tempat  tidur  pada  satuan  waktu  tertentu indikator  ini  memberikan  gambaran  tinggi  rendahnya  tingkat  pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85 Depkes RI, 2005.Pada tahun 2016, persentase pemakaian  tempat tidur BOR
RS.  Dr  Ibnu  Sutowo  Kabupaten    Ogan  Komering  Ulu  adalah  70,  artinya berada  diatas  parameter  ideal  dari  BOR,  ini  menunjukkan  adanya  peningkatan
kasus  yang  memerlukan  perawatan  tenaga  medis.    Hal  ini  dapat  disebabkan karena  sarana  tempat  tidur  di  RS  Daerah  sudah  sangat  memadai  sebanyak  246
Tempat  Tidur  ,  hal  juga  dapat  dilihat  dari  realisasi  rasio  tempat  tidur  per penduduk  pada  tahun  2016  sebesar  1  TT  :  1.837  penduduk  standar  :  1  TT  :
1.500  penduduk  sehingga  RS  Dr  Ibnu  Sutowo  perlu  melakukan  peningkatan mutu  pelayanan  dan  memperketat  peranan
”Gate-keeper”  Puskesmas  dalam
menyaring  kasus  yang  perlu  dirujuk  ke  unit  pelayanan  yang  lebih  tinggi.  Jika dilihat  dari  pengukuran  capaian  kinerja,  indikator  BOR  masih  mencapai  70
dari target yang ditetapkan sebanyak 85 dengan nilai capaian kinerja sebesar 82,35.      Peningkatan  mutu  pelayanan,  pengembangan  sarana,  penambahan
prasarana maupun peralatan kesehatan perlu dilakukan sedini mungkin sebagai upaya  kompetitif  dengan  Rumah  Sakit  Swasta  dalam  rangka  menuju
pengembangan  RSUD  H.  Dr.  Ibnu  Sutowo  sebagai  rumah  sakit  rujukan regional.
2.  Average Lenght of Stay  av. LOS 6-8 hari yakni 4 hari
ALOS  atau  rata-rata  rawat  inap  adalah  rerata  lama  hari  dirawatnya  seorang pasien.  Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisien dan mutu pelayanan,
apabila  diterapkanpada  diagnose  tertentu  untuk  perwatan  lebih  lanjut.  Idealnya rata-rata  rawat  inap    antara  6-9  hari  kecuali  pada  penyakit  kronis.  Manfaat
perlunya  pengukuran  ALOS  yaitu  untuk  mengetahui  jumlah  hari  perhitungan, kapasitas tempat tidur terpakai, jumlah pasien keluar hidup + mati, jumlah hari
perawatan, efisiensirumah sakit dilihatdari output. Untuk  tahun  2016  ,  ALOS  kabupaten  Ogan  Komering  Ulu  memiliki  capaian
kinerja  indikator  sebesar  58,82    cukup  berhasil  ,  dimana  rata-rata  rawat inap  pada  tahun  2016  selama  4  hariyang  meliputi  rerata  lama  hari  dirawat  di
Rumah  Sakit  di  Kabupaten  Ogan  Komering  Ulu.  Jika  dibandingkan  dengan ideal  rata-rata rawat inap  6-9 hari maka pencapaian ALOS ini masih dibawah
ideal,  dan  juga  masih  dibawah  target  tahun  2016    6,8  hari.    Secara  umum, ALOS  mengalami  peningkatan  dibandingkan  capaian  kinerja  tahun  lalu  yang
mencapai 55,88.
3.  Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan 1 TT 1.500 penduduk
Jumlah  tempat  tidur  RSUG  Dr.  Ibnu  Sutowo  sebanyak  246  buah,  dan  jumlah tempat  tidur  di  Puskesmas  sebanyak  67  buah  sehingga  jumlah  seluruhnya  313
buah.  Jika  dibandingkan  dengan  target  rasio  tempat  tidur  persatuan  penduduk sebesar    1:1.500,  maka  jumlah  tempat  tidur  di  rumah  sakit  pemerintah  dan
puskesmas belum melampaui target rasio tersebut, yaitu 1:1.118 dengan capaian
LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 43
kinerja sebesar 74,53. Perlu penambahan sarana, prasarana maupun peralatan kesehatan  serta  peningkatan  Sumber  Daya  Manusia  khususnya  dokter  spesialis
bagi  RS  H.  Dr  Ibnu  Sutowo  selain  spesialis  bedah,  penyakit  dalam,  anak  dan kandungan  agar  pelayanan  yang  diberikan  lebih  maksimal  dan  memperkecil
jumlah  kasus  rujukan  ke  Provinsi  agar  rasio  pemanfaatan  tempat  tidur  Rumah Sakit lebih meningkat mendekati standar nasional.
4.  Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan  oleh  Bidan,  Dokter  dan  atau  Dokter  Spesialis  Kebidanan  baikyang
bekerja  di  fasilitas  pelayanan  kesehatan  Pemerintah  maupun  swasta  yang memiliki Surat Tanda Register STR.
Indikator  yang  digunakan  untuk  menggambarkan  keberhasilan  program pelayanan  kesehatan  ibu  atau  hasil  pelayanan  antenatal  adalah  cakupan  akses
ibu  hamil terhadap kesehatan yang diukur dengan K1 serta cakupan pelayanan kesehatan yang diukur dengan K4.
Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapat pelayanan ibu hamil sesuai standar dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :
a  Timbang berat badan dan ukur tinggi badan; b  Ukur tekanan darah;
c  Nilai status gizi Ukur Lingkar Lengan Atas  LILA; d  Ukur tinggi puncak Rahim fundus uteri;
e  Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin; f  Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid
TT bila diperlukan; g  Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
h  Tes  laboratorium  :  tes  kehamilan,  pemeriksaan  hemoglobin  darah  Hb, pemeriksaan golongan darah bila belum pernah dilakukan sebelumnya,
pemeriksaan  protein  urin  bila  ada  indikasi;  yang  pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan;
i  Penanganan kasus sesuai kewenangan; j  Temu wicara konseling
Dengan  indikator  K4  ini  dapat  diketahui  cakupan  pelayanan  antenatal  secara lengkap  dimana  indikator  ini  untuk  menggambarkan  tingkat  perlindungan  ibu
hamil  disuatu  wilayah    dan  menggambarkan  kemampuan  manajemen  ataupun kelangsungan program KIA.
Cakupan  K4  tahun  2016  di  Kab.  OKU  sebesar  77,77.  pencapaian  ini  masih lebih  rendah  dari  target  K4  tahun  2016  yaitu  sebesar  95.  Walaupun  belum
mencapai  target  2016  indikator  ini  telah  memiliki  capaian  kinerja  dengan kategori  berhasil  yaitu  81,79.    Perlu  dianalisis  penyebab  ibu  hamil  belum
berkunjung  untuk  pemeriksaan  K4,  apakah  persoalan  sosialisasi,  akses,  sudah memeriksa  sendiri  atau  tidak  mau  mendapat  pelayanan  skrining.    Dinas
Kesehatan  harus  memiliki  strategi  untuk  menjangkau  seluruh  ibu  hamil  agar seluruhnya memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar.
LKjIP Dinas Kesehatan Kab. Ogan Komering Ulu Tahun 2016 44
5.  Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani