ASET EKSPLORASI DAN EVALUASI lanjutan

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 Expressed in Rupiah, unless otherwise stated 41

15. PERPAJAKAN lanjutan

15. TAXATION continued

d. Pajak Penghasilan Badan lanjutan d. Corporate Income Tax continued 2013 2012 Penghasilan yang telah dikenakan pajak yang Income already bersifat final 239.245.004 17.827.706 subjected to final tax Penghapusan aset pajak tangguhan yang tidak Write-off of unrecoverable terpulikan - 113.238.688 deferred tax assets Pajak tangguhan yang tidak diakui 302.441.923 693.323.290 Unrecognized deferred tax Beban pajak penghasilan - Income tax expense - Perusahaan - 113.238.688 the Company Pajak final - Perusahaan 9.000.000 - Final tax - the Company Beban pajak penghasilan - Income tax expense - Entitas Anak 280.140.673 14.778.263.050 Subsidiaries Beban Pajak Penghasilan Consolidated Income Konsolidasian 289.140.673 14.891.501.738 Tax Expense Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal, untuk tahun 2010 dan seterusnya yaitu 25. Berdasarkan Undang-undang No. 36 Tahun 2008, wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto tahunan tidak melebihi Rp 50 milyar penjualan maksimum atau kurang berhak mendapat pengurangan tarif sebesar 50 dari tarif pajak standar yang dikenakan terhadap bagian penghasilan kena pajak sampai dengan penghasilan kena pajak maksimal sebesar Rp 4,8 milyar. In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” was revised for the fourth time with the issuance of Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate which, for fiscal years 2010 and onwards, is 25. Under Law No. 36 Year 2008, a domestic corporate taxpayer with an annual turnover of not more than Rp 50 billion maximum turnover is entitled to a 50 tax reduction on a portion of its taxable income up to a maximum taxable income of Rp 4.8 billion. Jika penghasilan kena pajak melebihi Rp 4,8 milyar namun peredaran bruto tahunan tidak melebihi Rp 50 milyar, maka bagian dari penghasilan kena pajak wajib pajak yang dikenakan pengurangan tarif pajak dihitung dengan mengkalikan antara penghasilan kena pajak dengan hasil pembagian antara penghasilan kena pajak maksimal sebesar Rp 4,8 milyar dengan jumlah peredaran bruto tahunan. If the taxable income exceeds Rp 4.8 billion but the annual turnover is not more than Rp 50 billion, the portion of the taxpayer’s taxable income that is subject to the reduced tax rate is computed by multiplying the taxable income by the percentage of the maximum taxable income of Rp 4.8 billion to the actual annual turnover sales. Pada bulan Juni 2013, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 462013 tentang “Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”, yang berlaku secara efektif pada tanggal 1 Juli 2013. Peraturan No. 46 menetapkan bahwa pajak final sebesar 1 dikenakan atas pendapatan kotor yang diperoleh atau diterima oleh wajib pajak yang tidak melebihi Rp 4,8 miliar. In June 2013, the Indonesian Government released Regulation No. 462013 Income Tax on Gross Revenue Earned or Received by Individual and Corporate Taxpayers“ which is effective July 1, 2013. The Regulation No. 46 stipulated that a 1 final tax is to be imposed on gross revenue earned or received by taxpayer that does not exceed Rp 4.8 billion.