Keaslian Penelitian Tinjauan Pustaka

membekali diri dengan kemampuan yang dapat bersaing dengan masyarakat internasional. c. Memberikan informasi kepada para pelaku usaha mengenai peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan ASEAN Economic Community AEC 2015.

E. Keaslian Penelitian

Skripsi dengan judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN FREE FLOW OF GOODS TERHADAP NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA ASEAN DALAM IMPLEMENTASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY AEC 2015 DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL DAN NASIONAL ” telah diperiksa melalui penelusuran kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sepengetahuan penulis belum pernah ditulis oleh siapapun di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Data yang digunakan guna melengkapi penulisan skripsi ini memanfaatkan informasi yang diperoleh dari literatur yang ada dan berbagai media, baik itu media cetak atau pun pengumpulan informasi melalui media elektronik.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan pengertian sebagai berikut : 1. Subjek Hukum dan Subjek Hukum Internasional Universitas Sumatera Utara Definisi mengenai subjek hukum menurut Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, S.H., M.Hum., yaitu : Subjek hukum adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan menggunakan hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Subjek hukum terdiri atas dua jenis, yaitu manusia biasa dan badan hukum. Dalam hal ini adalah warga Indonesia dan badanlembaga yang ada di wilayah Indonesia. 16 Beberapa definisi mengenai subjek hukum internasional menurut para ahli, yaitu : a. Mochtar Kusumaatmadja, subjek hukum internasional adalah pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Disamping itu, dalam arti yang lebih luas dan lebih luwes flexible pengertian subjek hukum internasional ini mencakup pula keadaan bahwa yang dimiliki itu hanya hak dan kewajiban yang terbatas. 17 b. Boer Mauna, subjek hukum internasional adalah semua pihak atau entitas yang dapat dibebani oleh hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional. Hak dan kewajiban tersebut berasal dari semua ketentuan baik yang bersifat formal ataupun non-formal dari perjanjian internasional ataupun dari kebiasaan internasional. 18 Subjek hukum internasional terdiri dari : 1 Negara 2 Takhta Suci Vatikan 3 Palang Merah Indonesia 16 Utang Rasyidin dan Dedi Supriyadi, Pengantar Hukum Indonesia, 2014, CV. Pustaka Setia, Bandung, hal. 137 17 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, op cit., hal. 97-98 18 Rochimudin, “Subjek-Subjek Hukum Internasional” dalam http:pkndisma.blogspot.co.id201301subyek-hukum-internasional.html , diakses pada tanggal 14 November 2015 Universitas Sumatera Utara 4 Organisasi Internasional 5 Individu 6 Belligerent 2. Organisasi dan Organisasi Internasional Beberapa pengertian organisasi menurut beberapa ahli, yaitu 19 : a. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. b. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. c. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. d. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan entity sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Beberapa pengertian organisasi internasional menurut beberapa ahli, yaitu 20 : a. D.W. Bowwet : “... dan tidak ada definisi organisasi internasional yang diterima secara umum. Pada umumnya bagaimanapun juga organisasi ini adalah organisasi permanen misalnya di bidang pos atau administrasi kereta api yang didirikan atas dasar perjanjian internasional, yang kebanyakan 19 https:id.wikipedia.orgwikiOrganisasi , diakses pada tanggal 14 November 2015 20 Hasnil Basri Siregar, Perkembangan Hukum Organisasi Internasional, 1998, Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, hal. 1-4 Universitas Sumatera Utara merpakan perjanjian multilateral dari padfa perjanjian bilateral dan dengan tujuan tertentu. b. Boer Mauna, organisasi internasional adalah suatu perhimpunan negara-negara yang merdeka dan berdaulat yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama melalui organ- organ dari perhimpunan itu sendiri. c. Rebecca M. M. Wallace, suatu organisasi internasional, untuk tujuan hukum internasional, adalah suatu satuan yang dikukuhkan dengan perjanjian yang memiliki negara-negara sebagai anggota-anggota utamanya. d. N. A. Maryan Green, organisasi internasional adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan suatu perjanjian, dimana tiga atau lebih negara menjadi peserta. e. J. Pareira Mandalangi, organisasi internasional adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan suatu perjanjian tertulis , yang dilakukan oleh sekurang-kurangnya tiga negarapemerintah-pemerintah, termasuk organisasi-organisasi internasional yang telah ada. Seperti yang dikemukakan Leroy Bennet, organisasi internasional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 21 : a. A permanent organization to carry on a continuing set of functions b. Voluntary membership of eligible parties c. Basic instrument stating goals,structure and methods of operation d. A broadly representative consultative conference organ e. Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research and information functions 21 Yulianingsih, W. dan Moch. Firdaus Sholihin, op.cit, hal. 2 Universitas Sumatera Utara Organisasi internasional dapat diklasifikasikan menurut kebutuhan atau menurut cara peninjauan organisasi tersebut, misalnya 22 : 1 Klasifikasi yang didasarkan pada organisasi internasional yang permanen dan tidak permanen, yakni bila klasifikasi diadakan berdasarkan waktu. 2 Klasifikasi yang didasarkan pada organisasi internasional publik public international organization dan organisasi internasional privat private international organization atau non-governmental organization NGO. 3 Klasifikasi yang didasarkan pada keanggotaannya: organisasi universal dan organisasi tertutup. 4 Organisasi internasional yang didasarkan pada sifat organisasi, misalnya organisasi supranasional. 5 Klasifikasi yang didasarkan pada fungsinya. 3. ASEAN Economic Community AEC 2015 ASEAN Economic Community merupakan kesepakatan yang dibuat oleh negara-negara Asia Tenggara yang memiliki tujuan untuk kerjasama yang lebih solid dan kuat. Dengan adanya kerjasama yang solid dan kuat, diharapkan dapat meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. ASEAN Economic Community tersebut merupakan salah satu bentuk dari Free Trade Area FTA dimana AEC akan berintegrasi lewat kerjasama ekonomi regional 22 Ibid, hal. 19-20 Universitas Sumatera Utara yang diharapkan mampu memberikan akses yang lebih mudah, tidak terkecuali perdagangan. 23

G. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia

9 87 153

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Peran ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Terhadap Kebijakan Liberalisasi Tenaga Kerja Indonesia (STUDI KASUS TENAGA KERJA INDONESIA DI MALAYSIA)

4 74 89

Pengaruh ASEAN Charter (Piagam ASEAN) terhadap Yurisdiksi Negara Anggotanya

3 80 108

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

4 105 139

Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan Free Flow Of Services Terhadap Tenaga Kerja Terampil Negara- Negara Anggota Asean Dalam Implementasi Asean Economic Community (Aec) 2015 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Ekonomi Internasional Dan Nasional

1 31 128

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21