Integrasi Perangkat Hukum Negara-Negara ASEAN terhadap Sektor-

81 BAB IV PENGATURAN HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA MENGENAI KEBIJAKAN FREE FLOW OF GOODS DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY AEC 2015

A. Integrasi Perangkat Hukum Negara-Negara ASEAN terhadap Sektor-

Sektor yang Fundamental dalam ASEAN Economic Community AEC 2015 Pertemuan ke-39 ASEAN Economic Ministers AEM pada tahun 2007 menjadi titik tolak sejarah integrasi Negara-Negara ASEAN dalam bidang ekonomi, dimana pada pertemuan tersebut disepakati suatu cetak biru pelaksanaan ASEAN Economic Community 2015 AEC Blueprint beserta jadwal strategis yang mencakup inisiatif-inisiatif baru serta roadmap yang jelas untuk mencapai pembentukan ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Pada hakikatnya, ASEAN Economic Community ditujukan untuk memperluas pasar dan meningkatkan kompetensi perdagangan dengan menghilangkan hambatan-hambatan yang berkaitan dengan ekonomi, perdagangan, dan industri antar Negara anggota ASEAN dengan mengintegrasikan berbagai aspek yang terkait dengan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil kedalam suatu pasar tunggal dan basis produksi tunggal. Namun, integrasi regional juga memiliki potensi risiko. Pertama, dapat menimbulkan kerugian kesejahteraan jika efek penciptaan perdagangan Universitas Sumatera Utara dibayangi oleh “efek pengalihan perdagangan”, yaitu jika penghapusan hambatan perdagangan di antara Negara-Negara anggota menyebabkan perdagangan lebih efisien dengan Negara-Negara non-anggota dibandingkan jika dialihkan ke Negara anggota yang kurang efisien. Kedua, akan menyebabkan “pengalihan efek investasi” dimana investasi sumber daya yang terbatas dialihkan ke pasar terpadu dengan skala yang lebih besar. Ketiga, ada ke khawatiran terhadap “efek mangkuk mie” “noodle bowl effect”, mengacu pada potensi masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari kurangnya koherensi antara perbedaan perjanjian yang tumpang tindih. 287 Fokus khusus pada pangan, pertanian dan kehutanan berkaitan dengan bagaimana mengembangkan sebuah sektor yang dipertimbangkan paling sensitif oleh anggota ASEAN. Karena hal ini akan diintegrasikan dalam sebuah pasar tunggal, Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN melihat bagaimana liberalisasi perdagangan di wilayah ini akan dilaksanakan, dan bagaimana standard-standard umum dikembangkan. Selain itu, kerja sama dan alih teknologi dengan bantuan organisasi-organisasi internasionalregional seperti Food and Agricultural OrganzationFAO dan sektor swasta juga menjadi perhatian ASEAN. Hal ini juga mengundang produsen pertanian melalui promosi dan berjaringan kerja sama pertanian. 288 Selain pasar tunggal, Komunitas Ekonomi ASEAN juga melihat sebuah kawasan ekonomi dengan semangat kompetisi yang tinggi, pembangunan ekonomi yang setara, dan integrasi penuh dalam ekonomi global. Pembangunan 287 http:lib.ui.ac.idfile?file=digital131618-T2027561-Dampak20kemajuan- Analisis.pdf , Hal. 77, diakses pada tanggal 16 Januari 2016 288 Ibid, Hal. 98 Universitas Sumatera Utara kawasan kompetitif ini akan dilakukan dengan membuat beberapa kebijakan bersama dan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Untuk itu, ASEAN akan menyelaraskan kebijakan-kebijakan kompetisi, perlindungan konsumen, hak kekayaan intelektual, pajak dan e-commerce. ASEAN akan mendirikan sebuah jaringan transportasi yang terintegrasi udara, laut, dan darat; mengembangkan sistem ICT yang dapat dihubungkan dan digunakan oleh semua Negara di kawasan ini; mencari proyek-proyek untuk jaringan listrik dan pipa gas yang terintegrasi; mempromosikan sektor penambangan; dan menarik sektor swasta untuk mendanai upaya-upaya tersebut. 289 Berkaitan dengan disepakatinya draft AEC Blueprint, pada pertemuan ke-39 AEM juga disepakati mengenai Roadmap for ASEAN integration of the Logistics Services Sector sebagai priotitas ke-12 untuk integrasi ASEAN dan menandatangani “Protocol to Amend Article 3 of the ASEAN Framework Amandment Agreement for the Integration of the Priority Sectors”. Dengan demikian, ke-12 Priority sectors dimaksud adalah agro-based products, air- travel, automotivr, e-ASEAN, electronics, fisheries, healthcare, rubber-based products, textiles apparels, tourism, wood-based products, logistics services. 290 Oleh sebab itu, penting bagi Negara-Negara anggota ASEAN untuk memiliki perangkat hukum baik nasional maupun berupa perjanjian bilateral atau multilateral yang konkret untuk menghadapi ASEAN Economic Community AEC 2015 sebagai suatu tindakan preventif untuk melindungi kepentingan 289 Loc.cit 290 www.kemlu.go.idDocumentsKerjasama20Ekonomi20ASEAN.doc , Hal. 3, diakses pada tanggal 16 Januari 2016. Universitas Sumatera Utara Negaranya apabila terjadi konflik dalam pelaksanaan ASEAN Economic Community AEC di kemudian hari. 291 Professor European University Institute, EUI President ad Interim Marise Cremona mengatakan potensi Negara di ASEAN dalam menerapkan integrasi hukum cukup besar. Salah satu faktornya hampir sebagian besar Negara di ASEAN seperti Singapura, Indonesia, Malaysia mempunyai isu yang sama yaitu masalah perubahan iklim, dan masalah ketenagakerjaan, 292 Marise menjelaskan, Negara-Negara di Eropa telah mengintegrasikan sistem hukum mereka. Jadi ketika mereka menghadapi permasalahan, maka Negara di Eropa saling membantu. Hal yang sama seharusnya terjadi antar Negara ASEAN. Dia mengatakan, salah satu keuntungan integrasi sistem hukum adalah sesama Negara ASEAN bisa membuat nota kesepahaman bersama terkait isu penting, sehingga Negara ASEAN saling mendukung menciptakan keharmonisan tidak hanya di sektor hukum, tetapi juga dalam sektor-sektor lain seperti ekonomi dan perdagangan. 293 Dalam kesempatan yang sama, Advokat, Konsultan Hukum dan Mediator Universitas Pelita Harapan Henry Panggabean menilai ide mempersatukan sistem hukum sesama Negara ASEAN cukup baik. Menurut dia, setiap Negara ASEAN mempunyai permasalahan hukum yang berbeda-beda. Contohnya Indonesia, masalah yang sering terjadi adalah narkoba dan korupsi. Adapun Thailand masalah terorisme. Jika Negara ASEAN ingin menerapkan 291 Diskusi Universitas Pelita Harapan ASEAN Through Integration Law di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin 297, dari http:www.beritasatu.comhukum128770-integrasi-hukum- asean-perlu-segera-terealisasi.html, diakses pada tanggal 16 Januari 2016 292 Ibid 293 Ibid Universitas Sumatera Utara integrasi hukum maka pekerjaan rumah yang pertama kali harus dilakukan adalah membereskan dahulu masalah di Negara masing-masing atau yang disebut dalam istilah hukum trend nasional. Jika trend nasional di Negara sudah beres, baru Pemerintah memikirkan untuk menerapkan integrasi hukum. 294 Indonesia adalah Negara paling besar di ASEAN, permasalahan hukum di Indonesia juga banyak tapi yang paling besar adalah masalah narkoba dan korupsi, dua hal itulah yang mesti dibereskan setelah itu baru kita pikirkan tentang konsep integrasi bidang hukum, Dia menjelaskan konsep integrasi hukum ini sangat baik untuk diterapkan. Menurutnya jika Indonesia tidak mempunyai metode hukum yang pas, maka bisa belajar dari Negara ASEAN lain. 295 Di samping itu, Executive Dean of the school Law, UPH John Riady menilai integritas hukum sesama Negara ASEAN harus segera dilakukan karena posisi Negara-Negara ASEAN di dunia internasional cukup besar apalagi dalam bidang hukum. Menurutnya Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Negara ASEAN lainnya harus segera membahas ide ini, dan diharapkan bisa diimplementasikan bersamaan dengan ASEAN Economic Community pada 2015. 296 Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa pembangunan komunitas ASEAN 2015 sedang dalam proses adaptasi dan transformasi. Aturan hukum sangat penting dalam membangun komunitas untuk menyatakan identitas Piagam ASEAN. “Dibutuhkan komitmen regional dan nasional dalam menyelesaikan masalah-masalah lintas batas melalui kerjasama 294 Ibid 295 Ibid 296 Ibid Universitas Sumatera Utara dan kolaborasi regional bahkan dalam masalah hukum. Misalnya polusi asap lintas batas, penyelundupan orang, lingkungan hidup, terorisme, dan keamanan, Kendalanya, harmonisasi hukum nasional Negara anggota ASEAN dengan hukum regional kami menemukan adanya ketegangan baik eksplisit maupun implisit untuk dapat diimplementasikan dalam kawasan. Kita perlu mengadopsi solusi politik dan cara sinergi pada hukum nasional dan konten regional” 297 Pieter Jan Kujiper, peneliti dari Universitas Amsterdam, menyarankan ASEAN perlu membuat perjanjian dan kesepakatan sebagai satu kesatuan atas nama organisasi internasional. Pasalnya, selama ini perjanjian-perjanjian di ASEAN dibuat oleh tiap anggota ASEAN secara individu. ASEAN harus sebagai sebuah pihak dalam perjanjian atau bersama-sama Negara anggota dalam membuat perjanjian. “Bila perjanjian dibuat secara eksternal oleh masing-masing Negara ASEAN akan dikhawatirkan akan memiliki konsekuensi hukum. Perlu agar sebuah kesepakatan di ASEAN dibuat secara bersama-sama sebagai satu kesatuan,” 298

B. Pengaturan Free Flow of Goods dalam ASEAN Economic Community

Dokumen yang terkait

Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia

9 87 153

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Peran ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Terhadap Kebijakan Liberalisasi Tenaga Kerja Indonesia (STUDI KASUS TENAGA KERJA INDONESIA DI MALAYSIA)

4 74 89

Pengaruh ASEAN Charter (Piagam ASEAN) terhadap Yurisdiksi Negara Anggotanya

3 80 108

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

4 105 139

Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan Free Flow Of Services Terhadap Tenaga Kerja Terampil Negara- Negara Anggota Asean Dalam Implementasi Asean Economic Community (Aec) 2015 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Ekonomi Internasional Dan Nasional

1 31 128

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21