123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah:
1. Kedudukan ASEAN dalam Hukum Internasional adalah sebagai sebuah
organisasi internasional yang didirikan melalui Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara Asia Tenggara yang diwakili
oleh menteri-menteri luar negerinya, yaitu Adam Malik Indonesia, Tun Abdul Razak Malaysia, Thanat Khomat Thailand, Rajaratnam
Singapura, dan Narcisco Ramos Filipina. Deklarasi Bangkok merupakan instrumen penting bagi ASEAN, karena dalam Preamble
Deklarasi Bangkok ini menegaskan keinginan masing-masing negara anggota untuk mendirikan suatu federasi yang kokoh untuk tindakan
bersama guna memajukan kerja sama regional, memperkuat stabilitas ekonomi, dan sosial serta memelihara keamanan dari campur tangan
pihak luar. Hal tersebut membuat Deklarasi Bangkok menjadi suatu instrumen yang mengikat negara-negara yang tergabung dalam ASEAN
karena dianggap sebagai sebuah keputusan atau resolusi. Sebagai suatu organisasi, ASEAN memiliki organ yang terdiri dari
negara-negara yang permanen berdasarkan hukum internasional sehingga dapat melaksanakan mekanisme organisasi. Struktur kelembagaan
Universitas Sumatera Utara
organisasi ASEAN juga memisahkan kekuasaan dan kewenangan masing-masing bagian struktur organisasi ASEAN sehingga tumpang
tindih dalam pelaksanaan ASEAN dapat terhindar dan berimplikasi pada berjalannya organisasi ASEAN secara mandiri dalam melakukan
hubungan dengan organisasi lain. 2.
ASEAN Economic Community sebagai integrasi negara-negara anggota ASEAN didirikan sebagai kelanjutan dari Agreement-Agreement yang
telah disepakati oleh negara-negara anggota ASEAN dalam ASEAN Summits sejak dibentuknya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
ASEAN Economic Community 2015 bertujuan untuk mengubah ASEAN menjadi suatu wilayah yang memiliki pergerakan barang, jasa, investasi,
tenaga kerja terampil, dan modal yang bebas. ASEAN Economic Community Blueprint sebagai dasar dari implementasi
ASEAN Economic Community AEC 2015 berfokus pada empat pilar, yakni pasar tunggal dan basis produksi, wilayah ekonomi yang
kompetitif, pembangunan ekonomi yang adil dan merata, dan integrasi kedalam ekonomi global. Pasar tunggal dan basis produksi menekankan
pada 5 sektor yakni alur barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal yang mana kebijakan-kebijakannya mencakup penghapusan
hambatan tarif dan non-tarif, integrasi kepabeanan, kualifikasi profesional, perlindungan investasi, dan ASEAN Single Window.
Kawasan ekonomi yang kompetitif beragenda pada pengaturan- pengaturan mengenai persaingan usaha, perlindungan konsumen, hak
Universitas Sumatera Utara
kekayaan intelektual, pembangunan infrastruktur, perpajakan dan E- ASEAN. Pembangunan ekonomi yang adil dan merata berfokus pada
Usaha Kecil dan Menengah Small or Medium-sized Enterprise dan Initiative for ASEAN Integration IAI. Serta membuat ASEAN sebagai
suatu segmen rantai pasokan global yang dinamis dan kuat agar ASEAN dapat berintegrasi ke dalam ekonomi global.
3. Arus bebas barang merupakan salah satu elemen utama AEC Blueprint
dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan kekuatan pasar tunggal dan berbasis produksi. Hal ini diatur dalam ATIGA
ASEAN Trade in Goods Agreement yang merupakan kodifikasi dari keseluruhan kesepakatan ASEAN dalam liberalisasi dan fasilitasi
perdagangan barang trade in goods yang disesuaikan dengan AEC Blueprint.
Dalam pengaturan nasional, regional, dan dunia hubungan-hubungan ekonomi transnasional acapkali dibedakan antara 5 lima kategori utama
transaksi-transaksi internasional, dimana salah satunya adalah pergerakan barang-barang secara lintas batas negara international movement of
goods. Pergerakan barang-barang secara lintas batas negara ini juga merupakan bentuk integrasi ekonomi regional yang merupakan salah satu
cakupan hukum ekonomi internasional. Kebijakan free flow of goods dalam ASEAN Economic Community AEC 2015 merupakan suatu
bentuk integrasi ekonomi regional ASEAN mengalami transformasi menjadi Economic Union dari yang sebelumnya yaitu ASEAN Free
Universitas Sumatera Utara
Trade Area. Mengingat diimplementasikannya ASEAN Economic Community AEC 2015 didasarkan pada ASEAN Charter dan AEC
Blueprint, maka pelaksanaan kebijakan free flow of goods dalam ASEAN Economic Community AEC 2015 memiliki dasar hukum yang kuat
sebagai integrasi ekonomi antar-negara anggota ASEAN. Disamping itu, Pemerintah melalui Menteri Perindustrian telah menyiapkan policy
paper tentang Peningkatan Daya Saing Menghadapi MEA 2015, serta menerbitkan bermacam peraturan seperti Inpres No. 52008 tentang
Fokus Program Ekonomi, Inpres No. 112011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN, Keppres No.
232012 tentang Susunan Keanggotaan Sekretariat Nasional ASEAN, Program pembangunan seperti MP3EI, Program Sistem Logistik
Nasional Sislognas Pembentukan Komite Nasional MEA 2015, Pembentukan UKP4 untuk memonitor langkah Pemerintah, Inpres No.
62014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional dalam Rangka Menghadapi MEA, serta Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2010
tentang pengesahan persetujuan ATIGA. Dengan diterbitkannya Inpres Nomor : 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru
Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen penuh untuk berperan dalam menyukseskan ASEAN Economic
Community AEC 2015.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran