Sejarah Terbentuknya ASEAN Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan Free Flow Of Goods Terhadap Negara-Negara Asia Tenggara (Asean) Dalam Implementasi Asean Economic Community (Aec) 2015 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Ekonomi Internasional Dan Nasional

A. Sejarah Terbentuknya ASEAN

Sejak zaman prasejarah, yaitu sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi, seluruh kawasan Asia Tenggara merupakan daerah penyebaran rumpun budaya dan bahasa Melayu-Austronesia, yang berasal dari sekitar Teluk Tonkin dan lembah Sungai Mekong. Kebudayaan dan bahasa Melayu-Austronesia ini merupakan dasar tata kehidupan dan pergaulan bangsa-bangsa di wilayah Asia Tenggara. 91 Baru sejak abad pertama Masehi, sebagian besar Asia Tenggara mendapat pengaruh dari luar. Berbagai kerajaan besar dan kecil telah lahir, bangun, berkembang dan kemudian jatuh kembali di kawasan ini. Hal ini disebabkan masuknya pengaruh dan peradaban dari luar seperti Hindu dan Budha yang dari India. 92 Hubungan internasional di Asia Tenggara sebelum kehadiran Negara- Negara kolonial Eropa ditandai dengan pergulatan perebutan kekuasaan antar- Negara yang ada di kawasan daratan maupun maritim Asia Tenggara. Di daratan Asia Tenggara, setidaknya ada empat Negara terkemuka yang menjadi aktor politik internasional pada saat itu, yakni: kerajaan Vietnam, Siam Thailand, Khmer Kamboja, dan Burma Myanmar. Keempat Negara inilah yang membentuk dinamika hubungan antar-Negara hingga kedatangan Negara-Negara kolonial Eropa. 93 91 Wiwin Yulianingsih dan Moch. Firdaus Sholihin, op.cit, hal. 158 92 Ibid, hal. 159 93 Bambang Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara : Teropong terhadap Dinamika, Realitas, dan Masa Depan, 2007, Pustaka Belajar, Yogyakarta, hal. 9 Universitas Sumatera Utara Adapun alasan bangsa-bangsa Barat menjajah Asia Tenggara adalah sebagai berikut 94 : a. letaknya yang sangat strategis untuk pelayaran dan perniagaan. b. kawasan Asia Tenggara memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah. c. wilayah ini mempunyai penduduk yang cukup banyak. Kekuasaan kolonial Eropa terhadap bangsa-bangsa Asia Tenggara terjadi sejak abad ke-17 dimana pemerintah kolonial Belanda menguasai daerah-daerah di Indonesia, diikuti oleh imperialis Inggris yang menguasai Malaysia, Singapura, Myanmar, dan Kalimantan Utara sepanjang abad ke-19, dan imperialis Prancis yang menguasai Filipina hingga akhir abad ke-19. Bahkan seluruh Indonesia dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1908. Pada waktu meletusnya Perang Dunia II, Jepang menyerang dan menduduki Pearl Harbor dan satu per satu Negara Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara jatuh ke tangan kekaisaran Jepang. 95 Hubungan internasional di Asia Tenggara setelah Perang Dunia II ditandai dengan terjadinya Perang Vietnam dan invasi Vietnam ke Kamboja serta upaya pembentukan organisasi regional yang merupakan pola berpikir modern pasca kemerdekaan dalam wujud perkembangan dan sekaligus penolakan terhadap tradisi primitif yang hanya menekankan peperangan sebagai cara membangun hubungan internasional di kawasan tersebut. Organisasi regional yang pertama kalinya dibentuk adalah SEATO Southeast Asia Treaty 94 Wiwin Yulianingsih dan Moch. Firdaus Sholihin, op.cit, hal. 159 95 Ibid, hal. 159-160 Universitas Sumatera Utara Organization yang dinilai merupakan upaya Amerika untuk membendung pengaruh komunis di kawasan Asia. Barulah pada tahun 1961, untuk pertama kalinya dibentuk suatu organisasi regional yang merupakan prakarsa Negara- Negara Asia Tenggara sepenuhnya yang bernama Association of Southeast Asia ASA yang beranggotakan Malaysia, Philipina, dan Thailand. Namun organisasi ini tidak bertahan lama, hal ini disebabkan oleh pecahnya konflik Philipina dan Malaysia atas status daerah Sabah yang diklaim sebagai bagian dari Philipina. Konflik ini mendorong terbentuknya Maphilindo Malaysia, Philipina, Indonesia. Namun seiring politik konfrontasi penentangan terhadap pembentukan Negara Malaysia yang dilancarkan oleh Soekarno pada waktu itu, fondasi Maphilindo juga hancur. Hal ini menyebabkan timbulnya anggapan bahwa Soekarno adalah presiden yang komunis. Sehingga berdampak pada makin memprihatinkannya perekonomian Indonesia pada waktu itu. 96 Kondisi tersebut, kontras dengan apa yang terjadi di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina yang tetap membina hubungan baik dengan Negara barat. Hal ini terlihat pada kebijakan Amerika di Vietnam Selatan yang didukung oleh Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand namun ditentang oleh Indonesia dibawah kepemimpinan Soekarno. Hal ini menyebabkan Indonesia ditempatkan pada posisi yang terisolasi. Hingga pasca kudeta PKI, Soeharto yang mengambil alih pemerintahan Soekarno menghentikan politik konfrontasi yang menyebabkan kembalinya kepercayaan Negara tetangga terhadap Indonesia dibawah kepemimpinan Soeharto. Hal ini serta merta membuka kembali peluang 96 Bambang Cipto, op.cit, hal. 11-12 Universitas Sumatera Utara kerjasama regional yang ditandai dengan berakhirnya konfrontasi Indonesia- Malaysia pada tahun 1966. 97 ASEAN berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 atas dasar kesepakatan lima menteri luar negeri Negara-Negara Asia Tenggara yakni Adam Malik Indonesia, Tun Abdul Razak Malaysia, Thanat Khoman Thailand, Rajaratnam Singapura, dan Narcisco Ramos Filipina. Kesepakatan ini dihasilkan melalui pertemuan yang diadakan di Bangkok pada tanggal 5-8 Agustus 1967. Adapun kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan ini dijadikan suatu pernyataan yang bernama Deklarasi Bangkok. Deklarasi Bangkok tersebut menjadi dasar terbentuknya sebuah organisasi kerja sama Negara-Negara Asia Tenggara yang dinamakan Association of Southeast Asian Nations ASEAN. 98 Deklarasi Bangkok merupakan instrumen penting bagi ASEAN, karena dalam Preamble Deklarasi menegaskan bahwa Negara-Negara anggota mempunyai keinginan untuk mendirikan suatu federasi yang kokoh untuk tindakan bersama guna memajukan kerja sama regional, memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial serta memelihara keamanan dari campur tangan pihak luar. 99

B. Latar dan Tujuan Dibentuknya ASEAN

Dokumen yang terkait

Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia

9 87 153

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Peran ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Terhadap Kebijakan Liberalisasi Tenaga Kerja Indonesia (STUDI KASUS TENAGA KERJA INDONESIA DI MALAYSIA)

4 74 89

Pengaruh ASEAN Charter (Piagam ASEAN) terhadap Yurisdiksi Negara Anggotanya

3 80 108

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

4 105 139

Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan Free Flow Of Services Terhadap Tenaga Kerja Terampil Negara- Negara Anggota Asean Dalam Implementasi Asean Economic Community (Aec) 2015 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Ekonomi Internasional Dan Nasional

1 31 128

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21