E. Bentuk-Bentuk Kesepakatan yang Diimplementasikan ASEAN
Economic Community AEC 2015
Dalam situasi persaingan ekonomi yang semakin tajam, ada kekhawatiran bahwa Asia Tenggara akan tertinggal jauh dari pesatnya
pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok RRT dan India. Gagasan membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN diharapkan bisa mengalirkan semangat
baru untuk berintegrasi ke dalam dan meningkatkan daya saing kawasan agar dapat merebut investasi asing.
174
Sejalan dengan aspek ekonomi dalam Visi ASEAN 2020, Komunitas Ekonomi ASEAN diharapkan menjadi suatu pasar tunggal dan basis produksi di
mana arus barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja terampil bisa bebas bergerak.
175
Komunitas Ekonomi ASEAN ini juga diharapkan dapat menciptakan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang kompetitif, berdaya saing tinggi, dan
terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
176
ASEAN Economic Community Blueprint yang disahkan dalam KTT ke- 13 pada bulan November 2007 di Singapura, terdiri atas empat pilar yang
berhubungan satu sama lain, yakni
177
: 1.
Pilar pertama yaitu pasar tunggal dan basis produksi Single Market and Production Base yang menekankan terciptanya suatu pasar
tunggal dan basis produksi melalui arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal yang bebas. Hal ini ditujukan untuk
174
CPF. Luhulima dkk, op.cit, Hal. 109-110
175
Ibid, Hal. 110
176
Bank Indonesia, op.cit, Hal. 37
177
The ASEAN Secretariat, ASEAN Economic Community 2015: Progress and Key Achievements, 2015, The ASEAN Secretariat, Jakarta. Hal. 5-6
Universitas Sumatera Utara
liberalisasi pasar yang memberikan kesempatan yang lebih besar kepada masyarakat ASEAN untuk melakukan perdagangan dan bisnis
didalam lingkup ASEAN dengan biaya yang diminimalisir serta menjadikan ASEAN sebagai suatu tujuan investasi yang menarik
bagi investor internasional maupun lokal. 2.
Pilar kedua yaitu wilayah ekonomi yang kompetitif Competitive Economic Region yang membantu menciptakan lingkungan yang
baik untuk bisnis serta mendukung inovasi-inovasi yang mungkin terjadi dalam implementasi ASEAN Economic Community ini. Hal ini
dapat dicapat melalui penerapan kerangka dasar, standar dan kerja sama yang melintasi banyak daerah, seperti sektor pertanian dan
pelayanan keuangan, serta dalam peraturan mengenai persaingan, hak kekayaan intelektual, dan perlindungan konsumen. AEC juga
mendukung peningkatan keterhubungan transportasi dan jaringan infrastruktur lainnya; dengan kata lain AEC memfasilitasi
transportasi lintas batas dan berandil dalam mengurangi biaya dalam melakukan bisnis, selain memberikan masyarakat ASEAN berikut
bisnis-bisnisnya dengan kesempatan yang lebih baik untuk bekerja sama. Sehingga perkembangan tersebut memberikan peluang untuk
memulai bisnis baru, memperluas basis pasar yang telah ada, mendorong ketersediaan barang dan jasa dalam wilayah ASEAN
serta menciptakan lapangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pilar ketiga yaitu pembangunan ekonomi yang adil dan merata
Equitable Economic Development berfokus pada tercapainya pertumbuhan dan pembangunan yang seimbang dan berkelanjutan.
Hal ini dapat tercapai melalui inisiatif kreatif yang mendorong UKM untuk berpartisipasi dalam ikatan perdagangan regional maupun
global, serta memfokuskan upaya untuk medorong kapabilitas Negara-Negara anggota baru ASEAN untuk memastikan integrasi
Negara-Negara tersebut secara efektif kedalam AEC. 4.
Pilar keempat yaitu integrasi ke dalam ekonomi global Integration into Global Economy menargetkan integrasi penuh ASEAN kedalam
ekonomi global. Hal ini ditempuh melalui pendekatan yang koheren terhadap hubungan perekonomian antara Negara-Negara anggota
ASEAN dengan Negara-Negara diluar ASEAN, termasuk melalui zona perdagangan bebas dan perjanjian kerjasama ekonomi yang
komprehensif, serta peningkatan partisipasi dalam jaringan pasokan global.
Keempat karakteristik tersebut termuat dalam cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN yang dihasilkan dari Pertemuan ke-38 ASEAN Economic
Ministers AEM di Kuala Lumpur, Malaysia pada Agustus 2006. Cetak biru KEA itu memiliki sasaran dan kerangka waktu yang jelas dalam
mengimplementasikan berbagai langkah serta fleksibilitas yang telah disepakati
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya guna mengakomodasi kepentingan seluruh Negara anggota ASEAN.
178
Pasar tunggal dan basis produksi ASEAN terdiri atas lima elemen inti, yaitu
179
: 1.
Free Flow of Goods Alur bebas barang; 2.
Free Flow of Services Alur bebas jasa; 3.
Free Flow of Investment Alur bebas investasi; 4.
Free Flow of Capital Alur bebas modal; and 5.
Free Flow of Skilled Labour Alur bebas tenaga terampil. Disamping itu, pasar tunggal dan basis produksi ASEAN juga terdiri atas
2 komponen yang penting, yakni sektor integrasi prioritas priority integration sectors, dan pangan, pertanian dan kehutanan food, agriculture, and forestry.
180
Alur bebas barang merupakan salah satu tujuan penting dalam implementasi pasar tunggal dan basis produksi ASEAN Economic Community
2015. Suatu pasar tunggal untuk barang dan jasa juga akan memfasilitasi pembangunan jaringan produksi regional dan meningkatkan kapasitas ASEAN
sebagai pusat produksi global atau sebagai bagian dari rantai pasokan global.
181
178
Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, 2012, Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Jakarta, Hal. 31
179
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 9.
180
Loc.cit
181
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 10: Free flow of goods is one of the
principal means by which the aims of a single market and production base can be achieved. A single market for goods and services will also facilitate the development of production networks
in the region and enhance ASEAN‟s capacity to serve as a global production centre or as a part of the global supply chain.
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang termasuk dalam jadwal strategis aliran bebas barang dalam skema ASEAN Economic Community adalah sebagai berikut
182
: 1.
Penghapusan hambatan tarif. Tarif terhadap semua barang-barang intra-ASEAN akan dihapuskan sesuai dengan jadwal dan komitmen
yang telah disepakati dalam perjanjian CEPT-AFTA serta perjanjianprotokol lainnya yang berkaitan.
183
2. Penghapusan hambatan non-tarif. Fokus utama ASEAN menuju 2015
akan dipusatkan pada penghapusan hambatan non-tarif Non-tariff Barriers secara penuh.
184
3. Rules of Origin ROO atau pengaturan asal. Menempatkan ROO
yang responsif terhadap proses produksi global sehingga dapat memfasilitasi perdagangan dan investasi antara Negara Anggota
ASEAN, menumbuhkan jaringan produksi regional, mendorong pengembangan UKM dan mempersempit kesenjangan pembangunan,
serta meningkatkan penerapan skema CEPT-AFTA.
185
4. Fasilitas perdagangan. Perdagangan dan bea masuk, proses, prosedur,
dan informasi terkait yang mudah, harmonis, dan terstandarisasi diperkirakan akan menurunkan biaya yang timbul atas transaksi di
182
Bank Indonesia, op.cit, Hal. 105
183
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 13: Elimination of Tariffs. Tariffs on
all intra-ASEAN goods will be eliminated in accordance with the schedules and commitments set out in the CEPT-AFTA Agreement and other relevant AgreementsProtocols.
184
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 14: Elimination of Non-Tariff
Barriers. ASEAN has achieved significant progress in tariff liberalisation. The main focus of ASEAN towards 2015 will be placed on the full elimination of nontariff barriers NTBs.
185
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 15: Rules of Origin ROO: Putting
in place ROO which are responsive to the dynamic changes in global production processes so as to: facilitate trade and investment among ASEAN Member Countries; promote a regional
production network; encourage development of SMEs and the narrowing of development gaps; and promote the increased usage of the AFTA CEPT Scheme.
Universitas Sumatera Utara
ASEAN yang mana akan meningkatkan daya saing ekspor dan memfasilitasi integrasi ASEAN menjadi sebuah pasar tunggal barang,
jasa, dan investasi dan basis produksi yang tunggal.
186
5. Integrasi kepabeanan. Implementasi ASEAN Economic Community
mengadopsi rencana strategis pembangunan bea cukai 2005-2010 the Strategic Plan of Customs Development dalam hal integrasi
kepabeanan AEC 2015.
187
6. ASEAN Single Window. Implementasi langkah-langkah untuk
menyederhanakan, harmonisasi, dan standarisasi perdagangan dan kepabeanan, proses, prosedur, dan penerapan teknologi, informasi,
dan komunikasi di semua bidang terkait untuk fasilitas perdagangan akan menjadi hal yang penting dalam suatu gagasan mutakhir dari
ASEAN Single Window.
188
7. Standar dan hambatan teknis perdagangan. Sistem standar, jaminan
yang berkualiatas, akreditasi, dan pengukuran merupakan hal-hal yang penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya
produksi imporekspor dalam wilayah ASEAN. Standar, pengaturan teknis dan prosedur kelayakan akan diselaraskan melalui ASEAN
186
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 16: Trade facilitation. Simple,
harmonised and standardised trade and customs, processes, procedures and related information flows are expected to reduce transaction costs in ASEAN which will enhance export
competitiveness and facilitate the integration of ASEAN into a single market for goods, services and investments and a single production base.
187
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 17: Customs Integration. In light of
the acceleration of AEC, the realisation of ASEAN Customs Vision 2020 is brought forward to 2015. In particular, the 2005-2010 Strategic Plan of Customs Development
188
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 18: ASEAN Single Window. The
implementation of measures of simplifying, harmonising and standardising trade and customs, processes, procedures and the application of ICT in all areas related to trade facilitation would be
paramount in the ultimate creation of an ASEAN Single Window.
Universitas Sumatera Utara
Policy Guideline on Standards and Conformance dengan transparansi yang lebih besar, peningkatan kualitas penilaian kelayakan, dan
partisipasi sektor swasta.
189
Aliran bebas sektor jasa merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan Komunitas Ekonomi ASEAN, yang didalamnya tidak ada hambatan
bagi para pemasok jasa ASEAN dalam penyediaan jasanya secara lintas Negara di kawasan ASEAN sesuai dengan pengaturan domestik di setiap Negara anggota
ASEAN. Liberalisasi sektor jasa dirundingkan dalam beberapa negosiasi, khususnya melalui Komite Koordinator Sektor Jasa Coordinating Committee on
Services. Perundingan sektor-sektor jasa tertentu seperti jasa keuangan dan transportasi udara dilaksanakan oleh kementerian terkait. Dalam proses
liberalisasi jasa, tidak diperkenankan adanya penarikan kembali komitmen dan kebebasan yang telah disepakati oleh seluruh Negara anggota ASEAN.
190
Dengan adanya alur bebas jasa, ASEAN juga bekerja keras dalam menentukan kualifikasi profesional dengan tujuan memfasilitasi pergerakan jasa-
jasa tersebut di lingkup kawasan ASEAN dengan menghilangkan batasan-batasan
189
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 19: Standards and Technical
Barriers to Trade. Systems of standards, quality assurance, accreditation, and measurement are crucial to promote greater efficiency and enhance cost effectiveness of production of intra-regional
importsexports. Standards, technical regulations and conformity assessment procedures will be harmonised through the implementation of the ASEAN Policy Guideline on Standards and
Conformance, with greater transparency, improved quality of conformity assessment and active participation of the private sector.
190
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 20: Free flow of trade in services is
one of the important elements in realising ASEAN Economic Community, where there will be substantially no restriction to ASEAN services suppliers in providing services and in establishing
companies across national borders within the region, subject to domestic regulations. Liberalisation of services has been carried out through rounds of negotiation mainly under the
Coordinating Committee on Services. Negotiation of some specific services sectors such as financial services and air transport are carried out by their respective Ministerial bodies. In
liberalising services, there should be no back-loading of commitments, and pre-agreed flexibility shall be accorded to all ASEAN Member Countries.
Universitas Sumatera Utara
dalam perdagangan jasa 5 sektor penting, yakni : transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan, turisme, dan logistik.
191
Suatu keadaan investasi bebas dan terbuka merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing ASEAN dalam hal menarik investasi asing langsung
maupun investasi intra-ASEAN. Arus masuk investasi baru dan reinvestasi yang berkelanjutan akan meningkatkan dan memastikan perkembangan ekonomi
ASEAN yang dinamis.
192
Untuk meningkatkan integrasi regional serta mempertahankan daerah investasi yang memiliki daya saing, maka perlu
diperhatikan hal-hal seperti : perlindungan investasi investment protection, fasilitas dan kerja sama facilitation and cooperation, promosi dan daya tarik
promotion and awareness, dan liberalisasi liberalisation.
193
Alur modal dalam ASEAN Economic Community AEC 2015 yang lebih bebas pada dasarnya memperhatikan keseimbangan antara pentingnya aliran
modal dan keperluan kebijakan kehati-hatian safeguard measures dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi gejolak yang berkaitan dengan lalu lintas
modal tersebut.
194
Kebijakan kehati-hatian safeguard measures didefinisikan sebagai suatu tindakan “darurat” sehubungan dengan peningkatan impor produk
191
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 21: In facilitating the free flow of
services by 2015, ASEAN is also working towards recognition of professional qualifications with a view to facilitate their movement within the region.
192
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 23: A free and open investment regime is key to enhancing ASEAN‟s competitiveness in attracting foreign direct investment FDI
as well as intra-ASEAN investment. Sustained inflows of new investments and reinvestments will promote and ensure dynamic development of ASEAN economies.
193
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 26-Article 30
194
Bank Indonesia, op.cit, Hal. 211
Universitas Sumatera Utara
tertentu, dimana impor tersebut akan atau telah mengancam cedera serius pada industri dalam negeri Negara anggota pengimpor.
195
Alur bebas tenaga terampil bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pekerja untuk dapat mengisi lowongan kerja yang
tersedia, keluar dan masuk dari satu wilayah ke wilayah Negara lain tanpa hambatan yang berarti.
196
Sebagai kawasan ekonomi berdaya-saing, implementasi ASEAN Economic Community AEC 2015 akan beragenda pada
197
: 1.
Pengaturan mengenai persaingan competition policy, dimana tujuan utama pengaturan mengenai persaingan ini adalah untuk mendorong
budaya persaingan yang sehat
198
; 2.
Perlindungan konsumen Consumer Protection. Langkah-langkah perlindungan konsumen sudah dikembangkan bersama dengan
langkah-langkah ekonomi yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan terkait perlindungan konsumen
199
; 3.
Hak kekayaan intelektual Intellectual Property Rights. Posisi Negara anggota ASEAN mayoritas adalah Negara berkembang,
meskipun Singapura memiliki ketertarikan cukup besar dalam perlindungan kekayaan intelektual pada sektor biomedis dan
195
https:www.wto.orgenglishtratop_esafeg_esafeg_info_e.htm , diakses pada tanggal
11 Maret 2016.
196
Ibid, Hal.243
197
Siow Yue Chia, The ASEAN Economic Community: Progress, Challenges, and Prospects, 2013, Asian Development Bank Institute, Tokyo, Hal. 22
198
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 41:
The main objective of the competition policy is to foster a culture of fair competition...
199
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 42: ... Consumer protection
measures are already being developed in tandem with the proposed economic measures to address the already emerging consumer protection.
Universitas Sumatera Utara
teknologi mutakhirnya, sedangkan Negara anggota ASEAN lainnya berfokus pada perlindungan budaya tradisional, obat-obatan, dan
tumbuhan. Pembangunan hak kekayaan intelektual penting untuk membangun ASEAN sebagai suatu kawasan ekonomi yang inovatif
dan kompetitif
200
; 4.
Pembangunan infrastruktur Infrastructure Development yang mencakup
201
: a.
Kerja sama transportasi transport cooperation; b.
Transportasi darat land transport; c.
Transportasi air dan udara maritime and air transport; d.
Infrastruktur informasi information infrastructure; e.
Kerja sama dalam bidang energi energy cooperation; f.
Kerja sama dalam bidang pertambangan mining cooperation; g.
Keuangan dalam proyek infrastruktur financing of infrastructure projects
5. Perpajakan Taxation yang beragenda pada penyelesaian jaringan
perjanjian bilateral dalam hal penghindaran pajak berganda diantara Negara-Negara anggota ASEAN
202
. 6.
Transaksi Elektronik e-Commerce yang beragenda pada pembuatan pengaturan dan infrastruktur yang legal untuk transaksi elektronik
dan memperbolehkan perdagangan barang online dalam cakupan
200
Siow Yue Chia, op.cit., Hal. 22
201
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 46-Article 57
202
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 58: Actions: i. Complete the
network of bilateral agreements on avoidance of double taxation among all Member Countries by 2010, to the extent possible.
Universitas Sumatera Utara
ASEAN melalui pelaksanaan e-ASEAN Framework Agreement serta didasarkan pada kerangka kerja yang umum
203
. Pembangunan ekonomi yang adil dan merata dalam cetak biru ASEAN
Economic Community AEC 2015 hanya berfokus pada 2 dua cakupan, yakni usaha kecil menengah Small or Medium-sized Enterprise yang bertujuan untuk
mempersempit kesenjangan pembangunan antara Negara-Negara anggota ASEAN, dan Initiative for ASEAN Integration IAI yang bertujuan untuk
mempersempit kesenjangan pembangunan antara ASEAN6 Indonesia, Singapore, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, dan Malaysia dan CLMV Kamboja,
Laos, Myanmar, dan Vietnam.
204
Dalam hal membuat bisnis di ASEAN agar dapat bersaing secara internasional, membuat ASEAN sebagai suatu segmen rantai pasokan global yang
dinamis dan kuat serta menjamin pasar dalam kawasan tetap menarik minat investasi asing, sangat penting bagi ASEAN untuk berintegrasi ke dalam ekonomi
global Integration into the Global Economy dengan 2 dua aksi, yaitu
205
: 1.
ASEAN harus mempertahankan “Sentralitas ASEAN” dalam hubungan ekonomi eksternal, termasuk negosiasi untuk perdagangan
bebas dan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif ; 2.
ASEAN juga harus meningkatkan partisipasi dalam jaringan pasokan global
203
ASEAN Economic Community Blueprint , Article 59:To lay the policy and legal
infrastructure for electronic commerce and enable on-line trade in goods e-commerce within ASEAN through the implementation of the e-ASEAN Framework Agreement and based on
common reference frameworks.
204
Siow Yue Chia, op.cit, Hal. 23
205
ASEAN Economic Community Blueprint, Article 64-Article 66
Universitas Sumatera Utara
81
BAB IV PENGATURAN HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL DAN HUKUM
NASIONAL INDONESIA MENGENAI KEBIJAKAN FREE FLOW OF GOODS DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY AEC 2015
A. Integrasi Perangkat Hukum Negara-Negara ASEAN terhadap Sektor-