Hasil pegamatan proses penyelesaian masalah melalui interaksi siswa dan siswa

2. Siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam pertemuan kali ini, sudah terlihat proses interaksi antara guru dan siswa maupun siswa dan siswa dan bekerja secara kelompok. 3. Guru memberi kesempatan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan caragagasannya sendiri, sehingga timbul variasi jawaban dari setiap siswa. Melalui pengumpulan ide-ide inilah siswa bisa merekontruksi gagasannya bila tidak cocok atau sebaliknya, sampai akhirnya menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok. 4. Guru tidak menyalahkan jawaban siswa secara langsung, tapi menghargai, sehingga membuat siswa tidak takut melakukan kesalahan. 5. Guru memiliki pemikiran yang fleksibel untuk mengerti dan menghargai pemikiran siswa serta tidak memaksakan jawabannya sehingga siswa tidak merasa takut untuk menunjukkanmengungkapkan idenya kepada guru. 6. Dalam pertemuan ketiga ini, siswa tidak berani menggungkapkan idenya kepada temannya hasil wawancara guru. Secara berlahan, guru mencoba alternatif lain agar siswa berani menjelaskan idenya kepada teman lainnya dengan memberikan kesempatan siswa maju ke depan menjelaskan idenya. 7. Minat adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik terhadap bidang tertentu dan senang mempelajarinya Winkel 1996: 188. Pembelajaran kali ini menunjukkan bahwa siswa merasa senang menurut hasil wawancara siswa.

6. Deskripsi Proses Pembelajaran pada SD yang Tidak Menerapkan PMRI pada Pertemuan Ketiga.

Pada awal pelajaran para siswa memberi salam dan situasi kelas diam, siswa di absen satu persatu oleh guru. Guru memulai pelajaran dengan membagikan buku paket. Di bawah ini adalah cuplikan proses pembelajaran pada SD yang tidak menerapkan PMRI sebagai berikut: 1. G : “Perhatikan contoh-contoh soal yang Bapak buat di papan tulis ini” [Guru memulai proses pembelajaran dengan memberi contoh Soal sebagai berikut: ...... 6 3 6 4   2. G : “Sekarang perhatikan caranya, Empat per enam di tambah tiga per enam berapa? “ [Guru menjelaskan sambil bertanya pada siswa.] 3. SS : “Siswa diam?” [siswa belum tahu maksudnya.] 4. G : “Perhatikan lagi, Bapak ulang.” [Guru menjelaskan pada siswa, bahwa pembilang empat dan penyebut enam ini di tambah pembilang tiga dan penyebut enam.] 5. G : “ Bagaimana, sudah jelas sekarang?” [Guru menanyakan pada siswa.] 6. SS : “Ya sudah Pak” [Siswa menjawab.] 7. G : “Kalau penyebut sudah sama, bisa langsung di tambahkan?” [Guru merperjelas pada siswa.] 8. G : “Jika 4 + 3 berapa? [guru bertanya pada siswa.] 9. SS : “Tujuh.” [Siswa menjawab dengan serempak.] 10. G : “ Ya sekarang Bapak tulis angka “ 7 “ sebagai berikut: 7 6 3 6 4   [Guru memberitahukan pada siswa.] 11. G : “penyebutnya berapa? [guru bertanya pada siswa] 12. SS : “Enam.” [Siswa menjawab semangat.] 13. G : “Ya sekarang Bapak tulis “ 6 “ sebagai berikut: 6 6 3 6 4   [Guru memberitahukan kepada siswa.] 14. SS: [Diam.] 15. G :”Ya sekarang hasilnya Bapak tulis.”[Guru menulis hasilnya di papan tulis 6 7 6 3 6 4   ] 16. SS: [Siswa memperhatikan kedepan ketika guru sedang menjelaskan.] 17. G : “Ayo cepat tulis?” [guru menyuruh siswa untuk menulis dibuku.] 18. SS : “Ya pak” [siswa menulis di buku 6 7 6 3 6 4   ] Proses pembelajaran diatas guru memberi contoh soal, dan cara penyelesaianya dipandu secara langsung. Dalam menyelesaikan contoh soal ada intraksi guru dan siswa, tidak ada intraksi antar siswa dan siswa, siswa bersifat pasif, hanya guru yang aktif Lihat No 1-18. Peneliti berwawancara dengan siswa selesai pembelajaran. ”Apakah kamu berani mengutarakan pendapatmu didepan kelas? Belum Pak. Mengapa? Tidak disuruh Pak.” Pada proses pembelajaran ini guru hanya menanamkan pemahaman intrumental pada siswa. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk memecahkan soal sendiri terlebih dahulu, sebelum guru memberikan jawabannya menurut hasil wawancara siswa. 19. G : “Sekarang perhatikan contoh soal yang lain.” [guru memberi contoh soal lagi pada siswa di papan tulis sebagai berikut: Soal .... 12 4 12 6   20. G : “Jika .... 12 4 12 6   berapa hasilnya?” [Guru bertanya pada siswa.] 21. SS : [Diam, siswa belum mengerti.] 22. G : “Sekarang kalau 6 + 4 berapa? [guru bertanya pada siswa.] 23. SS : “Sepuluh” [Siswa menjawab serempak.] 24. G : “Bapak tulis angka “ 10 “ jadi dapat ditulis 10 12 4 12 6   [Guru memberitahukan pada siswa] 25. SS : [Siswa memperhatikan Guru, menuliskan hasilnya di papan tulis.] 26. G : “Penyebutnya berapa?” [guru bertanya pada siswa] 27. SS : “Dua Belas.” [Siswa menjawab serempak.] 28. G : “Ya jadi angka “12” dapat di tulis 12 10 12 4 12 6   [Guru memberitahukan pada siswa cara menulisnya.] 29. SS: [Diam, memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di papan tulis.] 30. G : “Ayo coba disalin” [Guru menyuruh siswa untuk menulis dibuku.] 31. SS : “Ya pak” [lalu siswa menulisnya 12 10 12 4 12 6   ] 32. G : “Siapa yang belum jelas” [Guru bertanya pada siswa.] 33. SS :” Sudah jelas Pak.” [Siswa menjawab serempak.] Diskusi tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di atas, guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya secara mekanistik. Dalam menyelesaikan contoh soal tidak terjadi interaksi antara guru dan siswa, sementara interaksi antara siswa dan siswa tidak ada. Siswa bersifat pasif, sementara guru sangat aktif Lihat No. 19-33. Guru hanya menanamkan pemahaman intrumental pada siswa dan tidak bermakna. Guru tidak memberikan siswa memecahkan soal terlebih dahulu sebelum jawabannya diberikan. 34. G : “Kita lanjutkan kembali contoh yang lain sebagai berikut: .... 12 4 4 3   [Guru memberitahukan pada siswa.] 35. G : “Bagimana, ada yang bisa?” [guru bertanya pada siswa.] 36. S : “Bisa Pak.” [siswa menjawab secara serempak.] 37. G : “Coba kamu sebutkan ” [Guru meminta siswa untuk menyebutkan jawabannya.] 38. S : 12 7 tujuh perdua belas pak” [jawaban siswa.] 39. G : “Ada jawaban yang lain” [guru bertanya pada siswa.] 40. SS : [Diam, karena tidak ada jawaban yang lain.] 41. G : “ Samakan dulu penyebutnya 4 3 ?” [guru menulis langsung di papan tulis.] 42. SS: [Diam, memperhatikan guru sedang menjelaskan di papan tulis.] 43. G : [Supaya penyebut menjadi sama yaitu 12 maka 4 3 penyebut dan pembilang harus sama-sama dikalikan 3 yaitu 4 x 3 = 12 dan pembilang juga harus di kalikan 3 x 3 = 9.]