Setelah semua siswa selesai menjawab, guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil jawaban di papan tulis dan hanya beberapa siswa
ikut terlibat sementara siswa lainnya hanya melihat atau meniru jawabannya.
Dapat dikatakan, pembelajaran pada SD yang tidak menerapkan PMRI ini guru hanya mentrasfer pengetahuannya kepada siswa tanpa
siswa diberi kesempatan mengkontruksi pengetahuan sendiri.
C. Hasil Penelitian Pada SD PMRI dan Non PMRI
Di SD PMRI Di SD Non-PMRI
Pertemuan pertama
a. Keatifan guru,
siswa dan intraksi siswa
1. Guru membagi
kelas menjadi
beberapa kelompok
2. Guru berusaha
menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan 3. Guru
berusaha memfasilitasi
siswa belajar.
4. Siswa aktif belajar dalam bentuk kelompok.
5. Siswa aktif memjawab pertanyaan guru.
6. Guru mendorong intraksi dan
kerjasama siswa
a. Keatifan guru, siswa dan intraksi siswa.
1. Guru memberi contoh soal dari buku paket.
2. Guru tidak menciptakan suasana
kelas yang
menyenangkan. 3. Metode
pembelajaran yang di gunakan tidak
bervariasimonoton. 4. Guru aktif mentrasfer
pengetahuan pada
siswa,siswa bersifat
pasif. 5. Guru
tidak sabar
menungu jawaban siswa cendrung meberi tahu
dalam kelompok. 7. Interaksi hanya satu arah
guru dan siswa. 8. Tidak ada interaksi antara
siswa dan siswa.
b. Minat siswa
1. Siswa senang
dan bersemangat.
2. Siswa tidak
takut menunjukkan pekerjaanya.
c. Proses penyelesaian
masalah
1. siswa aktif
dan bersungguh-sungguh
mengerjakan soal tanpa harus
diberitahu cara
peyelesaiannya terlebih
dahulu. 2. Memberikan kesempatan
siswa memecahkan
masalah dengan
pikirannya masing-
masing. 3. Siswa menyelesaikan
masalah hanya dengan satu cara
jawaban siswa. 6. Guru tidak mendorong
interaksi antara siswa. 7. Komunikasi
terjadi hanya satu arah, yaitu
dari guru ke siswa. 8. Tidak
ada interaksi
antara siswa dan siswa.
b. Minat siswa
1. Siswa tidak
senang belajar matematika
2. Siswa takut
menunjukkan pekerjaanya.
c. Proses penyelesaian
masalah
1. Tidak ada siswa yang berdiskusi
dengan teman.
2. Tidak ada siswa yang mengerjakan
soal dengan
melihat temannya.
3. Siswa menyelesaikan
soal hanya dengan satu cara.
Pertemuan kedua
a. Keatifan guru, siswa dan intraksi siswa
1. Guru membagi
kelas menjadi
beberapa kelompok
a. Keatifan guru, siswa dan intraksi siswa
1. Proses pembelajaran
guru tidak menggunakan alat peraga.
2. Guru menyajikan
soal kontekstual
pada awal
pembelajaran. 3. Guru
berusaha memfasilitasi
siswa belajar.
4. Siswa aktif memanipulasi alat
peraga dengan
kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah
yang diminta guru. 5. Siswa
aktif menjawab
pertanyaan guru
dan belum
menjelaskan di
papan tulis. 6. Guru mendorong interaksi
dan kerjasama
siswa dalam kelompok.
7. Siswa saling berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah.
8. Terjadi interaksi dari guru kesiswa.
9. Tidak ada interaksi antara siswa dan siswa.
b. Minat siswa
1. Siswa senang
dan bersemangat.
2. Siswa tidak merasa bosan belajar matematika.
3. Siswa merasa
tertarik belajar matematika karena
siswa diberi ke bebas menyelesaikan
masalahnya sendiri. 2. Guru
aktif memberi
contoh soal di ambil dari buku paket.
3. Guru aktif mentransfer pengetahuan pada siswa.
4. Dalam membibing
siswa, guru tidak sabar menunggu jawaban dan
memberitahu jawaban.
5. Guru tidak mendorong interaksi antar siswa.
6. Interaksi hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa.
7. Atidak ada
interaksi antara siswa dan siswa.
8. Siswa menerima
pengetahuan secara
pasif.
b. Minat siswa 1. Siswa tidak bersemangat
belajaran matematika. 2. Siswa
malu bertanya
ketika mengalami
kesulitan. 3. Guru kurang memberi
motivasi dalam belajar matematika.
4. Siswa cepat
merasa bosan
belajar matematika.
c. Proses penyelesaian
masalah
1. Tidak ada
yang berdiskusi
dalam