Hasil pengamatan proses penyelesaian masalah matematika antara siswa dan siswa

Dari hasil refleksi tentang deskripsi proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan hasil tabel pengamatanobservasi pembelajaran serta wawancara dengan guru maupun siswa di SD yang tidak menerapkan PMRI dapat disimpulkan: 1. Peran guru sangat dominan dalam pembelajaran. 2. Komunikasi yang terjadi hanya dari guru ke siswa. Tidak ada interaksi antara siswa. 3. Pemahaman yang ditanamkan oleh guru kepada siswa hanya pemahaman intromental, di mana siswa tahu cara mengerjakan soal tetapi tidak tahu maknanya. 4. Guru tidak menggunakan masalah kontekstual, hanya mengambilmembuat soal yang serupa dengan yang ada pada buku paket. 5. Guru tidak sabar menunggu jawaban siswa dan cenderung memberitahu jawaban. 6. Guru kurang memotivasi dan menghargai jawaban siswa. 7. Guru lebih mementingkan hasil akhir daripada proses. 8. Hanya sebagian kecil siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru. 9. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya sehingga tidak tampak ada siswa yang bertanya. Pembelajaran hanya di mulai dengan contoh soal yang diambil buku paket. Ini membuat sebagian besar siswa malas atau enggan untuk belajar matematika karena siswa merasa bosan, sehingga minat siswa untuk belajar masih berkurang. Siswa jadi malas mengerjakan soal dan takut untuk bertanya sehingga ia lebih cenderung bermainbercanda dengan temannya daripada memperhatikan apa yang dikatakan oleh guru. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa kurang, interaksi siswa dan siswa tidak ada, minat siswa pada pembelajaran kurang baik, dan dalam proses menyelesaikan masalah matematika hanya satu cara.

3. Deskripsi Proses Pembelajaran pada SD yang Menerapkan PMRI pada Pertemuan Kedua

Saat akan memulai pembelajaran guru mengadakan doa bersama dipimpin ketua kelas. Siswa memberi salam dan situasi kelas ramai. Siswa tidak membuat kelompok, tetapi menyiapkan buku mereka dan guru hanya berdiri di depan kelas sambil memperhatikan mereka. Guru memulai pelajaran dengan memperlihatkan alat peraga yang terbuat dari kertas karton yang di potong-potong berbentuk empat persegi yang diletakkan di atas meja. Siswa lalu menghitungnya sambil menjejer di atas meja. Setelah dihitung, jumlahnya ada sepuluh petak. Gambar itu terlihat sebagai berikut: 1. G : “Perhatikan kertas yang Bapak pegang Bapak jejer di atas meja dan hitunglah ada berapa petak semuanya?” [Guru memerintahkan siswa untuk menghitung petak dalam kertas tersebut.] 1. SS : “Sepuluh” [Seluruh siswa menjawab secara serempak.] 2. G : “Ya, benar ada sepuluh.” [Guru memegang kertas lalu menempelkan di papan tulis sebagai berikut: Sehingga dapat ditulis dalam bentuk pecahan sebagai berikut 1 10 10  ] 3. G : “Coba siapa yang berani ke depan untuk menggunting kertas tersebut, silahkan mau digunting menjadi berapa” [Guru menyuruh siswa.] 4. S 1 : “Saya, Pak.” [Siswa maju ke depan menempel kertas itu di papan tulis dan mengguntingnya sebagai berikut:] 5. G : “Bagaimana cara menuliskan bilangan pecahan dari hasil guntingan temanmu itu? “ [Guru bertanya pada siswa.] 6. S 1 : “Begini, Pak.” [Siswa menulis sebagai berikut: 10 7 10 3 ] 7. G : “Sekarang bagaimana caranya menulis pengurangan dalam bentuk pecahan?” [Guru bertanya pada siswa.] 8. S 1 : “E….” [Siswa terdiam, tidak bisa menuliskan.] 9. G : “Siapa dapat menuliskan pengurangan dalam bentuk bilangan pecahan dari gambar tersebut?” [Guru meminta pada siswa lain.] 10. SL : “Saya, Pak.” [Siswa lain maju ke depan untuk menulis di papan tulis sebagai berikut: 1- 10 7 = 10 10 - 10 7 = 10 3 atau 1 - 10 3 = 10 10 - 10 3 = 10 7 ] 11. G : “Dari mana angka satu?” [Guru bertanya pada siswa yang telah maju ke depan tersebut mengenai angka satu.] 12. SL : “Dari 10 10 , Pak.” [Siswa menjawab sambil menunjuk 1 10 10  yang ada di papan tulis.] 13. G : “Apa masih ada yang belum jelas?” [Guru bertanya kepada semua siswa.] 14. SS : “Tidak ada, Pak” [Siswa menjawab serempak.] 15. G : “Baiklah, mari kita lanjutkan.” [Guru menggunakan alat peraga lain yang terbuat dari kertas karton berbentuk lingkaran, jari-jari lingkaran ada 12 bagian, diletakkan di atas meja, kemudian siswa menghitungnya sambil melihat lingkaran. Gambar di atas ini dapat ditulis 1 =  12 12 16. G : “Coba kalian gunting bagian dari kertas ini, terserah kalian” [Guru menyuruh siswa maju ke depan untuk menggunting kertas yang berupa lingkaran tersebut.] 17. S 2 : “Saya, Pak.” [S 2 maju ke depan menggunting kertas menjadi beberapa bagian dan menempelnya di papan tulis sebagai berikut:] 12 9 12 3 18. G : “Sekarang tuliskan dalam bentuk bilangan pecahan” [Setelah selesai menempelkan, guru menyuruh S 2 menuliskannya dalam bentuk bilangan pecahan dari gambar yang ditempelnya.] 19. S 2 : “Ya, Pak.” [Siswa S 2 menulis di papan tulis sebagai berikut: 1 - 12 9 = 12 12 - 12 9 = 12 3 atau 1 - 12 3 = 12 12 - 12 3 = 12 9 ] 20. G : “Apa ada jawaban yang lain?” [Guru bertanya kepada siswa lain.]