4.3.5 Pengaruh Efektivitas Pengawasan terhadap Fraudulent Financial Reporting
Berdasarkan hasil uji-t, diketahui bahwa efektivitas pengawasan yang diproksikan dengan jumlah dewan komisaris independen memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent financial reporting.
Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,122, dan nilai koefisien sebesar 1,551 menunjukkan bahwa
efektivitas memiliki pengaruh yang positif terhadap fraudulent financial reporting.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis efektivitas pengawasan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat risiko fraudulent financial
reporting ditolak.
Menurut Hanum 2014 efektivitas pengawasan yang diukur dengan proksi bdout tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting menunjukkan menurunnya fungsi dari komisaris independen.
Dengan adanya penurunan fungsi dari komisaris independen dapat menjadi bahan pembelajaran oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan
kinerja dan fungsi dari dewan komisaris independen agar lebih meningkatkan kepercayaan para stakeholderdan mengurangi tingkat risiko
kecurangan pada laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Norbarani 2012 dan Hanum 2014,
dimana keefektivan pengawasan oleh dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent
financial reporting.
Universitas Sumatera Utara
4.3.6 Pengaruh Rasionalisasi terhadap Fraudulent Financial Reporting
Hasil uji-t menunjukkan bahwa rasionalisasi yang diukur dengan rasio total akrual dibagi total aset memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,465 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel rasionalisasi tidak signifikan terhadap fraudulent financial reporting.Nilai koefisien sebesar -
0,732 menunjukkan bahwa rasionalisasi memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat risiko fraudulent financial reporting.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanum 2012. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan kebijakan
manajemen discretion tidak tinggi atau motif untuk melakukan manajemen laba adalah rendah. Variabel rasionalisasi termasuk dalam
pilar ketiga dalam fraud triangle. Menurut Skousen at al. 2009 pilar ketiga ini merupakan unsur yang paling sulit untuk mengindikasikan
pengukurannya karena rasionalisasi merupakan sikap pembenaran yang dilakukan oleh manajemen, karyawan ataupun dewan komisaris.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan manufaktur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fraudulent financial reporting dalam
perspektif fraud triangle diambil kesimpulan bahwa: 1.
Stabilitas keuangan yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting dalam laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI. 2.
Tekanan eksternal yang diproksikan dengan rasio leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial
reporting dalam laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI. 3.
Stabilitas keuangan yang diproksikan dengan ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting dalam
laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
4. Kondisi industri yang diproksikan dengan rasio total piutang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial reporting
dalam laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
Universitas Sumatera Utara