BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif kausal dimana peneliti akan mencoba membuktikan adanya pengaruh antara variabel independen
dan dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fraudulent financial reporting dalam perspektif fraud triangle.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-
2014. Data diambil dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.Untuk jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal penelitian
Kegiatan September15
Oktober15 Januari16
Februari16 Maret16
April16 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 Pengajuan
Judul Penyetujuan
Judul Penulisan
Proposal Bimbingan
Proposal Penyelesaian
Proposal Seminar
Proposal Bimbingan
Skripsi Ujian
Komprehensif Sidang Skripsi
Universitas Sumatera Utara
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan agar penelitian dan pembahasannya lebih terarah, sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun
ruang lingkup penelitiannya adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fraudulent financialreporting dalam perspektif fraud
triangle pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah menjelaskan karakter dari obyek ke dalam elemen yang dapat diobservasi sehingga suatu konsep dapat diukur di dalam
penelitian Erlina, 2011:48. Definisi operasional bertujuan untuk memberikan definisi yang jelas akan variable myang dipakai di dalam penelitian, sehingga
dengan definisi yang jelas akan variable yang dipakai dalam penelitian, sehingga dengan definisi yang jelas suatu variable akan dapat diukur dengan logika empiris.
Untuk menguji penelitian ini digunakan variabel independen dan variabel dependen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variable terikat merupakan variable yang tidak bebas, dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas, dan
merupakan konsekuensi dari variabel independen Erlina, 2011:36. Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah fraudulent
financialreporting.Fraudulent financial reporting sering kali diawali
dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang
Universitas Sumatera Utara
dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang
menyesatkan secara material Rezaee, 2002. Oleh karena itu, manajemen laba dipilih sebagai proksi fraudulent financial reporting dalam penelitian
ini. Manajemen labamuncul karena adanya kesempatan bagi
manajemen perusahaan untuk memilih metode akuntansi tertentu sehingga dapat memanipulasi laba perusahaan yang akhirnya
mendatangkankeuntungan bagi dirinya. Dalam pelaksanaannya, Standar Akuntansi Keuangan memperbolehkan manajer untuk memilih kebijakan
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, salah satunya dengan dengan berbasis akuntansi akrual. FASB 1978dalam Andayani 2010
menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi akrual memberikan keunggulan karena informasi laba perusahaan dan
pengukuran komponennya mempunyai indikasi yang lebih baik dibandingkan informasi yang dihasilkan dari akuntansi berbasis kas.
Dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan untuk
menghasilkan jumlah laba yang diinginkan Halim et al., 2005. Jumlah akrual yang tercermin dalam penghitungan laba terdiri dari discretionary
accruals dan nondiscretionaryaccruals. Nondiscretionary accruals
merupakan komponen akrual yang terjadiseiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Discretionary accruals merupakan komponen akrual
yang berasal dari manajemen laba yang dilakukan manajer.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen laba DACC dapat diukur melalui discretionary accrual
yang dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals TACC dan nondiscretionary accruals NDACC. Discretionary accruals
DACCmerupakan tingkat akrual yang tidak normal yang berasal dari kebijakan manajemen untuk melakukan rekayasa terhadap laba sesuai
dengan yang mereka inginkan. Dalam menghitung DACC, digunakan Modified Jones Model
. ModelModified Jones yang merupakan perkembangan dari model Jones dapat mendeteksimanajemen laba lebih
baik dibandingkan dengan model-model lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow et al. 1995 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007.
Model perhitungan sebagai berikut: TAC it = Niit – CFOit ……………………………………,……………..1
Dimana, TAC it = Total akrual
Niit = Laba Bersih
CFOit = Arus kas Operasi Nilai total accrual TAC diestimasi dengan persaman regresi OLS
sebagai berikut: TACitAit-1 =
β11Ait-1+β2ΔRevtAit-1+β3PPEtAit-1+e............ 2
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, nilai non discretionary accrual
NDA dapat dihitung dengan rumus :
NDAit = β11Ait-1+β2ΔRevtAit-1-ΔRectAit-1+β3PPEtAit-1…...... 3
Selanjutnya discretionary accrual DA dapat dihitung sebagai berikut:
DAit = TACitAit-NDAit ........................................................................ 4 Dimana:
Dait = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
Universitas Sumatera Utara
TACit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
Niit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
Δrevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
Δrect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t
E = error
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau penyebab variasi bagi variabel
dependen Erlina, 2011:37. Variabel independen dari penelitian ini merupakan variabel yang dikembangkan dari ketiga komponen fraud
triangle. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
stabilitas keuangan yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset ACHANGE,tekanan eksternalyang diproksikan dengan rasio leverage
LEV,kepemilikan manajerialyang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham olehorang dalam OSHIP, target keuangan yang diproksikan
dengan Return On AssetROA, kondisi industry yang diproksikan dengan rasio total piutang RECEIVABLE,efektivitas pengawasan yang
diproksikan dengan rasio komisaris independen BDOUT, dan rasionalisasi yang diproksikan dengan rasio total akrual TATA.
3.4.2.1 Stabilitas Keuangan
Stabilitas keuanganmerupakan keadaan yang menggambarkankondisikeuangan perusahaan dalam kondisi stabil.
Universitas Sumatera Utara
Ketika stabilitas keuangan dalam kondisi terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara untuk membuat
stabilitas keuangan terlihat baik. Penilaian mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan
asetnya. FASB 1980 dalam Ghozali dan Chariri 2007 mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa
lalu. Total aset menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Total aset meliputi aset lancar dan aset tidak lancar.
Stabilitas keuangan diproksikan dengan ACHANGE yang merupakan rasioperubahan aset yang dihitung dengan rumus:
ACHANGE = Total Aset
t
– Total Aset
t-1
Total Aset
t
3.4.2.2 Tekanan Eksternal
Tekanan eksternal merupakan tekanan yang berlebihan bagimanajemenuntuk memenuhi persyaratan atau harapan dari
pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal
agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal Skousen et al., 2009.Kebutuhan
pembiayaan eksternal terkait kas yang dihasilkan pembiayaan melalui hutang Skousen, 2009. Oleh karena itu tekanan eksternal
Universitas Sumatera Utara
pada penelitian ini diproksikan dengan rasio leverage LEV. Rasio leverage dihitung dengan:
LEV = Kewajiban Total Aset 3.4.2.3 Target Keuangan
Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan seringkali mematok besaran tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha
yang dilakukan oleh perusahaan, kondisi tersebut disebut dengan target keuangan. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba
yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dilakukan adalah ROA. Perbandingan laba tehadap jumlah aktiva ROA adalah
ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja Skousen et al.,
2009. ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan
dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain. Oleh karena itu, ROA dijadikan sebagai proksi untuk variabel stabilitas
keuangandalam penelitian ini.ROA dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
3.4.2.4 Kondisi Industri
Kondisi industri merupakan keadaan ideal suatu perusahaan dalamindustri. Kondisi piutang usaha merupakan suatu bentuk dari
kondisi industri yang dapat direspon dengan reaksi yang berbeda
Net Income before Tax ROA =
Total Asset
Universitas Sumatera Utara
dari masing-masing manajer perusahaan. Perusahaan yang baik akan berusaha untuk memperkecil jumlah piutang dan
memperbanyak penerimaan kas perusahaan.
Akun piutang dan persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak tertagihnya piutang dan
obsolete inventory . Mereka menyarankan bahwa karena adanya
penilaian subjektif dalam menentukan nilai dari akun tersebut, manajemen dapat menggunakan akun tersebut sebagai alat untuk
manipulasi laporan keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Rasio Total Piutang sabagai proksi dari kondisi
industri. Rasio total piutang dihitung dengan rumus yang digunakan Skousen 2009 yaitu:
RECEIVABLE
=
���������� � ����� �
−
������������−� ������−�
3.4.2.5 Efektivitas Pengawasan
Dalam suatu perusahaan, efektifnya memiliki lebih dari 1 fungsi pengawasan dalam menjalankan aktivitas perusahaan sehari-
hari.Hal ini bertujuan agar ada bagian yang mengawasi keefektifan perusahaan.Rahmanti 2013 menyebutkan bahwa tingginya
tingkat kecurangan yang terjadi di Indonesia salah satunya diakibatkan karena rendahnya pengawasan sehingga menciptakan
suatu celah bagi seseorang untuk melakukan fraud.Sebagian kecurangan pelaporan keuangan diakibatkan adanya dominasi
manajemen dalam perusahaan tanpa adanya pengendalian dari
Universitas Sumatera Utara
dewan komisaris atau komite audit.Penelitian ini memproksikan efektivitas pengawasan dengan proporsi komisaris independen di
dalam perusahaan. Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris
yang memenuhi persyaratan tidak memiliki hubungan terafiliasi baik dengan pemegang saham pengendali, direktur atau komisaris
lainnya, tidak bekerja rangkap dengan perusahaan terafiliasi dan memahami peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
Effendi, 2008. Adanya dewan komisaris independen diharapkandapat meningkatkan pengawasan kinerja perusahaan
sehingga mengurangi tindakan fraud.Rasio dewan komisaris independen BDOUT dapat diukurdengan:
BDOUT = Jumlah dewan komisaris independen
Jumlah total dewan komisaris
3.4.2.6 Rasionalisasi
Rasionalisasi sarat dengan penilaian-penilaian subjektif perusahaan. Penilaian dan pengambilan keputusan perusahaan
yang subjektif tersebut akan tercermin dari nilai akrual perusahaan Skousen et al., 2009. Total akrual akan berpengaruh terhadap
fraudulent financial reporting karena akrual tersebut sangat
dipengaruhi oleh pengambilan keputusan manajemen dalam rasionalisasi laporan keuangan Beneish 1997dalam Kennedy
2014. Oleh karena itu, rasionalisasi akan diproksikan dengan
Universitas Sumatera Utara
rasio Total Akrual TATA. Rasio total akrual dapat dihitung dengan rumus penghitungan akrual oleh Beneish 1997dalam
Kennedy 2014 yaitu :
TATA =
∆Working Capital-∆Cash-∆Current Tax Payable-Depreciation and Amortization
Total Assets
Working Capital = Current Assets – Current Liabilities ΔWorking Capital
= Perubahan Modal Kerja Δcash
= Perubahan Kas ΔCurrent Taxes Payable = Perubahan Piutang
pajak Depreciation and Amortization
= Depresiasi dan Amortisasi
Total Assets = Total Aktiva
Current Assets = Aktiva Lancar
Current Liabilities = Hutang Lancar
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel
No Variabel
yang Diukur Definisi
Indikator Skala
1 Fraudulent
Financial Reporting
Y Fraudulent
Financial Statementmuncul
karena adanya kesempatan bagi
manajemen perusahaan untuk
memilih metode akuntansi tertentu
sehingga dapatmemanipulasi
laba perusahaan. Diukur dengan
discretionary accrual dengan menggunakan
modelmodified jones
untuk mendeteksi
manajemen laba.
Rasio
2 Stabilitas
Keuangan X
1
Keadaan yang menggambarkanko
ndisikeuangan perusahaan dalam
kondisi stabil.
ACHANGE=
Total Aset
t
– Total Aset
t-1
Total Aset
t
Rasio
Universitas Sumatera Utara
3 Tekanan
Eksternal X
2
Tekanan berlebihan bagi manajemen
untuk memenuhi harapan pihak
ketiga. LEV= Kewajiban Total
Aset Rasio
4 Target
Keuangan X
3
Laba yang ingin dicapai oleh
perusahaan. ROA = Net income
before Tax Total Asset Rasio
5 Kondisi
Industri X
4
keadaan ideal suatu perusahaan
dalamindustri. RECEIVABLE
=
���������� � ����� �
−
����������� �−1 ����� �−1
Rasio
6 Efektifitas
Pengawasan X
5
Pengawasan yang dilakukan
perusahaan terkait praktik
kecurangan. BDOUT= Jumlah dewan
komisaris independen Jumlah total dewan
komisaris Rasio
7 Rasionalisasi
X
6
Pembenaran atas tindakan dan
keyakinan tidak akan terdeteksinya
kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen. TATA = Total
AkrualTotal Aset Rasio
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Pertimbangan untuk memilih populasi perusahaan manufaktur adalah karena perusahaan dalam
satu jenis industri yaitu manufaktur cenderung memiliki karakteristik akrual yang hampir sama Halim et al., 2005. Selain itu,
data laporan keuanganperusahaan
Universitas Sumatera Utara
manufaktur lebih reliable dalam penyajian akun-akun laporan keuangan, seperti aset, cash flow, penjualan, dan lain-lain.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria
Jumlah 1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
141
2.
Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan publikasi laporan keuangan lengkap pada tahun 2012-2014 dalam mata
uang Rupiah Rp 42
3.
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data-data lengkap berkaitan dengan variabel penelitian.
33 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria
66 Total Sampel 2012-2014
198 Sumber: pengolahan data
3.6 Jenis dan Sumber Data