Although less frequent, several notable cases of fraudulent financial reporting involved adequate disclosure. For
example, a central issue in the enron case was whether the company had adequately disclosed obligations to affiliates
known as specialm purpose entities.
Menurut Ferdian Na’im 2006, fraudulent financial reporting umumnya disebabkan oleh 3 tiga hal sbb :
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan atas catatan akuntansi dan
dokumen pendukung atas laporan keuangan yang disajikan. 2.
Salah penyajian misrepresentation atau kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan.
3. Salah penerapan misapplication dari prinsip akuntansi yang
berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian presentation dan pengungkapan disclosure.
2.1.5 Manajemen Laba
Definisi manajemen laba telah banyak didefinisikan dalam banyak riset terdahulu. Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan
maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.Manajemen laba
sulit untuk dideteksi dari laporan keuangan karena kecenderungan manajemen laba untuk tidak terlihat. Riset-riset awal pada manajemen laba
mengkorelasikan fenomena manajemen laba tersebut dengan penggantian metode akuntansi yang dipilih manajemen.
Cornett et al. dikutip oleh Ujiyantho dan Pramuka 2007 mengatakan bahwa tindakan manajemen laba telah memunculkan
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui,
Universitas Sumatera Utara
antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat. Gideon dikutip oleh Ujiyantho dan Pramuka, 2007 juga
mengatakan bahwa beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan
financial reporting yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi. Dengan melihat beberapa contoh tersebut, sangat relevan bila
dikatakan bahwa manajemen laba merupakan bagian dari fraud. Fraudulent financial reporting
sering kali diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak
material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara
material Rezaee, 2002. Perilaku manipulasi yang dilakukan manajemen initermasuk dalam fraudulent financial reporting. Tindakan memanipulasi
laba untuk memperoleh outlook perusahaan yang baik dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan
keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen dalam rangka
proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, manajemen akan memilih metode
tertentu untuk memperoleh laba sesuai dengan target yang ditentukan. Tindakan memanipulasi laba oleh manajemen ini dapat digolongkan
sebagaifraud pada laporan keuangan. Manajemen laba juga tidak dapat secara langsung dapat
Universitas Sumatera Utara
diamati.Sehingga dibutuhkan suatu proksi untuk dapat mengindikasi terjadinya manajemen laba. Dalam beberapa penelitian, discretionary
accruals digunakan sebagai proksi untuk manajemen laba. Penggunaan
discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan
menggunakan Modified Jones Model Dechow et al. dikutip oleh Ujiyantho dan Pramuka, 2007.
Menurut Scott 2003:383 berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam manajemen laba adalah:
1. Taking a bath
Taking a bath terjadi pada stress period atau reorganisasi
padaperusahaan, misalnya : pengangkatan CEO baru. Bila perusahaanharus melaporkan laba yang tinggi, manajer dipaksa untuk
melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat.
2. Income Minimization
Bentuk ini mirip dengan taking a bath, tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi
dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya. Pada saat rasio
profitabilitas perusahaan tinggi, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan
pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, hasil akuntansi untuk
Universitas Sumatera Utara
biaya eksplorasi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, misalnya : biaya pajak, biaya tender, dll.
3. Income Maximization
Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi dengan tujuan untuk memperoleh bonus yang lebih besar. Perencanaan
bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk
meningkatkan pembayaran bonus tahunan. 4.
Income Smoothing
Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan
pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya
investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.2 Penelitian Terdahulu
Hingga saat ini telah banyak penelitian yang membahas tentang kecurangan fraud pelaporan keuangan. Berikut ini merupakan beberapa contoh
penelitian yang berkaitan dengan fraud :
Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti dan Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1 Turner et al.
2008
Judul: Dependen:
Kualitas Audit Independen:
Fraud Triangle Mengembangkan
jaringan bukti yang memiliki 2 sub
jaringan dengan Mendukung konsep
fraud triangle dalam tiga komponen dan
hubungan antar
Universitas Sumatera Utara