2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1  PengaruhStabilitas Keuangan terhadap
FraudulentFinancialReporting
Stabilitas keuangan merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dari kondisi stabil. Menurut
SASNo.99,manajermenghadapitekanan untukmelakukan
kecuranganlaporan keuanganketikastabilitaskeuanganterancam
oleh keadaaanekonomi,industri,atausituasientitasyangberoperasiSkousenetal.,
2009. Perusahaanakan
berusaha untukmeningkatkanoutlookperusahaanyang
baik salahsatunya denganmemanipulasi
informasi kekayaanasetyang
dimilikinya. Bentukmanipulasi  pada  laporan  keuanganyangdilakukanolehmanajemen
berkaitan  dengan  pertumbuhan aset  perusahaan  Skousen et  al.,  2009. Oleh  karenaitu,rasioperubahantotal asetdijadikanproksi  padavariabel
stabilitas keuangan.Semakintinggitotalasetyang dimiliki
perusahaanmenunjukkan kekayaanyangdimilikisemakinbanyak. Penelitianyang
dilakukan olehSkousenet
al .2009
membuktikanbahwa semakinbesarrasio perubahantotal
asetsuatuperusahaan  maka  probabilitas  dilakukannya  tindakkecurangan padalaporankeuanganperusahaantersebut semakin tinggi.
Berdasarkan  uraian  tersebut,  diajukan  hipotesis  penelitiansebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
H
1
: Stabilitas keuanganberpengaruh positif terhadap
fraudulent financial reporting. 2.4.2  Pengaruh  Tekanan Eksternalterhadap  Fraudulent  Financial
Reporting
Tekanan eksternal adalah tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan pihak ketiga. Salah
satutekananyangkerapkalidialamimanajemen  perusahaanadalahkebutuhan untukmendapatkantambahanutangatausumberpembiayaaneksternal agar
tetap kompetitif,termasukpembiayaanriset
danpengeluaranpembangunanataumodal  Skousenet  al.,  2009.Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari utang yang
dalam penelitian ini diproksikan dengan leverage ratio. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H
2
: Tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap
fraudulent financial reporting. 2.4.3  Pengaruh Target Keuangan terhadap Fraudulent  Financial
Reporting
Return on Asset ROA merupakan proksi untuk variable target keuangan. Perbandingan  laba  tehadap  jumlahaktiva atau Return on Asset
adalahukuran kinerjaoperasional
yang banyakdigunakan
untuk
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan seberapa efisien aktiva  telah  bekerja  Skousen  et  al., 2009.Return
OnAsset digunakanuntukmengukurmanajemen
perusahaandalam memperolehkeuntungan
labasecara keseluruhan.Semakinbesar  ROA  yang  diperoleh,semakinbesar  pulatingkat
keuntungan  yang  dicapai  olehperusahaan  tersebut  dansemakinbaik  pula posisi
perusahaantersebut darisegi
penggunaan aset.AnalisisReturnonAssetROAatausering  diterjemahkandalam  bahasa
Indonesiasebagai  rentabilitasekonomimengukur  perkembanganperusahaan menghasilkanlaba  pada masa lalu.  Analisisini  kemudian  diproyeksikan  ke
masa  mendatang  untukmelihatkemampuanperusahaan  menghasilkanlaba padamasa-masamendatang.Olehkarenaitu,semakintinggiROAyang
ditargetkan perusahaanmakasemakinrentan
perusahaanakanmelakukanmanajemenlaba yangmerupakan salah
satubentukkecurangan laporan keuangan. Manajemen tidak ingin dianggap tidak mampu dalam mengurus dan menjalankan perusahaan karena akan
mempengaruhi bonuskompensasi yang akan diterimanya. Berdasarkan
uraian tersebut,
diajukanhipotesis penelitian
sebagaiberikut:
H
3
: Target keuangan berpengaruh positif
terhadap fraudulent financial reporting.
2.4.4  Pengaruh Kondisi Industri  terhadap Kecurangan Fraudulent Financial Reporting