Teori Keagenan Agency Theory Fraudulent Financial Reporting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory

Teori keagenan agency theory mendasarkan hubungan antara prinsipalpemegang saham dengan agenmanajemen. Teori keagenan menganggap bahwa individu berperilaku sesuai dengan kepentingan masing-masing. Agen memiliki kontrak untuk menunjukkan kewajibannya kepada prinsipal, sedangkan prinsipal memiliki kontrak untuk memberikan bonus kepada agen. Para prinsipal menginginkan laba yang tinggi dari perusahaan agar investasi yang telah ditanamkan cepat kembali. Besarnya laba berhubungan dengan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada investor. Semakin tinggi laba, maka harga saham akan semakin tinggi dan semakin besar pula dividen yang akan diterimanya. Namun di sisi lain, para agen pun memiliki kepentingan sendiri yakni bonus yang akan diterima. Prinsipal menginginkan return yang tinggi atas investasinya, sedangkan agen memiliki kepentingan untuk mendapatkan kompensasi yang besar atas hasil kinerjanya. Perbedaan tujuan itulah yang menyebabkan terjadinya conflict of interest di antara pihak agen dan prinsipal.Hal inilah yang mendorong terjadinya asimetri informasi di antara kedua belah pihak tersebut. Karena Universitas Sumatera Utara adanya keinginan kompensasi yang tinggi itulah,maka kemungkinan besar agen akan melakukan moral hazard. Di samping itu para agen memiliki informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan lebih banyak dibandingkan pada prinsipal. Hal ini yang menimbulkan kesempatan opportunistic agen untuk melakukan kecurangan. 2.1.2 Fraud 2.1.2.1 Definisi Fraud Statement on Auditing Standards No.99 mendefinisikan fraud sebagai “an intentional act that result in a material misstatement in financial statements that are the subject of an audit”. Sedangkan menurut AssociationofCertified Fraud Examiners ACFE, fraud adalah : Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak lain dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain. Menurut BPK 2008 secara umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah: 1 harus terdapat salah pernyataan misrepresentation; 2 dari suatu masa lampau past atau sekarang present; 3 fakta bersifat material material fact; 4 dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan make- knowingly or recklessly; 5 dengan maksud intent untuk menyebabkan suatu pihak beraksi; 6 pihak yang dirugikan harus beraksi acted terhadap salah Universitas Sumatera Utara pernyataan tersebut misrepresentation; 7 yang merugikannya detriment.

2.1.2.2 Tipologi Fraud

Dari bagan Uniform Occupational Fraud Classification System, TheACFE Association of Certified Fraud Examiner, 2000 membagiFraud kedalamtiga 3 tipologi tindakan, yaitu :

1. Penggelapan Aset Asset Missapropriation

Penyimpangan ini meliputi penyalahgunaan atau pencurian assetharta perusahaan. Asset missapropriation merupakan fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat dihitung.

2. Pernyataan yang Salah Fraudulent Misstatement

Hal ini dilakukan dengan melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan untuk memperoleh keuntungan dari berbagaipihak, Penggelapan aktiva perusahaan juga dapat menyebabkan laporan keuangan perusahaan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan menghasilkan laba yang atraktif windowdressing. 3. Korupsi Corruption Korupsi merupakan fraud paling sulit dideteksi karena korupsi biasanya tidak dilakukan oleh satu orang saja tetapi sudah melibatkan pihak lain kolusi. Kerjasama yang dimaksud dapat berupa penyalahgunaan wewenang, penyuapan, penerimaan hadiah Universitas Sumatera Utara yang illegal dan pemerasan secara ekonomis.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Fraud

Menurut Albrecth dan Albrecth, fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis. Tabel 2.1 Jenis-Jenis Fraud Jenis Kecurangan Korban Pelaku Penjelasan Penggelapan uang Pegawai Pemberi Kerja Pemberi Kerja Atau Secara Kecurangan langsung atau tidak Pekerjaan langsung mengambil hak dari pekerjanya. Kecurangan Pemegang saham, Manajemen tingkat Manajemen Tingkat Manajemen Atas Atas Memberikan penyajian yang salah, Pada Informasi keuangan. Kecurangan Investor Individu Individu Menipu Investasi investor Kecurangan Pembeli Barang Penjual barang atau Mengenakan biaya Penyediaan Atau Jasa Yang logistik Jasa berlebih Atas barang atau Jasa Kepada pembeli. Kecurangan Penjual Barang Pelanggan Pelanggan Pelanggan Atau meminta Harga Jasa Yang lebih kecil dari Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, menurut Kerwin dikutip oleh Nguyen, 2008 kecurangan pada laporan keuangan merupakan kecurangan yang sengaja dibuat oleh manajemen yang merugikan investor dan kreditor dengan laporan keuangan yang keliru.Penelitian ini berfokus pada fraudulent financial reporting dimana kecurangan tersebut dilakukan oleh manajemen. Robertson 2000dalam Rezaee, 2002 melihat bahwa management fraud dan fraudulent financial reporting bersinonim karena secara tipikal fraudulent financial reporting muncul dengan persetujuan atau sepengetahuan dari manajemen.

2.1.3 Teori Fraud Triangle

Teori yang mendasari penelitian ini adalah fraud triangle theory yang merupakan salah satu konsep dasar dari pencegahan dan pendeteksian fraud. Konsep segitiga kecurangan pertama kali diperkenalkan oleh Cressey 1953. Melalui serangkaian wawancara dengan 113 orang yang telah di hukum karena melakukan penggelapan uang perusahaan yang disebutnya “trust violators” atau “pelanggar kepercayaan”.Penelitian Cressey diterbitkan dengan judul Other’s People Money: A Studyin the Social Psychology of Embezzelent. Penelitian Cressey ini secara umummenjelaskan alasan mengapa orang-orang melakukan Fraud.Cressey menyimpulkan terdapat kondisi yang selalu hadir dalam kecurangan perusahaan yakni yaitu tekananmotif, kesempatan, dan rasionalisasi. Universitas Sumatera Utara Tekananmotif Kesempatan Rasionalisasi Gambar 2.1 Fraud Triangle Sumber: Tuanakotta, 2010:207

2.1.3.1 TekananMotif

Tekananmotif yaitu insentif yang mendorong orang melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja. Montgomery et al., 2002dalamRukmawati, 2011 mengatakan tekananmotif ini sesungguhnya mempunyai dua bentuk yaitu nyata direct dan bentuk persepsi indirect. Bentuk nyata merupakan tekanan yang nyata disebabkan oleh kondisi kondisi kehidupan yang nyata yang dihadapi oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan. Kondisi tersebut dapat berupa kebiasaan sering berjudi, kecanduan obat terlarang, atau menghadapi persoalan keuangan. Tekanan dalam bentuk persepsi merupakan opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan seperti misalnya executive need .Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum Universitas Sumatera Utara terjadi pada tekanan yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalahstabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan individu.

2.1.3.2 Kesempatan

Menurut Montgomery et al., 2002dalam Rukmawati 2011, kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah dalam hal pengendalian internal. Pengendalian internal yang tidak baik akan memberi peluang orang untuk melakukan kecurangan.Dari tiga faktor risiko kecurangan, peluang merupakan hal dasar yang dapat terjadi kapan saja sehingga memerlukan pengawasan dari struktur organisasi mulai dari atas. SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada fraudulent financial reporting dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalahkondisi industri,efektivitas pengawasan danstruktur organisasi.

2.1.3.3 Rasionalisasi

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud , dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Sikap atau karakter adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan kecurangan. Integritas Universitas Sumatera Utara manajemen merupakan penentu utama dari kualitas laporan keuangan. Bagi mereka yang umumnya tidak jujur, mungkin lebih mudah untukmerasionalisasi penipuan. Bagi mereka dengan standar moral yang lebih tinggi, itu mungkin tidak begitu mudah. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran secara rasional untuk membenarkan perbuatannya Molida, 2011. Berikut ini disajikan ringkasan kategori, definisi dan contoh fraud risk faktor berdasarkan fraud triangle theory oleh Cressey yang diadopsi dalam SAS No.99 dan berkaitan dengan fraudulent financial reporting. Tabel 2.2 Kategori,Definisi danContohFraudRiskFactor dalam SASNo.99 yangBerkaitandenganFraudulent Financial Reporting Fraud Risk Factor Kategori menurut Definisi dan Contoh Faktor Risiko SAS No.99 Financial Stability Keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan Dalam kondisi stabil. Contoh faktor risiko: perusahaan mungkin memanipulasi laba ketika stabilitas keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh kondisi ekonomi. External Pressure Tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Contoh faktor risiko: ketika perusahaan menghadapi adanya tren tingkat ekspektasi para analis investasi, tekanan Untuk Memberikan kinerja terbaik bagi investor dan kreditor yang signifikan bagi perusahaan atau pihak eksternal lainnya. Universitas Sumatera Utara Personal Financial Suatu Keadaan dimana keuangan Need perusahaan turut dipengaruhi oleh Pressure kondisi keuangan para eksekutif perusahaan. Contoh Faktor risiko: kepentingan keuangan oleh manajemen Yang signifikan Dalam entitas, manajemen memiliki bagian kompensasi yang signifikan yang bergantung pada pencapaian target yang agresif untuk harga saham, hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas manajemen menjaminkan harta pribadi untuk utang entitas. Financial Targets Tekanan berlebihan pada manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen. Contoh faktor risiko: perusahaan mungkin memanipulasi laba untuk memenuhi prakiraan atau tolok ukur para analis seperti laba tahun sebelumnya. Nature Of Industry Berkaitan dengan munculnya Risiko bagi perusahaan yang Berkecimpung dalam industri yang melibatkan estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh Lebih besar. Contoh faktor risiko: penilaian persediaan mengandung risiko salah saji yang lebih besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar di banyak lokasi. Risiko salah saji persediaan ini semakin meningkat jika persediaan itu menjadi usang. Ineffective Keadaan dimana perusahaan Tidak Monitoring memiliki unit pengawas yang efektif Opportunity memantau kinerja perusahaan. Contoh Faktor ririko: adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, Tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan keuangan Dan Pengendalian internal dan sejenisnya. Universitas Sumatera Utara Organizational Struktur organisasi yang kompleks dan Structure Tidak satabil. Contoh Faktor risiko: struktur Organisasi Yang terlalu kompleks, perputaran personil perusahaan seperti senior manajer atau direksi yang tinggi. Rationalization Rationalization Sikaprasionalisasi anggota dewan, manajemen, atau karyawan yang memungkinkan mereka Untuk terlibat dalam danatau membenarkan kecurangan pelaporan keuangan. Contoh faktor risiko: jika CEO atau manajer puncak lainnya sangat tidak peduli pada proses pelaporan keuangan, seperti terus mengeluarkan prakiraan Yang terlalu optimistik, pelaporan keuangan yang curang lebih mungkin terjadi. Sumber: Skousen et al., 2009

2.1.4 Fraudulent Financial Reporting

Fraudulent financial reporting adalah perilakuyang disengaja atau ceroboh,baik dengan tindakan atau penghapusan,yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan bias. Fraudulent financial reporting yang terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.Arens 2005 : 310 dalam bukunya yang berjudul “Auditing Assurance Services : An Integrated Approach” edisi ke-10 pada bab 11 tentang fraud auditing, antara lain menyebutkan : Fraudulent financial reporting is an intentional misstatement or omission of amounts or disclosure with the intent to deceive users. Most cases of fraudulent financial reporting involve the intentional misstatement of amounts not disclosures. For example, worldcom is reported to have capitalized as fixed asset, billions dollars that should have been expensed. Omission of amounts are less common, but a company can overstate income by omittingaccount payable and other liabilities. Universitas Sumatera Utara Although less frequent, several notable cases of fraudulent financial reporting involved adequate disclosure. For example, a central issue in the enron case was whether the company had adequately disclosed obligations to affiliates known as specialm purpose entities. Menurut Ferdian Na’im 2006, fraudulent financial reporting umumnya disebabkan oleh 3 tiga hal sbb : 1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan atas catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan keuangan yang disajikan. 2. Salah penyajian misrepresentation atau kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan. 3. Salah penerapan misapplication dari prinsip akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian presentation dan pengungkapan disclosure.

2.1.5 Manajemen Laba

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia)

9 120 129

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 56 109

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 78 102

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 87 89

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

1 26 106

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud Diamond (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013)

4 69 85

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia)

0 0 23

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia)

0 0 19

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia)

0 0 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 0 13