commit to user 23
tidak memiliki motivasi untuk berprestasi. Akbar dan Hawadi 2001 menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah daya penggerak dalam diri siswa
untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh siswa itu sendiri. Untuk itu maka siswa dituntut untuk
bertanggung jawab mengenai taraf keberhasilan yang akan diperolehnya. Motivasi berperan sebagai sasaran dan sekaligus alat untuk pencapaian prestasi yang lebih
tinggi. Tyson dan Jackson dalam Setiawan, 2004 menjelaskan bahwa orang
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan terdorong untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan dan akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
tersebut serta menggunakan keahlian dan kemampuan untuk mencapainya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menggerakkan dan mengarahkan pada suatu penyelesaian tugas yang menantang dengan penuh rasa
tanggung jawab demi tercapainya tujuan yang lebih tinggi.
3. Faktor-Faktor Motivasi Berprestasi
Motivasi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi seseorang. Motivasi merupakan konsep yang luas, sehingga ada beberapa hal yang
perlu diketahui sebagai faktor yang mempengaruhinya. Anoraga 1992 menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi timbulnya motivasi
berprestasi pada seseorang, yaitu adanya keinginan untuk memperoleh kesejahteran dan kebahagiaan lebih baik, serta adanya harapan untuk maju.
commit to user 24
Menurut McClelland 1993 ada faktor lain yang terlibat yaitu kemampuan perorangan atau pemahamannya tentang perilaku yang diperlukan untuk mencapai
prestasi tinggi. Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu, yang termasuk dalam faktor internal yaitu :
1. Keadaan jasmani Keadaan jasmani di sini baik yang bersifat bawaan atau bukan bawaan,
antara lain bentuk wajah, tinggi badan, warna kulit, dan sebagainya. Cacat fisik yang dimiliki individu akan dapat menghambat dirinya untuk
mempunyai motivasi belajar yang tinggi. 2. Jenis kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi motivasi. Ada kecenderungan pada wanita untuk menghindari sukses, merupakan faktor yang melatar belakangi
rendahnya motivasi berprestasi, berbeda dengan laki-laki yang mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam kehidupan keluarga kelak.
3. Usia Kesadaran akan umur yang semakin bertambah lanjut menjadi suatu
pendorong seseorang untuk mencapai prestasi yang tinggi. Seseorang yang sudah dewasa atau matang dalam berpikir cenderung lebih memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi demi tercapai cita-citanya.
commit to user 25
4. Intelegensi Individu dengan taraf kecerdasan yang tinggi diharapkan memiliki motivasi
belajar yang tinggi pula, sebaliknya individu dengan taraf kecerdasan yang rendah diperkirakan memiliki motivasi berprestasi yang rendah pula.
Intelegensi akan mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Semakin tinggi intelegensi seseorang akan semakin tinggi pula motivasi
berprestasinya, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan antara taraf kecerdasan dengan motivasi berprestasi individu, karena
disamping faktor intelegensi masih banyak faktor lain yang turut mempengaruhi motivasi berprestasi, misalnya intelegensi tinggi tetapi
fasilitas kurang mendukung untuk berprestasi. 5. Kepribadian
Tiap-tiap individu mempunyai sifat-sifat kepribadian yang berbeda. McClelland 1993 menjelaskan bahwa secara garis besar ada dua tipe
kepribadian yaitu kepribadian tipe A yaitu orang yang yakin bahwa kemajuan dirinya ditentukan oleh dirinya sendiri. Tipe B yaitu orang yang
beranggapan bahwa faktor diluar dirinya yang menentukan keberhasilan seseorang. Individu dengan tipe kepribadian A akan memiliki motivasi
berprestasi lebih tinggi daripada individu dengan tipe kepribadian B. 6. Minat
Individu yang mempunyai minat untuk berprestasi dan tidak mengharapkan kegagalan akan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Seseorang
commit to user 26
yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi pada umumnya terlebih dahulu diawali minat yang kuat pula.
7. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh pada kebutuhan-
kebutuhannya. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menuntut timbal balik yang nyata, misalnya mempunyai aspirasi yang
realistik pada dirinya. Individu yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak menuntut peranan bagi dirinya dibandingkan dengan individu yang
berpendidikan rendah. b. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, yang termasuk di
dalamnya yaitu : 1. Lingkungan keluarga.
Terbentuknya motivasi berprestasi bersumber dari cara orang tua mendidik dan mengasuh anak. Orang tua yang mendidik dan mengasuh anaknya
untuk berusaha menentukan sesuatu yang terbaik yang dilakukan oleh anaknya, sehingga akhirnya mengerjakan tugas-tugasnya tanpa bantuan
orang lain yang akan menimbulkan motivasi berprestasi yang tinggi pada anak. Orang tua juga hendaknya selalu menghargai prestasi yang telah
dicapai anak. 2. Lingkungan masyarakat.
Lingkungan masyarakat dapat dibagi menjadi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yaitu lingkungan sekitar tempat
commit to user 27
individu berhubungan dengan orang lain, sedangkan lingkungan non sosial yaitu aspek yang mendukung terjalinnya hubungan antar individu, seperti
suasana, tradisi, nilai hidup dan pola hidup yang dianut masyarakat. Motivasi berprestasi berkembang karena pengaruh kebudayaan dan
lingkungan yang mementingkan kebebasan pada anggotanya. 3. Lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah menyangkut kemampuan sekolah memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar di sekolah. Faktor pendorong yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa misalnya penyediakan fasilitas pendidikan yang dapat memuaskan rasa ingin tahu siswa, terjalinnya
hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru dan dengan siswa lain di sekolah.
4. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi