commit to user 70
Product and Service Solution SPSS
versi 16.0. Menurut Priyatno 2009 dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi
pada kolom
linierity
kurang dari 0,05. Uji linieritas hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
diperoleh
Sig.
pada kolom
Linierity
sebesar 0,00 0,000,05, sedangkan uji linieritas hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar diperoleh
Sig.
pada kolom
Linierity
sebesar 0,00 0,00 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11 Uji Linieritas
Variabel
Sig.
pada kolom
Linierity
Keterangan
Motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
0,00 0,00 0,05 linier
Kecerdasan Emosi dengan prestasi belajar
0,00 0,000 0,05 linier
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung bersifat linier. Hasil uji linieritas
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui variabel independent yang memiliki kemiripan dengan variabel independent lain dalam satu model,
dalam analisis regresi dua prediktor, model harus terbebas dari multikolineritas. Deteksi multikolineritas dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factor VIF
commit to user 71
tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance
tidak kurang dari 0,1, maka dinyatakan bahwa model terebas dari multikolineritas.
Hasil uji
Variance Inflation Factor VIF
dan
Tolerance
pada hasil output
SPSS
tabel
coefficients,
tiap-tiap variabel memiliki
VIF
sebesar 1,327 diartikan bahwa 1,327 10 dan nilai
Tolerance
sebesar 0,753 diartikan bahwa 0,753 0,1. Berdasarkan hasil uji multikolineritas tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa model regresi ganda terbebas dari multikolineritas dan dapat digunakan dalam penelitian.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan
variance
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan
studentized delete residual
nilai tersebut Nugroho, 2005. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat pada pola gambar
Scatterplott
yang menyatakan bahwa model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, jika:
1 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitarangka 0. 2 Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3 Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4 Penyebaran titik-titik data tidak berpola
commit to user 72
Hasil analisis pola gambar
Scatterplott
pada lampiran dapat dilihat bahwa pola gambar tersebut tidak menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas
sehingga model dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi bahwa variabel dependen
tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk menguji adanya autokorelasi dalam penelitian ini
digunakan uji DW
Durbin-Watson.
Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai
Durbin-Watson
hitung terletak di daerah
No Autocorelation
atau nilai hitung
Durbin-Watson
mendekati angka 2. Hasil analisis menunjukkan nilai
Durbin-Watson
sebesar 1,808 dan hasil tersebut disimpulkan bahwa model ini tersebas dari autokorelasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:
negatif
No autocorelation
positif
autocorelation autocorelation
dl du
2 4-du
4-dl 1,57
1,68 2,32
2,43
1,808 nilai hitung
Durbin Watson
Gambar 2. Pengujian autokorelasi
commit to user 73
Penentuan nilai du dan dl seperti terlihat pada gambar di atas berdasarkan pada tabel uji durbin Watson dengan k=2 dan N=100 k=jumlah variabel bebas
dan N= jumlah sampel maka diperoleh nilai dl=1,57 dan niali du=1,68. Perhitungan selanjutnya 4-du 4-1,68=2,32 dan 4-dl 4-1,57=2,43. Hasil
analisis diperoleh nilai
Durbin-Watson
sebesar 1,808 sehingga terletak di daerah
No autocorrelation,
jadi model ini terbebas dari autokorelasi
3. Mean Empirik ME dan Mean Hipotetik MH