PATI Pengaruh Variasi Pengisi Kitosan dan Konsentrasi Asam Klorida (HCl) Sebagai Pelarut Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Biji Durian (Durio zibethinus) Dengan Pemlastis Gliserol

Gambar 2.1 Diagram Klasifikasi Polimer Biodegradabel

2.2 PATI

Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang berasal dari beras mengandung pati 50- 60 dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati 80 [18]. Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk gel atau sol yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan dan sifat gelnya dapat diubah oleh gula atau asam. Penguraian tidak sempurna dari pati dapat menghasilkan dekstrin yaitu suatu bentuk oligosakarida [18]. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Amilosa adalah polimer rant ai lurus dari glukosa dengan ikatan α-1,4 glikosidik. Bila ditambahkan Alifatik co-poliester Aromatik co-poliester Poliesteramida PEA Polimer biodegradabel Produk biomassa agropolimer Lainnya: Pektin, kitosan Produk lignin- selulosa Polisakarida Protein Hewan Tanaman Dari mikroorganisme dengan ekstraksi Polihidroksi alkanoat Dari bioteknologi sintesis konvensional dari sintesis bio- monomer Poliaktid Poli asam laktat PLA Dari produk minyak sintesis konvensional dari sintesis monomer Polikaprolakton PCL Pati Agro polimer Poliester biodegradabel Universitas Sumatera Utara dengan sejumlah iodin, amilosa akan membentuk kompleks amilosa-iodin. Larutan amilosa memiliki viskositas yang tinggi dan relatif tidak stabil dibandingkan amilopektin. Hidrolisis amilosa menghasilkan maltosa, glukosa dan oligosakarida lainnya [17]. Berbeda dengan amilosa, amilopektin memiliki rantai bercabang dimana molekul- molekul glukosa bergabung melalui ikatan α-1,6 glikosidik. Amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam butanol dan bersifat kohesif sehingga sifat alir dan daya kompresibilitasnya kurang baik. Unit glukosa pada amilopektin berkisar 10 5 -10 6 unit. Amilopektin akan memberikan warna ungu dengan iodin di dalam air [17]. Pemanfaatan pati dalam pembuatan plastik dikarenakan keunggulan- keunggulan yang dimiliki pati, yakni sifatnya yang dapat diperbaharui, penahan yang baik untuk oksigen, ketersediaan yang melimpah, harga murah dan mampu terdegradasi. Campuran biopolimer hidrokarbon dan pati sering digunakan untuk menghasilkan lembaran dan film berkualitas tinggi untuk kemasan [17]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Wijayanti 2015 pada pembuatan bioplastik dengan penambahan pemlastis gliserol menghasilkan film plastik biodegradabel terbaik pada suhu pengadukan 80 o C dengan nilai kuat tarik sebesar 1187,732 Nm 2 dan elongasi sebesar 7,547 [10]. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayani, dkk 2015 dengan mencampur limbah plastik polipropilena dan pati biji durian dengan perbandingan 94:6 diperoleh hasil kekuatan tarik 25,722 Nm 2 [19].

2.3 GELATINISASI PATI