5. Hasil analisa densitas pada bioplastik pati biji durian yang terbaik diperoleh
pada penambahan pengisi kitosan sebanyak 5 gram dan konsentrasi pelarut HCl 0,9 dimana nilai densitas adalah sebesar 1,747 gramcm
3
. 6.
Hasil analisa penyerapan air yang terbaik diperoleh pada bioplastik yang memiliki daya serap terhadap air yang paling rendah yaitu pada penambahan
pengisi kitosan sebanyak 5 gram dan konsentrasi pelarut HCl 0,9 dimana penyerapan air sebesar 7,692.
7. Hasil analisa sifat kekuatan tarik bioplastik pati biji durian yang terbaik
diperoleh pada penambahan pengisi kitosan sebanyak 5 gram dan konsentrasi pelarut HCl 0,9 dimana nilai kekuatan tarik adalah sebesar 6,396 MPa.
8. Hasil analisa sifat pemanjangan pada saat putus bioplastik pati biji durian yang
terbaik diperoleh pada penambahan pengisi kitosan sebanyak 3 gram dan konsentrasi pelarut HCl 1,3 dimana nilai pemanjangan pada saat putus adalah
sebesar 10,715.
5.2 SARAN
Demi kesempurnaan penelitian ini, maka peneliti menyarankan: 1.
Pada penelitian hendaknya dilakukan pengujian terhadap kelarutan kitosan dengan HCl sebagai pelarut kitosan sehingga dapat diketahui tingkat kitosan
terhadap HCl. 2.
Penelitian hendaknya dilanjutkan untuk pembuatan plastik kemasan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
BIOPLASTIK Plastik banyak digunakan untuk berbagai hal, diantaranya sebagai
pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan sekolah, kantor, dan berbagai sektor lainnya. Hal ini dikarenakan plastik memiliki banyak keunggulan
antara lain: fleksibel, ekonomis, transparan, kuat, tidak mudah pecah, bentuk laminasi yang dapat dikombinasikan dengan bahan kemasan lain dan sebagian ada
yang tahan panas dan stabil [10]. Selain memiliki keunggulan, plastik juga memiliki
kelemahan yaitu sulit sekali terurai oleh mikroorganisme sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan [12].
Dampak negatif dari pemakaian plastik sintetis tersebut telah mendorong para peneliti untuk membuat plastik yang dapat terurai secara
alamiah atau disebut bioplastik [16]. Bioplastik merupakan plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik
konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir berupa air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke
lingkungan tanpa meninggalkan sisa yang beracun. Karena sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastik biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah
terhadap lingkungan. Bioplastik dapat diperoleh melalui sumber-sumber yang bervariasi seperti protein, lipid dan polisakarida [1].
Berdasarkan bahan baku yang dipakai, plastik biodegradabel dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dengan bahan baku petrokimia non-renewable
resources dengan bahan aditif dari senyawa bio-aktif yang bersifat biodegradabel. Kelompok kedua adalah dengan keseluruhan bahan baku dari sumber daya alam
terbarukan renewable resources seperti dari bahan tanaman pati dan selulosa serta hewan seperti cangkang atau dari mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk
mengakumulasi plastik yang berasal dari sumber tertentu seperti lumpur aktif atau limbah cair yang kaya akan bahan-
b
ahan organik sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme [17]. Di bawah ini disajikan diagram klasifikasi bioplastik [3].
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Diagram Klasifikasi Polimer Biodegradabel
2.2 PATI