KITOSAN Pengaruh Variasi Pengisi Kitosan dan Konsentrasi Asam Klorida (HCl) Sebagai Pelarut Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Biji Durian (Durio zibethinus) Dengan Pemlastis Gliserol

Untuk mengurangi kelemahan tersebut dapat dilakukan modifikasi pati agar memperluas penggunaanya di industri [25]. Dari hasil penelitian Cornelia, dkk 2013, dengan metode pengendapan diperoleh rendemen pati biji durian Durio zibhetinus sebesar 19,36 dengan rasio amilosa dan amilopektin 14:74 [12].

2.5 KITOSAN

Kitosan merupakan senyawa polimer dari 2-amino-2-dioksi- β-D-glukosa yang dapat dihasilkan dari kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dengan menggunakan basa pekat. Kitin merupakan biopolimer terbanyak di alam sesudah selulosa. Kitin mempunyai rumus kimia 2-asetamida-2-deoksi- β-D-glukosa dengan ikatan β-glikosidik 1-4 membentuk polimer linier dengan rantai panjang tanpa rantai samping. Kitosan dapat diisolasi dari kulit kepiting, udang, rajungan, dan kulit serangga lainnya [26]. Sifat dan penampilan produk kitosan dipengaruhi oleh perbedaan kondisi, seperti jenis pelarut, konsentrasi, waktu, dan suhu proses ekstraksi. Kitosan berwarna putih kecoklatan. Kitosan dapat diperoleh dengan berbagai macam bentuk morfologi diantaranya struktur yang tidak teratur, bentuknya kristalin atau semikristalin. Selain itu dapat juga berbentuk padatan amorf berwarna putih dengan struktur kristal tetap dari bentuk awal kitin murni. Kitosan mempunyai rantai yang lebih pendek daripada rantai kitin. Kelarutan kitosan dalam larutan asam serta viskositas larutannya tergantung dari derajat deasetilasi dan berat molekul. Kitosan dapat berinteraksi dengan bahan-bahan yang bermuatan, seperti protein, polisakarida, anionik, asam lemak, asam empedu dan fosfolipid [27]. Kitosan tidak larut dalam air, dalam larutan basa kuat, dalam H 2 SO 4 dan dalam beberapa pelarut organik seperti alkohol dan aseton. Kitosan sedikit larut dalam HCl dan HNO 3 , serta larut baik dalam asam lemah, seperti asam formiat dan asam asetat [14]. Dewasa ini aplikasi kitin dan kitosan sangat banyak dan meluas. Dalam bidang industri, kitin dan kitosan berperan antara lain sebagai kogulan polielektrolit pengolahan limbah cair, pengikat dan penyerap ion logam, mikroorganisme, pewarna, residu peptisida, lemak, mineral dan asam organik, gel dan pertukaran ion, Universitas Sumatera Utara pembentuk film dan membran mudah terurai, meningkatkan kualitas kertas, pulp, dan produk tekstil [28]. Penggunaan kitosan dalam pembuatan bioplastik dapat menghasilkan bioplastik yang memiliki sifat kuat tarik, transparansi plastik yang baik, dan ketahanan air yang tinggi [5]. Hasil penelitian Darni, et al 2010 diperoleh kondisi optimum pada perbandingan massa kitosan pati 6: 4, dengan kekuatan tarik 85,75 MPa, pemanjangan pada saat putus 67,5, modulus young 127,04 MPa, dan serapan air 37,64 [7]. Sedangkan menurut Utari, dkk 2008, semakin besar konsentrasi kitosan maka semakin banyak ikatan hidrogen yang terdapat dalam bioplastik sehingga ikatan kimianya akan semakin kuat dan sulit untuk diputus [29]. Standar spesifikasi mutu kitosan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Standar Spesifikasi Mutu Kitosan Parameter Standar Spesifikasi Penampakan Bentuk partikel Kadar air Kadar abu Kadar protein Derajat deasetilasi DD Viskositas cP pH 1 Logam berat Kuning terang - putih Butiran bubuk 10 2 1 80 – 85 20 – 500 Cps 7 – 8 10 ppm

2.6 GLISEROL