Analisa Gugus Fungsi dengan Fourier Transform Infrared FTIR Analisa Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy SEM Analisa Densitas

d. Analisa Kadar Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur karbon C, hidrogen, H, dan oksigen O, yang mempunyai sifat dapat larut dalam pelarut lemak, seperti n-heksan, petrolueum benzen dan eter [38]. Penentuan kadar lemak atau minyak yang terdapat pada bahan makanan dengan alat ekstraksi soxhlet berdasarkan metode SNI-01-2891-1992. Labu ekstraksi yang berisi beberapa butir batu didih harus dikeringkan sebelumnya di dalam oven pada suhu 100 o C sampai 105 o C selama 1 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Contoh yang akan diekstraksi ditimbang kira-kira 15 gram, lalu dimasukkan ke dalam kertas saring yang dibuat dari kantong dan ditutup dengan kapas yang tidak berlemak. Kertas saring yang berisi contoh dimasukkan ke dalam soxhlet dan dieskstraksi dengan petroleum eter atau dengan pelarut n-heksan di atas penganas air dalam 24-48 jam. Pelarut dapat dipisahkan dari minyak dengan cara menguapkan pelarut dengan cara destilasi. Selanjutnya labu dikeringkan dengan pompa kompresor untuk menghilangkan n-heksan yang masih ada. Kemudian dikeringkan di dalam oven 100 o C selama 1 jam selanjutnya didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dan penimbangan diulang sampai diperoleh berat yang tetap [39].

e. Analisa Kadar Protein

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Peptida adalah jenis ikatan kovalen yang menghubungkan suatu gugus karboksil satu asam amino dengan gugus asam amino lainnya sehingga terbentuk suatu polimer asam amino [40]. Penentuan jumlah protein dalam bahan umumnya dilakukan berdasarkan perhitungan empiris, yaitu melalui penentuan kandungan Nitrogen. Penentuan protein berdasarkan jumlah N menunjukkan protein kasar. Penentuan cara ini yang paling terkenal adalah cara Kjeldhal. Cara Kjeldhal dilakukan dengan analisis kadar nitrogennya dengan mengalikan hasil analisis dengan angka konversi 6,25 [36].

2.8.2 Analisa Gugus Fungsi dengan Fourier Transform Infrared FTIR

Teknik ini memberikan informasi dalam hal kimia, seperti struktur pada polimer dan polipaduan, perubahan induksi tekanan dan reaksi kimia. Dalam teknik Universitas Sumatera Utara ini padatan diuji dengan cara merefleksikan sinar infra merah yang melalui tempat kristal sehingga terjadi kontak dengan permukaan cuplikan. Degradasi atau induksi oleh oksidasi, panas, maupun cahaya, dapat diikuti dengan cepat melalui infra merah. Sensitivitas FTIR adalah 80-200 kali lebih tinggi dari instrumentasi dispersi standar karena resolusinya lebih tinggi [43]. Karakterisasi terhadap edible film dengan teknik spektroskopi FTIR dilakukan dalam setiap tahap pencampuran, hal ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pencampuran yang terjadi dengan mengidentifikasi gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam setiap tahap pencampuran edible film sehingga bisa terlihat adanya gugus fungsi baru atau tidak dalam edible film yang dihasilkan [35].

2.8.3 Analisa Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy SEM

Scanning Electron Microscopy SEM merupakan sejenis mikroskop yang menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya untuk melihat benda dengan resolusi tinggi. Analisis SEM bermanfaat untuk mengetahui mikrostruktur termasuk porositas dan bentuk retakan benda padat [43]. Pemeriksaan dengan SEM pada dasarnya merupakan pemeriksaan dan data analisis permukaan. Tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan yang tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan [44].

2.8.4 Analisa Densitas

Kerapatan merupakan sifat fisik suatu polimer. Kerapatan suatu bahan berpengaruh terhadap sifat mekanik bahan tersebut, semakin rapat suatu bahan maka semakin meningkatkan sifat mekaniknya, sehingga film plastik yang dihasilkan mempunyai kekuatan tarik yang baik [17]. Kerapatan atau densitas ini dapat didefinisikan sebagai berat per satuan volume bahan. Pengukuran nilai densitas pada plastik sangat penting, karena densitas plastik erat kaitannya dengan kemampuan plastik dalam melindungi produk dari beberapa zat yang ada dalam udara bebas seperti air, O 2 , dan CO 2 [17].

2.8.5 Analisa Penyerapan Air