PENGARUH VARIASI PENGISI KITOSAN DAN KONSENTRASI

4.5 PENGARUH VARIASI PENGISI KITOSAN DAN KONSENTRASI

HCl SEBAGAI PELARUT KITOSAN TERHADAP DENSITAS BIOPLASTIK PATI BIJI DURIAN DENGAN PEMLASTIS GLISEROL Hasil analisa pengaruh variasi pengisi kitosan dan konsentrasi HCl sebagai pelarut kitosan terhadap densitas bioplastik pati biji durian pada larutan pati 20wv, temperatur pemanasan 75 o C dan dengan pemlastis gliserol 30w disajikan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Pengaruh Variasi Pengisi Kitosan dan Konsentrasi HCl sebagai Pelarut Kitosan Terhadap Densitas Bioplastik Pati Biji Durian dengan Pemlastis Gliserol Gambar 4.6 menunjukkan pengaruh variasi pengisi kitosan dan konsentrasi HCl sebagai pelarut kitosan terhadap densitas bioplastik pati biji durian pada larutan pati 20wv, temperatur pemanasan 75 o C dan dengan pemlastis gliserol 30w. Dari gambar 4.6 dapat dilihat nilai densitas tertinggi terjadi pada penambahan kitosan 5 gram dan konsentrasi HCl 0,9 dimana nilai densitas adalah sebesar 1,747 gcm 3 . Nilai densitas terendah terjadi pada penambahan kitosan 3 gram dan konsentrasi HCl 1,3 dengan nilai densitas sebesar 0,859 gcm 3 . Peningkatan nilai densitas bioplastik pati biji durian disebabkan oleh penambahan pengisi kitosan dan penurunan konsentrasi HCl. Semakin banyak pengisi kitosan yang ditambahkan dan semakin rendah konsentrasi HCl yang digunakan maka semakin tinggi nilai densitas yang dihasilkan. Penambahan kitosan dapat mengisi dan meningkatkan kerapatan struktur bioplastik. Penambahan kitosan dapat mengisi dan 1 2 3 3,5 4 4,5 5 5,5 D en si tas gr am cm ³ Pengisi Kitosan gram HCl 0,9 HCl 1,0 HCl 1,1 HCl 1,2 HCl 1,3 Tanpa Pengisi Universitas Sumatera Utara meningkatkan kerapatan struktur bioplastik. Bioplastik dengan pengisi kitosan menghasilkan struktur yang lebih rapat dan kompak dari pada bioplastik tanpa pengisi kitosan. Kerapatan struktur bioplastik inilah yang meningkatkan nilai densitas dari bioplastik tersebut. Berdasarkan penelitian Kumar, dkk 2010 mengemukakan bahwa densitas akan meningkat seiring dengan meningkatnya persentasi kandungan pengisi filler di dalam komposit. Peningkatan nilai densitas ini akan terus terjadi sampai pelarut HCl tidak lagi mampu melarutkan kitosan. Pada gambar terlihat nilai densitas menurun pada penambahan kitosan 5,5 gram dan konsentrasi HCl 0,9 dengan nilai nilai densitas sebesar 1,364 gcm 3 . Bertambahnya jumlah kitosan menyebabkan daya larut kitosan dalam pelarut HCl semakin berkurang sehingga penambahan kitosan yang lebih banyak lagi akan akan menyebabkan penyebaran pengisi tidak homogen [56]. Kehomogenan penyebaran di dalam matrik polimer juga penting untuk meningkatkan kekuatan interaksi diantara pengisi dan matriks polimer. Partikel yang tesebar secara homogen dapat meningkatkan interaksi polimer pada permukaan pengisi. Sebaliknya, partikel yang tidak tersebar secara homogen mungkin menghasilkan aglomerat dalam matriks polimer. Adanya aglomerat akan memperkecil luas permukaan dan seterusnya akan melemahkan interaksi diantara pengisi dan matriks dan mengakibatkan penurunan sifat fisik bahan polimer [57]. Dari gambar 4.6 terlihat bahwa peningkatan konsentrasi HCl sebagai pelarut kitosan menyebabkan penurnan nilai densitas bioplastik. Hal ini dikarenakan penurunan kelarutan kitosan seiring dengan peningkatan konsentrasi HCl sehingga nilai densitas bioplastik menurun. Menurut Savitri, dkk 2010 kitosan tidak larut dalam air, namun larut dalam asam organik pada pH di bawah 6. Kitosan larut dalam asam mineral pekat seperti HCl dan HNO 3 , pada konsentrasi 1, tetapi tidak larut dalam H 2 SO 4 [ 14]. Kelarutan kitosan terbaik terjadi pada konsentrasi HCl 0,9 yang menghasilkan nilai densitas tertinggi. Universitas Sumatera Utara

4.6 PENGARUH VARIASI PENGISI KITOSAN DAN KONSENTRASI