menunjukkan keberadaan gugus alkohol, eter, asam karboksilat, ester C–O. Adanya puncak serapan pada bilangan gelombang 1593,91 cm
-1
menunjukkan gugus amina N-H. Adanya puncak serapan pada bilangan gelombang 1689,64 cm
-1
menunjukkan keberadaan gugus C=C alkena. Adanya puncak serapan pada bilangan gelombang
2877,79 cm
-1
dan 2997,38 cm
-1
yang merupakan keberadaan gugus C–H alkana. Adanya puncak serapan pada bilangan gelombang 3603,03 cm
-1
dan 3649,32 cm
-1
yang merupakan keberadaan gugus O–H hidroksil. Keberadaan gugus N-H pada bilangan gelombang 1546,91 cm
-1
menunjukkan adanya pengisi kitosan pada produk bioplastik.
4.4 KARAKTERISTIK HASIL ANALISA PROFIL GELATINISASI PATI
BIJI DURIAN, BIOPLASTIK PATI BIJI TANPA PENGISI KITOSAN, DAN BIOPLASTIK PATI BIJI DENGAN PENGISI KITOSAN
Tujuan analisa Rapid Visco Analyzer RVA adalah untuk mengetahui profil gelatinasi dari pati biji durian dan bioplastik. Karakterisasi ini berkaitan dengan
pengukuran viskositas pati dengan konsentrasi tertentu selama pemanasan dan pengadukan. Adapun parameter yang diukur dengan menggunakan RVA adalah
pasting temperature, peak viscosity, hold viscosity, final viscosity, breakdown viscosity dan setback viscosity [53].
Hasil analisa profil gelatinisasi pati biji durian disajikan dalam Gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5 Karakteristik Hasil Analisa Profil Gelatinisasi Pati Biji Durian, Bioplastik Pati Biji Tanpa Pengisi Kitosan, dan Bioplastik Pati Biji
dengan Pengisi Kitosan
50 100
150
2000 4000
6000 8000
8 68
128 188
248 308
368 428
488 548
608 668
728 788
848 908
968 1028
1088 1148
1208 1268
1328
V is
k o
sita s
cP
Waktu Menit viskositas bioplastik dengan pengisi kitosan dan pemlastis gliserol
viskositas bioplastik tanpa pengisi kitosan dan dengan pemlastis gliserol viskositas pati biji durian
temperatur T
e m
p e
r t
u r
o
C
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 4.5 diperoleh nilai parameter profil gelatinisasi pati biji durian, bioplastik pati biji durian tanpa pengisi kitosan, dan bioplastik pati biji
durian dengan pengisi kitosan yang disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai Parameter Hasil Analisa Profil Gelatinisasi
Parameter Analisa Hasil Analisa
Satuan Pati
Biji Durian
Bioplastik Pati Biji Durian
tanpa Pengisi Kitosan
Bioplastik Pati Biji Durian
dengan Pengisi Kitosan
Pasting Temperature 69,65
69,7 69,65
o
C Peak Time
7,53 6
6,07 Menit
Peak Viscosity 5783
6177 5843
cP Hold Viscosity
3238 1759
1819 cP
Final Viscosity 5646
3322 3289
cP Breakdown
2545 4418
4024 cP
Setback 2408
1563 1470
cP Temperatur gelatinisasi adalah temperatur pada saat granula pati mengembang
dengan cepat dan mengalami perubahan yang bersifat tidak dapat balik [6]. Dari tabel 4.3 terlihat suhu gelatinisasi pati biji durian, bioplastik pati biji durian tanpa
kitosan, dan bioplastik dengan kitosan berada pada rentang suhu yang dilaporkan oleh Perez dan Lares 2005 yaitu 67,75-81,40
o
C [54] yaitu masing-masing sebesar 69,65; 69,7 dan 69,65
o
C. Dari hasil analisa terlihat bahwa proses pengolahan pati biji durian menjadi bioplastik dengan pemlastis gliserol tidak terjadi perubahan
temperatur gelatinisasi bioplastik pati biji durian yang signifikan yaitu dari 69,65
o
C menjadi 69,7 dan 69,65
o
C. Parameter viskositas maksimum peak viscosity merupakan parameter untuk
mengetahui titik maksimum viskositas pasta yang dihasilkan selama proses pemanasan. Peak viscosity juga merupakan titik keseimbangan antara swelling daya
kembang dan pelepasan polimer yang disebabkan karena peningkatan viskositas, peningkatan viskositas ini menunjukkan adanya proses gelatinisasi pati, selain itu
parameter paste peak viscosity menunjukkan kapasitas atau daya ikat air yang dapat dikorelasikan dengan kualitas akhir suatu produk [55]. Dari tabel 4.3 diperoleh nilai
peak viscosity pati biji durian, bioplastik pati biji durian tanpa kitosan dan bioplastik pati biji durian dengan kitosan yang masing-masing sebesar 5783, 6177, dan 5843
cP.
Universitas Sumatera Utara
Setelah mencapai titik puncak viskositas, produk akan mengalami tahap penurunan viskositas yang ditentukan dengan parameter hold viscosity yang
merupakan nilai viskositas terendah setelah suatu produk mengalami peak viscosity [55]. Dari tabel 4.3 diperoleh nilai hold viscosity pati biji durian, bioplastik pati biji
durian tanpa kitosan dan bioplastik pati biji durian dengan kitosan yang masing- masing sebesar 3238, 1759, dan 1819 cP.
Parameter breakdown viscosity merupakan selisih nilai yang dibentuk pada peak viscosity dan hold viscosity yang dicapai produk, parameter breakdown
viscosity tersebut menunjukkan nilai kekuatan viskositas suatu produk selama proses pemanasan pada suhu maksimal ±95
o
C [55]. Dari tabel 4.3 diperoleh nilai breakdown viscosity pati biji durian, bioplastik pati biji durian tanpa kitosan dan
bioplastik pati biji durian dengan kitosan yang masing-masing sebesar 2545, 4418 dan 4024 cP.
Parameter final viscosity yang dibentuk produk merupakan nilai viskositas akhir suatu produk setelah mengalami penurunan suhu pendinginan ± 50
o
C. Pada tahap ini produk mengalami retrogradasi molekul pati. Parameter final viscosity
sering digunakan sebagai parameter produk yang ditunjukkan dengan kemampuan produk dalam bentuk pasta atau gel setelah proses pemanasan dan pendinginan [55].
Dari tabel 4.3 diperoleh final viscosity pati biji durian, bioplastik pati biji durian tanpa kitosan dan bioplastik pati biji durian dengan kitosan yang masing-masing
sebesar 5646, 3322 dan 3289 cP. Parameter set back merupakan selisih nilai dari final viscosity dan paste peak
viscosity. Hasil yang diperoleh pada parameter set back tersebut dapat dikorelasikan dengan tekstur produk. Bila nilai set back tinggi akan mengindikasi semakin
mudahnya suatu produk mengalami syneresis keluarnya cairan dari produk [55]. Dari tabel 4.3 terlihat bahwa pati biji durian memiliki nilai set back pati biji durian,
bioplastik pati biji durian tanpa kitosan dan bioplastik pati biji durian dengan kitosan yang masing-masing sebesar 2408, 1563 dan 1470 cP.
Universitas Sumatera Utara
4.5 PENGARUH VARIASI PENGISI KITOSAN DAN KONSENTRASI