GLISEROL METODE PEMBUATAN BIOPLASTIK

pembentuk film dan membran mudah terurai, meningkatkan kualitas kertas, pulp, dan produk tekstil [28]. Penggunaan kitosan dalam pembuatan bioplastik dapat menghasilkan bioplastik yang memiliki sifat kuat tarik, transparansi plastik yang baik, dan ketahanan air yang tinggi [5]. Hasil penelitian Darni, et al 2010 diperoleh kondisi optimum pada perbandingan massa kitosan pati 6: 4, dengan kekuatan tarik 85,75 MPa, pemanjangan pada saat putus 67,5, modulus young 127,04 MPa, dan serapan air 37,64 [7]. Sedangkan menurut Utari, dkk 2008, semakin besar konsentrasi kitosan maka semakin banyak ikatan hidrogen yang terdapat dalam bioplastik sehingga ikatan kimianya akan semakin kuat dan sulit untuk diputus [29]. Standar spesifikasi mutu kitosan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Standar Spesifikasi Mutu Kitosan Parameter Standar Spesifikasi Penampakan Bentuk partikel Kadar air Kadar abu Kadar protein Derajat deasetilasi DD Viskositas cP pH 1 Logam berat Kuning terang - putih Butiran bubuk 10 2 1 80 – 85 20 – 500 Cps 7 – 8 10 ppm

2.6 GLISEROL

Gliserol 1,2,3-propanatriol merupakan sebuah alkohol sederhana yang banyak digunakan pada industri kosmetik, cat, automotif, makanan, tembakau, farmasi, kertas, industri tekstil, dan sebagai bahan baku produksi berbagai bahan kimia. Gliserol bisa diproduksi baik oleh fermentasi mikroba atau sintesis secara kimia dari bahan baku petrokimia. Selain itu, gliserol juga bisa diambil dari pabrik sabun [30]. Gliserol memiliki sifat fisik sebagai berikut : • Bersih dan tidak berwarna • Tidak berbau • Bersifat higroskopis • Memilik titik didih 290 o C, titik leleh 18 o C dan titik nyala 177 o C Universitas Sumatera Utara • Memiliki berat molekul 92,09 grmol, densitas 1,261 grml dan viskositas 1,5 Pa.s Gliserol memiliki sifat kimia sebagai berikut : • Dapat larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam eter dan dioksana, tetapi tidak dapat larut dalam hidrokarbon • Merupakan pelarut yang baik untuk banyak zat, seperti iodin, bromin, dan fenol karena adanya gugus hidroksil • Mudah meledak apabila berkontak dengan agen pengoksidasi yang kuat seperti kalium klorida [31]. Gliserol merupakan salah satu pemlastis yang banyak digunakan dan cukup efektif mengurangi ikatan hidrogen. Secara teoritis pemlastis dapat menurunkan gaya internal di antara rantai polimer, sehingga akan menurunkan tingkat kekakuan dan meningkatkan permeabilitas terhadap uap air [32]. Pada pembuatan bioplastik gliserol memiliki peranan yang cukup penting. Pati merupakan polimer alam dalam bentuk butiran yang tidak dapat diproses menjadi material termoplastik karena kuatnya ikatan hidrogen. Molekul pemlastis akan mengganggu kekompakan pati dan menurunkan interaksi intermolekuler. Selanjutnya mengakibatkan peningkatan fleksibilitas seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol [33]. Hasil penelitian Ginting, et al., 2015 diperoleh kondisi optimum pada penambahan gliserol 1 dengan kekuatan tarik 8,297 MPa dan pemanjangan pada saat putus 45,846 [6].

2.7 METODE PEMBUATAN BIOPLASTIK

Pengolahan merupakan langkah penting dalam rekayasa bioplastik atau biokomposit. Metode pengolahan bioplastik diklasifikasikan sebagai berikut: a. Pembentukan dalam keadaan cair Shaping in molten state Proses yang termasuk adalah pelelehan, injection molding, pencetakan kompresi, melt spinning, blow molding, ekstrusi. b. Pembentukan dalam keadaan elastis Shaping in rubbery state Hal ini dilakukan dengan menggunakan thermoforming dan calendaring. c. Pembentukan dalam keadaan basah Shaping in wet state Ini dilakukan untuk solusi polimer menggunakan basah yang berputar, serat yang berputar, disebarkan dan dicelupkan [34]. Universitas Sumatera Utara Meskipun ketiga klasifikasi di atas memberikan spektrum yang luas dari metode pengolahan untuk bioplastik dan komposit, tidak semua metode tersebut relevan untuk produksi massal. Untuk produksi dengan skala besar, dibutuhkan metode yang sesuai. Sehingga, metode yang dijelaskan di atas diklasifikasikan lebih lanjut dalam tiga kategori berikut: 1. Molding: Metode ini didefenisikan sebagai proses pembentukan dimana tekanan dan temperatur meningkat secara bersamaan dalam ruang tertutup. Kemudian dicetak. Metode ini termasuk seperti injection molding, kompresi molding, blow molding, dan transfer-molding. 2. Forming: Metode ini sama seperti metode ekstrusi, calendaring, thermoforming, casting dan retomolding. Sebagian besar produk yang dihasilkan melalui metode ini adalah kemasan. 3. Foaming: Metode Foaming adalah proses pembentukan pori-pori kecil atau sel- sel yang diciptakan dengan bantuan busa atau blowing agent. Metode ini secara luas diklasifikasikan dalam tiga jenis: konvensional, mikroseluler, dan nanoseluler [34]. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode casting, plastik yang transparan, kuat dan tahan air dapat diperoleh dengan metode casting [35]. Metode casting dilakukan dengan cara menuangkan campuran plastik pada cetakan akrilik setelah didinginkan komponen dilepaskan dan dikeluarkan dari cetakan dengan cara menarik plastik dari cetakan secara manual. Metode ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi skala kecil.

2.8 ANALISA KARAKTERISTIK HASIL PENELITIAN