ini padatan diuji dengan cara merefleksikan sinar infra merah yang melalui tempat kristal sehingga terjadi kontak dengan permukaan cuplikan. Degradasi atau induksi
oleh oksidasi, panas, maupun cahaya, dapat diikuti dengan cepat melalui infra merah. Sensitivitas FTIR adalah 80-200 kali lebih tinggi dari instrumentasi dispersi standar
karena resolusinya lebih tinggi [43]. Karakterisasi terhadap edible film dengan teknik spektroskopi FTIR
dilakukan dalam setiap tahap pencampuran, hal ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pencampuran yang terjadi dengan mengidentifikasi gugus-gugus fungsi
yang terdapat dalam setiap tahap pencampuran edible film sehingga bisa terlihat adanya gugus fungsi baru atau tidak dalam edible film yang dihasilkan [35].
2.8.3 Analisa Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy SEM
Scanning Electron Microscopy SEM merupakan sejenis mikroskop yang menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya untuk melihat benda dengan
resolusi tinggi. Analisis SEM bermanfaat untuk mengetahui mikrostruktur termasuk porositas dan bentuk retakan benda padat [43].
Pemeriksaan dengan SEM pada dasarnya merupakan pemeriksaan dan data analisis permukaan. Tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan yang
tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan [44].
2.8.4 Analisa Densitas
Kerapatan merupakan sifat fisik suatu polimer. Kerapatan suatu bahan berpengaruh terhadap sifat mekanik bahan tersebut, semakin rapat suatu bahan maka
semakin meningkatkan sifat mekaniknya, sehingga film plastik yang dihasilkan mempunyai kekuatan tarik yang baik [17].
Kerapatan atau densitas ini dapat didefinisikan sebagai berat per satuan volume bahan. Pengukuran nilai densitas pada plastik sangat penting, karena densitas
plastik erat kaitannya dengan kemampuan plastik dalam melindungi produk dari beberapa zat yang ada dalam udara bebas seperti air, O
2
, dan CO
2
[17].
2.8.5 Analisa Penyerapan Air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya ikatan dalam polimer serta tingkatan atau keteraturan ikatan dalam polimer yang ditentukan melalui prosentase
penambahan berat polimer setelah mengalami penggembungan. Proses terdifusinya
Universitas Sumatera Utara
molekul pelarut ke dalam polimer akan menghasilkan gel yang menggembung. Sifat ketahanan bioplastik terhadap air ditentukan dengan uji swelling, yaitu presentase
penggembungan film oleh adanya air [41]. Prosedur uji penyerapan air pada sampel bioplastik yaitu dengan berat awal
sampel yang akan diuji ditimbang Wo. Lalu diisi suatu wadah botol gelas mangkok dengan aquadest. Diletakkan sampel plastik ke dalam wadah tersebut.
Setelah 10 detik diangkat dari dalam wadah berisi aquadest, ditimbang berat sampel W yang telah direndam dalam wadah. Rendam kembali sampel ke dalam wadah
tersebut, angkat sampel tiap 10 detik, timbang berat sampel. Lakukan hal yang sama hingga diperoleh berat akhir sampel yang konstan [5].
2.8.5 Analisa Kekuatan Tarik
Penentuan daya regang tensile strength atau sering dikenal juga sebagai kuat tarik merupakan gaya maksimum yang terjadi pada film selama pengukuran
berlangsung. Hasil pengukuran ini berhubungan erat dengan jumlah pemlastis yang ditambahkan pada proses pembuatan film. Berdasarkan penelitian nilai daya regang
tanpa penambahan gliserol memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan adanya penambahan gliserol. Pemlastis dapat mengurangi ikatan hidrogen internal molekul
dan menyebabkan melemahnya gaya tarik intermolekul rantai polimer yang berdekatan sehingga mengurangi daya regang putus. Penambahan pemlastis lebih
dari jumlah tertentu akan menghasilkan film dengan kuat tarik yang lebih rendah [35].
Pengukuran uji kekuatan tarik dilakukan berdasarkan ASTM D882 dengan ketentuan model Universal Testing Machine UTM. Kondisi spesimen yang diuji
pada suhu 23±2
o
C dan 50 kelembaban relatif. Dimensi untuk test ini disarankan ketebalan tidak lebih dari 1 mm yang mana dengan panjang ukuran 50 mm [42].
2.8.7 Analisa Pemanjangan Pada Saat Putus