LATAR BELAKANG Pengaruh Variasi Pengisi Kitosan dan Konsentrasi Asam Klorida (HCl) Sebagai Pelarut Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Pati Biji Durian (Durio zibethinus) Dengan Pemlastis Gliserol

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi menyebabkan masalah serius bagi lingkungan karena karena memiliki kemampuan degradasi yang rendah. Untuk bisa terurai, kantong plastik membutuhkan waktu 20 sampai dengan 1.000 tahun untuk bisa benar-benar terdekomposisi [1]. Terdapat 8 juta ton sampah plastik beredar di lautan dunia setiap tahun dan bila sampah plastik dibiarkan, 17,5 juta ton plastik per tahun dapat memasuki lautan pada 2025. Bila jumlah sampah plastik diakumulasikan dari tahun ini sampai 2025, sedikitnya 155 juta ton plastik akan beredar di lautan [2]. Penggunaan plastik yang ramah lingkungan bioplastik menjadi alternatif yang inovatif. Oleh karena itu saat ini dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang mudah terdegradasi bioplastik. Bioplastik adalah bentuk plastik yang berasal dari sumber tanaman yang secara alami terdegradasi oleh aksi mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan alga [3]. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan bioplastik pada umumnya adalah pati atau selulosa. Selulosa merupakan polisakarida yang paling melimpah, namun penggunaan selulosa sebagai bahan baku akan menghasilkan bioplastik berwarna coklat [4]. Plastik berbasis selulosa biasanya diproduksi dari pulp kayu dan digunakan untuk membuat produk berbasis film seperti pembungkus [3]. Pada penelitian ini menggunakan bahan baku pati, karena pati mudah terdegradasi dengan sangat cepat dan merupakan polisakarida paling melimpah kedua setelah selulosa [5]. Bioplastik dari bahan pati memiliki warna yang lebih baik dibandingkan bioplastik dari bahan selulosa [6]. Saat ini telah banyak penelitian yang berkaitan dengan pembuatan bioplastik, sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Penelitian yang berkaitan dengan bioplastik Peneliti Judul Penelitian Hasil Yuli Darni, Sri Ismiyati D. and Tigor Marbun [7] Influence Concentration Of Plasticizer and Formulation of Banana Starch-Chitosan To Mechanical property and water uptake of Bioplastic International Journal of Engineering and Science Vol. 1, No. 4, 2010 - Kekuatan tarik 85,75 MPa - Perpanjangan saat putus 67,5 - Modulus young 127,04 MPa - Ketahanan terhadap air 37,64 Zuraida, A., Yusliza, Y., Anuar, H. and Mohd Khairul Muhaimin, R [8] The Effect Of Water And Citric Acid On Sago Starch Bio- Plastics International Food Reasearch Journal 192: 715-719 2012 Penambahan asam sitrat pada 30 ww meningkatkan sifat mekanik dari bioplastik dibandingkan dengan penambahan air 40 ww. M. Hendra S. Ginting, Toni Pahri Sirait and Torasman Sidabutar [6] Effect Of Chitosan Addition And Temperature Of Heating For Tensile Strength Ang Elongation At Break Value Of Bioplastic From Taro Strach Colocasia esculanta With Glyserol Plastizicer The 3 rd Bali International Seminar On Science And Tecnology Bisstech, 2015 Bioplastik terbaik diperoleh pada pati variasi 30 bv, penambahan 1 v gliserol dan 2 wv kitosan pada suhu 75 o C yang menghasilkan kekuatan tarik 8,297 MPa, nilai pemanjangan pada saat putus adalah 45,846. Terer Erick Kipngetich and Magut Hillary [4] A Blend of Green Algae and Sweet Potato Starch as a Potential Source of Bioplastic Production and Its Significance to the Polymer Industry Journal International Journal of Green and Herbal Chemistry E-ISSN: 2278-3229, 2012 Komposisi campuran dari 75 ganggang, 25 pati kentang dan 0 pemlastis Propana 1, 2, 3-triol menghasilkan bioplastik yang rapuh dan kaku. Persentase yang tinggi dari ganggang dan dengan penambahan pemlastis Propana 1, 2, 3-triol menghasilkan bioplastik dengan kekuatan yang tinggi dan berwarna hitam pekat. Rifka Sudi, Irhamni, and Rahmi [9] The Study of Starch Seeds Durian Durio zibethinus Effect as the Filler Material on Tensile Strength and Biodegradation of Polymers Polystyrene PS Journal of The Aceh Physical Society, SS, Vol. 2, No. 1 pp. 7- 8, 2013 Nilai kekuatan tarik 90 PS : 5 pati : 5 gliserol adalah o,55 kgfmm 2 Universitas Sumatera Utara Secara komersial sudah ada bioplastik yang diproduksi dengan variasi jumlah penambahan pati singkong atau pati jagung, namun kendalanya adalah harga produk masih mahal jika dibandingkan dengan harga kantong plastik konvensional pada umumnya, karena tepung dan pati tersebut masih dibutuhkan di sektor pangan dan energi [12]. Berdasarkan fakta dan kajian ilmiah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian bioplastik dari pati yang tidak mengganggu sektor pangan. Limbah biji durian yang ketersediaannya melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal memiliki kandungan karbohidrat terutama patinya yang cukup tinggi sebesar 43,6 atau sebesar 43,6 gram pati per 100 gram biji durian segar tanpa kulitnya sehingga layak dijadikan bahan baku bioplastik [13]. Bioplastik berbahan baku pati memiliki beberapa kelemahan seperti kurang tahan terhadap air bersifat hidrofilik dan sifat mekaniknya masih rendah. Cara untuk mengurangi sifat hidrofilik adalah dengan mencampur pati dengan biopolimer lain yang bersifat hidrofobik, seperti kitosan. Sedangkan untuk memperbaiki sifat mekanik bioplastik terutama sifat elastisitasnya, dapat dilakukan dengan mencampur pati dengan pemlastis [5]. Prima Astuti Handayani dan Hesmita Wijayanti [10] Pembuatan Film Plastik Biodegradabel Dari Limbah Biji Durian Durio zibethinus Murr Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623, 2015. Film plastik biodegradabel terbaik dihasilkan pada suhu pengadukan 80 o C, dengan nilai kuat tarik sebesar 1187,732 Nm 2 dan elongasi sebesar 7,547. Yuli Darni dan Herti Utami [5] Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 7, No. 4, hal. 88-93, 2010 ISSN 1412-5064 Formulasi campuran pati sorgum-kitosan 7:3 dengan pemlastis sorbitol terbaik adalah pada konsentrasi 20 dan temperatur gelatinisasi 95 o C dengan nilai Modulus Young tertinggi 42.480 MPa dan nilai ketahanan air terbaik sebesar 36,825 . Wini Setiani, Tety Sudiarti dan Lena Rahmidar [11] Preparasi Dan Karakterisasi Edible Film Dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan Jurnal Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 100-109 ISSN : 1978 - 8193 - Ketahanan terhadap air sebesar 212,98 - Nilai kuat tarik sebesar 16,34 Mpa - Nilai elongasi sebesar 6,00 - Modulus young sebesar 2,72 MPa. Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian Darni dan Utami 2010 dapat diketahui bahwa, penambahan kuantitas kitosan pada pembuatan bioplastik dapat menghasilkan bioplastik yang memiliki sifat kuat tarik dan ketahanan air cenderung meningkat [5]. Ginting, et al 2015, melakukan penelitian pembuatan bioplastik dengan variasi kitosan 1 wv, 2 wv dan 3 wv diperoleh kondisi optimum pada penambahan kitosan 2 wv [6]. Sedangkan dalam penelitian ini variasi kitosan yang digunakan adalah 3,0 wv, 3,5 wv, 4,0 wv, 4,5 wv dan 5,0 wv. Secara umum pelarut yang digunakan untuk melarutkan kitosan adalah asam lemah encer. Kitosan tidak larut dalam air, dalam larutan basa kuat, dalam H 2 SO 4 dan dalam beberapa pelarut organik seperti alkohol dan aseton. Kitosan sedikit larut dalam HCl dan HNO 3 , serta larut baik dalam asam lemah, seperti asam formiat dan asam asetat [14]. Sehingga dalam penelitian ini digunakan pelarut HCl dengan variasi 0,9, 1,0, 1,1, 1,2 dan 1, 3. Pada pembuatan bioplastik ini sangat diperlukan sekali adanya pemlastis untuk memperoleh sifat film yang khusus. Pemlastis bahan pelembut adalah bahan organik dengan berat molekul rendah yang ditambahkan pada suatu produk dengan tujuan untuk menurunkan kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas polimer. Pada penelitian ini digunakan gliserol sebagai pemlastis karena gliserol merupakan salah satu pemlastis yang banyak digunakan dan cukup efektif menurunkan tingkat kekakuan. Penelitian Ginting, et al 2015, diperoleh bioplastik terbaik pada penambahan gliserol 1v [6]. Pembuatan bioplastik berbasis pati pada dasarnya menggunakan prinsip gelatinisasi [15]. Dengan adanya penambahan sejumlah air dan dipanaskan pada suhu yang tinggi maka akan terjadi gelatinisasi. Gelatinisasi mengakibatkan ikatan amilosa akan cenderung saling berdekatan karena adanya ikatan hidrogen. Dalam penelitian Handayani dan Wijayanti 2015, pada suhu 75 o C tepung biji durian mengalami gelatinisasi dan campuran film plastik biodegradabel telah homogen. Peristiwa gelatinisasi ini kemudian diikuti dengan plastisasi [10]. Pada penelitian ini temperatur pemanasan pati adalah 75 o C. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki karakteristik bioplastik yang dihasilkan dari pati biji durian. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini akan mengkaji pengaruh variasi pengisi kitosan dan konsentrasi asam klorida HCl sebagai pelarut kitosan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH