Interaksi Sosial Analisis Jenis Interaksi Aktivitas Pertokoan dan Pedagang Kaki Lima

cxxiv

4.2.1 Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang terjadi antara pemilik toko dan PKL tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah dan situasi politik yang terjadi saat itu. Menurut Santoso 2004:12 salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu The nature of the social situation , yaitu situasi sosial pada saat itu turut memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam situasi tersebut. Situasi sosial yang terjadi yaitu rehab Pasar Banjaran pada Tahun 1996 dan Reformasi Tahun 1998. Pada saat rehab Pasar Banjaran, semua pedagang dititipkan di Pasar Adiwerna, karena daya tampung tidak mencukupi maka pedagang tersebut menggelar dagangannya di trotoarbahu jalan yang berlangsung sampai saat ini. Situasi saat itu yang bisa dikatakan darurat maka PKL dengan leluasa menempati trotoarbahu jalan tanpa ijin permisi dengan pemilik toko , pemerintah daerah yang tidak bisa membatasi jumlah PKL di trotoar dan bahu jalan akhirnya membangun pagar BRC yang membatasi trotoar dan bahu jalan dengan tujuan agar PKL ditrotoar tidak menggelar dagangannya sampai ke jalan, namun pagar tersebut malah dijadikan pembatas antara PKL di trotoar dan bahu jalan dan dijadikan sarana untuk menggantungkan barang dagangan. Situasi sosial yang lain yaitu Reformasi 1998 sebagaimana diceritakan oleh Faizun Wawancara, Nopember 2005 salah seorang perangkat Desa Adiwerna, bahwa pada saat peristiwa reformasi tahun 1998, dengan adanya PKL di depan toko peristiwa pengrusakan atau pembakaran toko dapat dihindari atau dicegah dan pemilik toko merasa aman, ada orang pribumi di depan tokonya. cxxv 31 69 Ya Tidak Dari Gambar 4.10 di bawah ini hanya 31 pemilik toko yang dimintai ijin permisikulonuwun oleh PKL yang akan menempati trotoar, sedangkan 69 pemilik toko tidak dimintai ijin. GAMBAR 4.10 PERSEPSI PERTOKOAN: DIMINTAI IJIN OLEH PKL Sumber: Hasil Analisis 2005 Penjelasan diatas didukung persepsi PKL sebagaimana dalam Tabel IV.17 berikut ini, sejumlah 65 PKL yang menempati trotoar atau bahu jalan tidak ijin permisi, hanya 22 yang ijin dengan pemilik toko dan 12 yang ijin dengan petugas pasar dan 1 yang ijin dengan PKL lainnya. TABEL IV.17 PERSEPSI PKL IJIN PERMISI MENEMPATI TROTOARBAHU JALAN No Ijin Permisi Jumlah 1 Tidak Ijin 49 65 2 Ijin Toko 17 22 3 Ijin Petugas Pasar 9 12 4 Ijin Aparat Kelurahan - 5 Ijin Aparat Kecamatan - 6 Lainnya,Ijin PKL Lain 1 1 JUMLAH 76 100 Sumber: Hasil Analisis 2005 Tidak adanya kewenangan pertokoan memberikan ijin atau menolak keberadaan PKL dan situasi sosial yang terjadi pada saat itu merugikan pertokoan cxxvi karena dengan adanya aktivitas PKL yang tidak tertata mengganggu pertokoan dan pembeli, meskipun dengan adanya PKL di kawasan tersebut juga ada keuntungan yang diperoleh pertokoan yaitu kawasan menjadi ramai dan adanya rasa aman bagi pertokoan.

4.2.2 Interaksi Ekonomi