xcix
3.7.3 Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan
DLHKP
Salah satu akibat aktivitas PKL di Kawasan Perdagangan Banjaran adalah sampah yang cenderung berserakan dan menumpuk dengan berbagai jenis
serta menimbulkan bau tak sedap. DLHKP yang salah satu tugasnya adalah menangani sampah dan memungut retribusi sampah. Aktivitas juru sampah
dimulai sore hari karena pagi hari tidak memungkinkan untuk membersihkan kawasan yang dipenuhi oleh PKL di trotoar dan bahu jalan. Retribusi sampah
yang besarnya mulai Rp. 150,- yang dikenakan pada PKL setiap hari serta toko mulai dari Rp. 3.000,- sampai dengan Rp 7.000,- yang dibayar setiap bulan.
Adanya pungutan retribusi sampah yang dilakukan setiap hari kepada PKL mengakibatkan PKL merasa mendapat pengakuan dari pemerintah dalam
berusaha. DLHKP memungut retribusi sampah karena sesuai Perda nomor 4 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan, yang sifatnya
melayani, baik pelaku tersebut melanggar aturan atau tidak selama minta dilayani pembuangan sampahnya maka DLHKP akan menungut sampah tersebut dan
wajib membayar retribusi sampah.
3.7.4 Kebijakan Oleh Kantor Kecamatan Adiwerna
Kawasan Perdagangan Banjaran merupakan Ibukota Kecamatan Adiwerna yang menurut RUTRK IKK Adiwerna peruntukkanya memang buat
perdagangan, namun demikian kondisi yang semrawut jika dibiarkan akan merugikan semua pihak. Kecamatan Adiwerna sampai saat ini tidak mengusulkan
bagaimana penataan kawasan tersebut, karena sedemikian parahnya kondisi yang
c ada sehingga membutuhkan penanganan secara terpadu dan diambil oleh decision
maker yang lebih tinggi. Pengaduan lewat telepon yang dilakukan oleh salah seorang pemilik toko
mengenai tergenangnya air dikawasan tersebut yang tidak segera surut karena tersumbat sampah, pemilik toko dan rekan-rekannya sanggup menyediakan dana
untuk pembersihan saluran.
3.7.5 Kebijakan oleh Kantor Desa Adiwerna dan Tembok Banjaran
Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Desa tentang kawasan tersebut, disamping kewenangan yang tidak ada juga tidak dilibatkan
dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah kabupaten. Desa Adiwerna pernah menerima pengaduan dari salah satu toko bahwa saluran air di depan toko
mampet karena ada PKL yang membuang sampah di saluran namun pengaduan tersebut tidak ditindaklanjuti.
3.7.6 Peraturan Daerah Yang Berkaitan Dengan Pedagang Kaki Lima