Peraturan Daerah Yang Berkaitan Dengan Pedagang Kaki Lima

c ada sehingga membutuhkan penanganan secara terpadu dan diambil oleh decision maker yang lebih tinggi. Pengaduan lewat telepon yang dilakukan oleh salah seorang pemilik toko mengenai tergenangnya air dikawasan tersebut yang tidak segera surut karena tersumbat sampah, pemilik toko dan rekan-rekannya sanggup menyediakan dana untuk pembersihan saluran.

3.7.5 Kebijakan oleh Kantor Desa Adiwerna dan Tembok Banjaran

Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Desa tentang kawasan tersebut, disamping kewenangan yang tidak ada juga tidak dilibatkan dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah kabupaten. Desa Adiwerna pernah menerima pengaduan dari salah satu toko bahwa saluran air di depan toko mampet karena ada PKL yang membuang sampah di saluran namun pengaduan tersebut tidak ditindaklanjuti.

3.7.6 Peraturan Daerah Yang Berkaitan Dengan Pedagang Kaki Lima

Tidak ada peraturan daerah Kabupaten Tegal yang mengatur khusus tentang pedagang kaki lima. Hanya ada peraturan daerah yang terkait dengan aktivitas PKL yaitu Perda Nomor: 21 Tahun 1994 tentang Ketertiban, Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan Dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal yang salah satu pasalnya melarang berjualan di trotoar atau jalan dengan ancaman hukuman selama-lamanya 3 bulan kurungan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,- yang sampai saat ini masih dipasang di trotoar Kawasan Perdagangan Banjaran yang dipenuhi dengan PKL dan sangsi tersebut ci belum pernah di terapkan. Perda tersebut digantikan dengan Perda Kab. Dati II Tegal nomor 4 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan, yang dalam pasal 12 disebutkan untuk menjaga keindahan dilarang : • Berjualan diatas trotoar , tepi jalan kecuali pada hari-hari tertentu dan seizin Bupati Kepala Daerah; • Menempatkan, menaruh barang-barang diluar dinding pembatas bangunan tempat usahanya dan atau pagardinding batas tanah miliknya; • Memberikan izinkesempatan dan atau membiarkan pihak lain menempatkan menjajakan barang dagangannya didepan tokowarungtempat usaha; • Memanfaatkan jalantrotoar diluar fungsinya tanpa seizin Bupati Kepala Daerah. Tidak ada sangsi hukum bagi pihak-pihak yang melanggar ketentuan diatas. Perda ini kemudian digantikan dengan Perda nomor 12 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Tingkat II Tegal Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan, hanya ada perubahan salah satu point dalam pasal 12 diatas menjadi larangan berjualan diatas trotoar, tepi jalan, badan jalan, kecuali pada hari-hari tertentu dan tempat-tempat tertentu seijin Bupati. Dan tambahan sangsi hukum dengan ancaman pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- lima juta rupiah. Sampai saat ini sanksi bagi pelanggar peraturan daerah diatas belum pernah diterapkan, dan nampaknya tidak akan pernah diterapkan karena pertimbangan kemanusiaan dan lemahnya political will dari pemerintah untuk menata PKL. cii Tabel III.13 berikut ini merupakan rangkuman peraturan daerah tersebut di atas yang berkaitan dengan PKL. Peraturan Daerah Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan Pedagang Kaki Lima jika dibandingkan dengan Kota Semarang yang sejak Tahun 2000 telah menerbitkan Perda No. 11 tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima maka tertinggal cukup jauh, termasuk penetapan lokasi dan instansi yang bertanggungjawab membina PKL telah berfungsi meskipun sampai saat ini masih terus disempurnakan. TABEL III.13 RANGKUMAN PERATURAN DAERAH No Perda Isi Sanksi 1 21 Tahun 1994 Tentang Ketertiban, Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan Dalam Wilayah Kab. Dati II Tegal • Larangan berjualan di trotoar atau jalan. • Hukuman selama-lamanya 3 bulan kurungan atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 50.000,- 2 4 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan • Larangan berjualan diatas trotoar , tepi jalan kecuali pada hari-hari tertentu dan seizin Bupati Kepala Daerah. • Larangan memberikan izinkesempatan dan atau membiarkan pihak lain menempatkan menjajakan barang dagangannya didepan tokowarungtempat usaha. • Tidak ada sanksi . 3 12 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Daerah Tingkat II Tegal Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan • Larangan berjualan diatas trotoar, tepi jalan, badan jalan, kecuali pada hari-hari tertentu dan tempat-tempat tertentu seijin Bupati. • Larangan memberikan izinkesempatan dan atau membiarkan pihak lain menempatkan menjajakan barang dagangannya didepan tokowarungtempat usaha. • Ancaman pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- lima juta rupiah. Sumber: Hasil Analisis 2005 ciii

3.8 Permasalahan Kawasan dan Pemanfaatan Trotoar