cxxvi karena dengan adanya aktivitas PKL yang tidak tertata mengganggu pertokoan
dan pembeli, meskipun dengan adanya PKL di kawasan tersebut juga ada keuntungan yang diperoleh pertokoan yaitu kawasan menjadi ramai dan adanya
rasa aman bagi pertokoan.
4.2.2 Interaksi Ekonomi
Analisis ini untuk mengetahui interaksi ekonomi antara pertokoan dan PKL yang dilihat dari keterkaitan jenis dagangan, pertukaran atau jual-beli
dagangan.
4.2.2.1 Keterkaitan Jenis Dagangan
Jenis usaha pertokoan sebagaimana Tabel IV.18 dibawah ini sebagian besar adalah usaha konfeksi yaitu pakaiantassepatu sebesar 38, kelontong 19
dan sembako 17.
TABEL IV.18 JENIS USAHA PERTOKOAN
No Jenis Usaha
Toko Jumlah
1 MakananJajanan 3
9 2 KelontongAlat Rumah Tangga
6 19
3 JamAsesorisMainan 1
3 4 PakaianTasSepatu
12 38
5 Sembako 5
16 6 Emas
1 3
7 Salon 1
3 8 Bahan
Bangunan 1
3 9 Buku Alat Tulis
1 3
10 ObatJamu 1
3
JUMLAH 32 100
Sumber: Hasil Analisis 2005
Dari Tabel IV.19 berikut ini menunjukkan jenis dagangan PKL relatif bervariasi, mulai dari makananjajanan yang basah maupun kering serta sayuran.
cxxvii Sejumlah 33 PKL berdagang makanan dan jajanan, 20 berdagang konfeksi
serta 17 berdagang sayuran. Dari data tersebut PKL yang ada di kawasan ini jenis dagangannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
TABEL IV.19 JENIS DAGANGAN PEDAGANG KAKI LIMA
No Jenis Dagangan Jumlah
1 Sayuran 13
17 2 MakananJajanan
25 33
3 Buah-buahan 11
14 4 KelontongAlat
Rumah Tangga
5 7
5 Ayam Potong
3 4
6 JamAsesorisMainan 4
5 7 PakaianTasSepatu
15 20
JUMLAH 76 100
Sumber: Hasil Analisis 2005
Dari analisis diatas ada keterkaitan jenis dagangan antara pertokoan dan PKL dapat dilihat dari jenis dagangan PKL yang mengikuti jenis usaha formal
kawasan. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Mc. Gee dan Yeung 1977 : 82-83 bahwa jenis dagangan PKL sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada di sekitar
kawasan dimana pedagang tersebut beraktivitas. Misalnya di suatu kawasan perdagangan, maka jenis dagangan yang ditawarkan akan beranekaragam, bisa
berupa makananminuman, barang kelontong, pakaian, dan lain-lain.
4.2.2.2 Pola Pengelompokan dan Penyebaran
Ada dua pengelompokan jenis dagangan antara pertokoan dan PKL dikawasan ini yaitu jenis dagangan pakaiantassepatu di Trotoar Jalan Raya
Selatan, dan pengelompokan jenis dagangan sayuran dan makanan di Trotoar Jalan Raya Barat. Dengan mengelompok dalam satu tempat maka akan saling
menunjang keberadaannya yaitu lebih dikenal oleh pembeli.
cxxviii Sedangkan pola penyebaran PKL dikawasan ini cenderung linier, yaitu
mengikuti pola jalan yang ditunjukkan dari aktivitasnya dengan menempati trotoar dan bahu jalan di sepanjang Jalan Raya Selatan dan Jalan Raya Barat.
Pola penyebaran ini menurut Mc. Gee dan Yeung 1977 : 37 ditentukan oleh pola jaringan jalan itu sendiri. Pola kegiatan linier lebih banyak dipengaruhi
oleh pertimbangan aksesibilitas yang tinggi pada lokasi yang bersangkutan. Dilihat dari segi PKL itu sendiri, hal ini sangat menguntungkan, sebab dengan
menempati lokasi yang beraksesibilitas yang tinggi akan mempunyai kesempatan yang tinggi dalam meraih konsumen. Sedangkan apabila dilihat dari segi
pertokoan, pola ini akan menutupi mula toko dan menghalangi akses masuk ke toko.
Berikut ini Gambar 4.11, PKL yang mengelompok berdasarkan jenis dagangannya di Trotoar jalan Raya Barat dan Trotoar Jalan Raya Selatan. Dan
Gambar 4.12, yang menjelaskan tempat pengelompokkan tersebut di Kawasan Perdagangan Banjaran.
GAMBAR 4.11 PENGELOMPOKAN JENIS DAGANGAN
Sumber: Observasi Lapangan, Agustus 2005
Pengelompokan PKL MakananJajanan di Trotoar Jalan Raya Barat
Pengelompokan Jenis Dagangan PakaianTasSepatu Pertokoan dan PKLdi Trotoar Jalan Raya Selatan
cxxix
cxxx
4.2.2.3 Interaksi Dagangan antara Pertokoan dan PKL