berikut ini: TABEL KAJIAN INTERAKSI AKTIVITAS PERTOKOAN DAN PEDAGANG KAKI LIMA PADA TROTOAR DI KAWASAN PERDAGANGAN BANJARAN KABUPATEN TEGAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
                                                                                cliii Rangkuman bentuk interaksi aktivitas pertokoan dan PKL dan
impilikasinya bagi pembeli dan pemerintah daerah dapat dilihat dalam Tabel
IV.29 berikut ini: TABEL IV.29
RANGKUMAN BENTUK INTERAKSI
Bentuk Interaksi
Pertokoan PKL Pembeli
Pemerintah Daerah
Mutualisme 
Karyawan atau pemilik toko
membeli keperluan di PKL, terutama
sayuran atau buah- buahan.
 Ada rasa aman
 PKL membeli
bahan baku dagangan di toko,
seperti tepung, minyak,gula dan
lain sebagainya
 Pendapatan
meningkat 
Mempunyai pilihan tempat
berbelanja yaitu
pertokoan dan PKL.
 Dekat jalur
transportasi 
Retribusi pasar dan sampah
oleh PKL
Parasialisme 
Etalase toko tidak terlihat
 Akses masuk ke
pertokoan terhalangi. 
Bongkar Muat Barang terganggu
 Tidak sesuai dengan
hongshui
 Menjadi Obyek
pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. 
Tidak nyaman berbelanja
karena becek, panas, pengap
dan sempit trotoarnya.
 Kawasan
Perdagangan Banjaran
Menjadi Kumuh
 Banyak pihak
atau oknum yang
memanfaatkan kondisi
kawasan yang semrawut
seperti jual beli pangkalan di
trotoar dan bahu jalan.
 Peraturan
Daerah Tidak Berjalan
Persaingan 
Mengatur Jenis dagangan PKL
 Akses masuk ke
pertokoan terhalang PKL yang memotong
atau mendekati konsumen
 Harga
 Jenis Barang
kualitas dagangan 
Pembeli
Konflik 
Melaporkan PKL yang membuang
sampah disaluran sehingga tersumbat.
 Menegur PKL jika
 Membuang sampah
sembarangan 
Tidak mentaati peraturan
 Menggelar
 Sulit  atau
tidak nyaman untuk berjalan
dan berbelanja di trotoar atau
 Operasi
Penertiban yang selalu
gagal. 
Tidak respon
cliv
Bentuk Interaksi
Pertokoan PKL Pembeli
Pemerintah Daerah
akan membuka toko atau bongkar muat
barang. dagangan di muka
toko sehingga menghalangi akses
masuk ke pertokoan.
mengganggu masuk ke
pertokoan. terhadap
keluhan pertokoan
terhadap PKL 
PKL melanggar
Perda Akomodatif
 Pemilik toko dapat
menerima keberadaan PKL di
depannya karena sama-sama mencari
nafkah.
 Peristiwa Sosial dan
Politik yaitu Reformasi 1998
dimana pemilik pertokoan yang
sebagian besar warga keturunan tionghoa
merasa aman dengan adanya PKL didepan
tokonya. 
Mau untuk ditata 
Membiarkan PKL tetap
beraktivitas di trotoar dan
bahu jalan.
Sumber: Hasil Analisis, 2005
                