Interaksi Keruangan Interaksi Sosial

lxv

2.8 Interaksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996:383 1. interaksi adalah hal saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antar hubungan, 2. interaksi sosial: hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan dan orang perseorangan antara perseorangan dan kelompok dan antara kelompok dan kelompok. Sedangkan menurut Daldjoeni 1998:246 interaksi merupakan pengertian yang dikenal dalam sosiologi, sebagai gejala saling pengaruh yang ada diantara individu, karena sebagai makhluk individu dan sosial, manusia dituntut untuk melakukan hubungan sosial yang berdasarkan adanya kesadaran yang satu terhadap yang lain, ketika mereka saling berbuat, saling mengakui dan saling mengenal. Dalam sosiologi saling pengaruh juga diberlakukan untuk obyek dan ruang yang mewadahi obyek-obyek itu, sehingga ruang menjadi lokasi dari interaksi obyek.

2.8.1 Interaksi Keruangan

Interaksi keruangan dapat dilihat dalam geografi, arus manusia, materi, informasi dan energi dicakup dalam pengertian interaksi keruangan, didalam istilah tersebut tercakup pula saling keterlibatan dan gejala-gejala yang ada, sedang gejala-gejala tersebut aling berpengaruh. Selanjutnya Daldjoeni 1992:194 menyimpulkan interaksi keruangan sebagai berikut: 1. Interaksi keruangan merupakan suatu sifat dari gejala yang terdapat di dalam ruang. 2. Interaksi keruangan mendorong diperolehnya jawaban atas pertanyaan: mengapa disitu atau mengapa di sana. lxvi Atau dengan kata lain interaksi keruangan merupakan suatu permulaan dari usaha menerangkan lokasi dari gejala-gejala, distribusinya pembagian, sebaran dalam ruang dan difusinya persebaran, perluasan. Jenis-jenis interaksi keruangan menurut Daldjoeni 1992:195 yaitu: 1. Sistem interaksi keruangan ekonomis; misal antara penjual dan pelanggan. 2. Sistem interaksi keruangan politik; misal tata kerja di kalangan pendukung partai-partai tertentu di suatu wilayah menjelang pemilu; 3. Sistem interaksi keruangan sosial; misal kegiatan yang bercorak murni kemasyarakatan, seperti gerakan KB dan hidup hemat; 4. Sistem interaksi keruangan manusia-lingkungan; misal relasi manusia dengan kota sebagai lingkungan binaan. Namun demikian beberapa penulis lain menurut Daldjoeni 1998:246 menjelaskan interaksi spatial sebagai konsep interaksi sosial, kemudian merumuskan interaksi spatial sebagai manifestasi keruangan dari kontak-kontak kemasyarakatan.

2.8.2 Interaksi Sosial

Menurut Bintarto 1989:61 dalam interaksi berlangsung suatu proses sosial, proses ekonomi, ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan suatu realita atau kenyataan. Harold Bethel dalam Santosa 2004:10 menjelaskan adanya the basic condition of a common life syarat-syarat dasar adanya kehidupan bersama sebagai unsur pengikat dalam kehidupan bermasyarakat yang tercermin pada: a. Grouping of people, artinya adanya kumpulan orang. lxvii b. Definite place, artinya adanya wilayahtempat tinggal tertentu. c. Mode of living, artinya adanya pemilihan cara-cara hidup. Dalam penelitian ini PKL dan pertokoan sebagai grouping of people yang berada dalam satu kawaan perdagangan dan memanfaatkan trotoar dan bahu jalan sebagai definite place yang dalam aktivitasnya tidak terlepas dari interaksi keduanya untuk menjaga keberlangsungan usaha mode of living. Sedangkan Daldjoeni 1998:246 menyebutkan salah satu kelompok yang saling mempengaruhi yaitu antara kegiatan manusia dan sifat politis-ekonomi suatu wilayah. Hal ini dapat menjelaskan keberadaan PKL yang menempati ruang publik dan kurang mendapat perhatian dari pembuat kebijakan yaitu pemerintah kabupatenkota atau diabaikan dalam rencana tata ruang, serta perilaku PKL yang selalu mendekati konsumen dengan pertimbangan ekonomi. Dari berbagai pengertian di atas interaksi sosial merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik atau saling mempengaruhi terhadap perilaku dari pihak- pihak yang bersangkutan dalam suatu wadah atau ruang. Dalam penelitian ini pertokoan dan PKL merupakan pihak-pihak yang saling mempengaruhi dalam aktivitasnya di ruang publik, namun demikian kebijakan pemerintah kabupaten ikut berperan dalam interaksi keduanya sebagai pihak pengelola kawasan perdagangan dan ruang publik.

2.8.3 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam interaksi sosial