cviii
4.1.1.1 Faktor Eksternal
Perilaku PKL yang memotong jalur distribusi dengan mendekati konsumen dan menempati ruang-ruang kota yang strategis sudah menjadi perilaku
PKL di semua kota, hal ini sesuai dengan definisi Pedagang Kaki Lima menurut Mc. Gee dan Yeung 1977 : 25 yaitu sebagai sekelompok orang yang
menawarkan barang dan jasa untuk dijual pada ruang publik, terutama di pinggir jalan dan trotoar.
Keberadaan PKL ditrotoar dan bahu jalan di Kawasan Perdagangan Banjaran jika dilihat dari faktor eksternal ada beberapa faktor pendorong bagi
PKL bertempat dikawasan tersebut, yaitu sebagai berikut: a.
Pada tahun 1996 saat rehab Pasar Banjaran, pedagangnya dititipkan di Pasar Adiwerna atau Pasar Bawang, karena kapasitasnya tidak mencukupi maka
pedagang menggelar dagangannya di trotoar dan bahu jalan. Setelah Pasar Banjaran selesai, pedagang yang akan masuk ke pasar mengalami kesulitan
karena harus membayar sewa loos dan kios yang harganya cukup tinggi yaitu sekitar Rp. 4 jutaan, akhirnya mereka tetap menempati trotoar dan
bahu jalan. Sedangkan pedagang yang berjualan di dalam pasar, akhirnya ada juga yang ikut berjualan di trotoar dan bahu jalan, loos yang di dalam
pasar menjadi tempat menyimpan barang dagangan. Penjelasan di atas sesuai dengan Tabel IV.1 tentang Lama Usaha PKL bertempat di Trotoar
dan Bahu Jalan berikut ini. Sejumlah 69 PKL bertempat di trotoar dan bahu jalan lebih dari 5 tahun, hal ini dapat dimengerti karena rehab Pasar
Banjaran yang dilakukan pada tahun 1996 sampai sekarang sudah 9 tahun.
cix
TABEL IV. 1 LAMA USAHA PEDAGANG KAKI LIMA
No Lama Usaha Jumlah
1 Di atas
5 tahun
52 69
2 1 – 5 tahun
23 30
3 Kurang dari 1 tahun
1 1
JUMLAH 76 100
Sumber: Hasil Analisis 2005
b. Adanya jual-beli pangkalan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu,
seperti menjual trotoar dan tempat parkir kepada PKL, harganya bervariasi antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 3.000.000,-
c. Ada kepentingan politis yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, pada saat
penertiban yang dilakukan oleh SATPOL PP agar PKL masuk ke dalam pasar dengan menempati loos, mereka mengadukan ke DPRD yang
selanjutnya oleh DPRD mereka tetap diijinkan menempati trotoar. d.
PKL iri dengan terminal bayangan yang berada sekitar kawasan Pasar Adiwerna, yaitu mulai pagi hari dan sore hari, terminal bayangan tersebut
tidak dilarang sedangkan PKL di oprak-oprak untuk masuk ke dalam pasar. Dari
faktor eksternal diatas maka Pedagang Kaki Lima di kawasan ini dirugikan yaitu tidak ada kepastian hukum dan menjadi obyek pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab.
4.1.1.2 Faktor Internal