Kebutuhan Energi dan Protein Pada Mahasiswa FKM USU

Kalori adalah satuan tenaga yang dapat diperoleh dari makanan. Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang bergantung pada usia, berat badan, dan tinggi badan. Pada anak laki-laki diperlukan asupan kalori yang lebih dibandingkan anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi pada usia ini sehingga banyak memerlukan asupan protein. Permasalahan rendahnya asupan gizi anak SD mengakibatkan rendahnya kalori. Kalori dalam tubuh dihasilkan melalui proses pembakaran zat-zat yang terkandung di dalam makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein. Apabila asupan kalori rendah maka akan berdampak pada buruknya status gizi anak SD dan berakibat pada berkurangnya kemampuan untuk menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Kalori sangat dibutuhkan sebagai energi yang digunakan oleh manusia untuk beraktifitas. Apabila jumlah energi kurang maka kerja otak akan terganggu dan mengakibatkan anak malas untuk belajar. Pada jumlah asupan protein ditemukan di lapangan ternyata asupan protein anak SD sangat jauh dari jumlah yang dibutuhkan, hanya 64,5 dari kebutuhan tubuh. Protein adalah salah satu sumber kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan energi dan protein dapat menyebabkan defesiensi energi dan protein KEP.

5.2.2 Kebutuhan Energi dan Protein Pada Mahasiswa FKM USU

Penelitian ini mengambil mahasiswa FKM USU yang masih tergolong pada tingkat remaja dengan kelompok usia 17 – 19 tahun. Remaja sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya pubertas sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Pada Universitas Sumatera Utara masa ini individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang penuh kepada orang tua menuju keadaan yang relatif lebih mandiri. Remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan- perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup, dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara psikologi akan mencari identitas diri Sarwono, 2010. Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikan, perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat growth spurt dan matangnya organ reproduksi. Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita dan pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu dibandingkan pria, karena tubuh wanita dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara pria baru dapat menyusul dua tahun kemudian. Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga. Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan reproduksi. Bila konsumsi berbagai zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi terutama defisiensi vitamin-vitamin. Defisiensi energi akan menyebabkan kelompok remaja langsing bahkan kurus Sediaoetama, 2005. Universitas Sumatera Utara Perubahan psikis menyebabkan remaja sangat mudah terpengaruh oleh teman sebaya. Mereka sangat memperhatikan penampilan fisik untuk tampil menarik di depan teman-teman maupun lawan jenis mereka. Hal tersebut menyebabkan remaja berusaha untuk menampilkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok sebayanya. Konsumsi gizi yang dianjurkan bagi para remaja dipengaruhi oleh kebutuhan remaja yang berbeda – beda, yaitu tingkat pertumbuhan dan tingkat aktivitas. Pada masa remaja kebutuhan nutrisi atau gizi perlu mendapat perhatian karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan, berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini. Menurut Sediaoetama 2005, kelompok remaja yang berusia 14 – 20 tahun termasuk kedalam kelompok rentan gizi. Kelompok rentan gizi ialah kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan penyediaan bahan makanan. Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olah raga, kecanduan alkohol dan obat,meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, disamping itu tidak sedikit remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas Arisman, 2004. Menurut Soetjiningsih 2004, kebutuhan energi bervariasi tergantung aktifitas fisik. Remaja yang kurang aktif dapat menjadi kelebihan berat badan atau Universitas Sumatera Utara obesitas, walaupun asupan energi lebih rendah dari kebutuhan yang direkomendasi, sebaliknya pada remaja yang sangat aktif akan membutuhkan energi yang lebih banyak dari kebutuhan energi yang direkomendasikan. Konsumsi energi yang kurang dapat terjadi karena sumbernya, kebutuhan yang meningkat atau pada penyakit kronis. Pertumbuhan tubuh manusia dan untuk memperoleh energi agar manusia dapat melakukan kegiatan fisiknya sehari-hari maka tubuh manusia harus dipenuhi kebutuhan zat-zat makanan atau zat-zat gizinya. Kebutukan akan zat gizi tersebut dapat dilihat dalam Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan. Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan merupakan suatu ukuran kecukupan rata- rata zat gizi setiap hari untuk semua orang yang disesuaikan dengan golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dan mencegah terjadinya defisiensi zat gizi. Kelompok usia remaja yaitu usia 16-18 tahun membutuhkan kecukupan energi pada laki-laki 2600 kkal dan protein 65 gr, sedangkan perempuan membutuhkan kecukupan energi sebessar 2200 kkal dan protein 55 gr. Sementara itu pada kelompok usia 19 tahun ke atas membutuhkan kecukupan energi pada laki-laki sebesar 2550 kkal dan protein 60 gr, sedangkan pada perempuan membutuhkan energi 1900 kkal dan protein 50 gr. Biskuit tepung labu kuning dapat memberikan sumbangan energi 466,6 kkal dan protein 32,0 gr yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja ini. Biskuit tepung labu kuning dan ikan lele ini dapat dikomsumsi 10 keping per hari. Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Kebutuhan Energi dan Protein Pada Ibu Hamil