Kebutuhan Energi dan Protein Pada Anak Sekolah Dasar

bayi. Biskuit bayi dengan substitusi tepung labu kuning dan tepung ikan patin mengandung tinggi protein dan tinggi vitamin A.

5.2 Kebutuhan Energi dan Protein

5.2.1 Kebutuhan Energi dan Protein Pada Anak Sekolah Dasar

Penelitian ini dilakukan pada anak SD kelas IV dengan kelompok usia 11-12 tahun dengan jenis laki-laki dan perempuan. Kecukupan energi pada kelompok usia ini membutuhkan kecukupan energi sebesar 2050 kkal dan kecukupan protein 50 gr. Dari hasil analisis kandungan energi dan protein biskuit tepung labu kuning dan ikan lele 40 dapat menyumbangkan 466,6 kkal. Untuk memenuhi kebutuhan energi anak SD usia 11-12 tahun dapat mengkonsumsi biskuit tepung labu kuning dan ikan lele sebanyak kurang lebih 10 keping per hari dan protein dapat menyumbangkan 32,0gr per100 gr bahan untuk memenuhi kebutuhan protein anak SD dapat mengkonsumsi biskuit tepung labu kuning dan ikan lele sebanyak kurang lebih 10 keping per hari. Biskuit tepung labu kuning dan ikan lele bermanfaat untuk membantu masa pertumbuhan pada anak SD. Usia sekolah adalah usia puncak masa pertumbuhan yang paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangat diperlukan pada masa pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak. Menurut Riyadi 2001 menyatakan bahwa umur 6-9 tahun masuk dalam kategori anak-anak dan umur 10-19 tahun masuk ke dalam kategori remaja. Periode pertengahan masa kanak-kanak yaitu anak usia sekolah 6-12 tahun merupakan Universitas Sumatera Utara periode yang penting dalam kehidupan anak-anak. Walaupun pertumbuhan fisik anak-anak pada usia sekolah relatif lambat, tetapi terdapat perubahan yang berbeda dalam hal intelektualnya dan dalam hal membina hubungan dengan orang lain Harris Liebert 1991. Pada golongan anak sekolah, gigi geligi tanggal secara berangsur dan diganti dengan gigi permanen. Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak melakukan aktivitas fisik, misalnya berolah raga, bermain, atau membantu orang tua. Anak-anak mempunyai perkembangan fisik maupun fisiologis yang khusus pada setiap tahapan kehidupannya. Banyak perbedaan perkembangan saat anak masih pada usia pra sekolah, remaja dan waktu anak menginjak usia dewasa. Anak sekolah dasar SD disebut juga masa pertengahan anak-anak middle childhood adalah pada waktu anak berusia 6-12 tahun. Pada masa ini, anak memiliki fisik yang kurus dan tinggi dibandingkan pada masa prasekolahnya. Kebiasaan makan setiap individu berbeda satu sama lain. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah umur. Jumlah energi yang diperlukan indvidu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya biasanya terkait dengan kebiasaan makan. Pada masa kanak-kanak, jumlah energi yang diperlukan tubuh tidak sebesar jumlah energi yang diperlukan pada masa remaja. Seiring pertambahan umur, jumlah energi tersebut akan semakin meningkat dan mencapai puncaknya pada masa dewasa. Namun, jumlah energi yang diperlukan oleh tubuh akan mengalami penurunan kembali pada saat lanjut usia Suhardjo1986. Universitas Sumatera Utara Perkembangan dan pertumbuhan pada Anak Usia Sekolah AUS relatif stabil jika dibandingkan dengan periode prasekolah dan remaja. Pertumbuhan anak lambat dan stabil, tetapi asupan gizi yang cukup tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya : mencukupi kebutuhan energi untuk aktivitas, menjaga tubuh agar tetap tahan dari penyakit, menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan, menyediakan penyimpanan gizi yang cukup untuk membantu pertumbuhan pada periode dewasa. Anak sekolah membutuhkan gizi yang lebih banyak seiring dengan pertambahan usia dan aktivitas fisik anak. Perbedaan jenis kelamin juga menunjukkan perbedaan kebutuhan seseorang anak, dimana anak laki-laki cenderung membutuhkan gizi lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan. Kebutuhan yang meningkat harus diimbangi dengan makanan yang dikonsumsi merupakan sumber yang baik akan semua zat gizi yang diperlukan. Suatu peraturan yang baik adalah dengan memberikan makanan kepada anak yang mengandung minimal tiga zat gizi dalam jumlah yang cukup banyak sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisik tetap berjalan optimal. Anak SD memiliki pertumbuhan yang relatif stabil jika dibandingkan dengan usia bayi, pra sekolah, dan remaja. Pada masa ini terjadi proses kematangan pertambahan fungsi kognitif dan sosial emosional. Asupan gizi yang baik sangat dibutuhkan pada masa anak usia sekolah 6-12 tahun karena mereka memerlukan energi dan kalori yang cukup besar untuk beraktifitas selama sekolah. Usia anak SD ini memerlukan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, zat besi, mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan. Universitas Sumatera Utara Kalori adalah satuan tenaga yang dapat diperoleh dari makanan. Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang bergantung pada usia, berat badan, dan tinggi badan. Pada anak laki-laki diperlukan asupan kalori yang lebih dibandingkan anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi pada usia ini sehingga banyak memerlukan asupan protein. Permasalahan rendahnya asupan gizi anak SD mengakibatkan rendahnya kalori. Kalori dalam tubuh dihasilkan melalui proses pembakaran zat-zat yang terkandung di dalam makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein. Apabila asupan kalori rendah maka akan berdampak pada buruknya status gizi anak SD dan berakibat pada berkurangnya kemampuan untuk menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Kalori sangat dibutuhkan sebagai energi yang digunakan oleh manusia untuk beraktifitas. Apabila jumlah energi kurang maka kerja otak akan terganggu dan mengakibatkan anak malas untuk belajar. Pada jumlah asupan protein ditemukan di lapangan ternyata asupan protein anak SD sangat jauh dari jumlah yang dibutuhkan, hanya 64,5 dari kebutuhan tubuh. Protein adalah salah satu sumber kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan energi dan protein dapat menyebabkan defesiensi energi dan protein KEP.

5.2.2 Kebutuhan Energi dan Protein Pada Mahasiswa FKM USU