Tabel 3.1 Rincian Perlakuan Pada Pembuatan Biskuit
Perlakuan Ulangan U
1 2
A
1
Y
11
Y
21
A
2
Y
21
Y
22
A
3
Y
13
Y
23
Keterangan :
A
1 :
Biskuit dengan penambahan tepung labu kuning 20 dan tepung ikan lele 20
A
2
: Biskuit dengan penambahan tepung labu kuning 30 dan tepung ikan lele 30
A
3
: Biskuit dengan penambahan tepung labu kuning 40 dan tepung ikan lele 40
Y11 : Perlakuan A1 pada ulangan ke-1
Y21 : Perlakuan A1 pada ulangan ke-2
Y12 : Perlakuan A2 pada ulangan ke-1
Y22 : Perlakuan A2 pada ulangan ke-2
Y13 : Perlakuan A3 pada ulangan ke-1
Y23 : Perlakuan A
3
pada ulangan ke-2
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengn September 2013. Pembuatan biskuit dan pengambilan data untuk uji daya terima serta pengujian zat
gizi energi dan protein dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan. Uji daya terima biskuit pada anak SD di lakukan di sekolah SD
Negeri No. 067097 Medan, pada mahasiswa FKM USU dilakukan di laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU, dan Ibu hamil dilalakukan di Klinik Bersalin
Masdha Ayumi.
3.3 Panelis
Panelis dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih dan panelis anak- anak. Pada panelis tidak terlatih yang diambil dari mahasiswai Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sebanyak 30 orang dan di Klinik Bersalin Masdha Ayumi pada ibu hamil. Pada panelis anak-anak yang diambil dari SD Negeri
Universitas Sumatera Utara
No. 067097 Medan sebanyak 30 orang pada anak kelas VIAyang digunakan untuk menguji tingkat kesukaan biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan
lele.
3.4. Defenisi Operasional 1. Biskuit adalah makanan kecil yang renyah dibuat dengan tepung terigu, tepung
labu kuning dan tepung ikan lele yang dibentuk sesuai selera, pipih dan dipanggang.
2. Kandungan zat gizi biskuit adalah penetapan kadar energi, protein, lemak, air dan
kadar abu yang terdapat pada biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan penentuan komposisi zat gizi ini dilakukan dengan menggunakan
uji laboratorium. 3.
Daya terima atau uji hedonik adalah tingkat kesukaan panelis yaitu mahasiswaI Fakultas Kesehatan Masyarakat USU terhadap biskuit yang dibuat dengan
penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dalam pembuatanya yang meliputi warna, tekstur, aroma, dan rasa.
4. Uji daya terima terhadap warna adalah corak rupa yang ditimbulkan oleh biskuit
dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele yang dapat dibedakan dengan indera penglihatan.
5. Uji daya terima terhadap rasa adalah bagian dari organoleptik yang ditimbulkan
oleh biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele yang dapat dirasakan oleh indera pengecap.
Universitas Sumatera Utara
6. Uji daya terima terhadap aroma adalah bagian dari organoleptik yang ditimbulkan
oleh biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele yang dapat dirasakan oleh indera penciuman.
7. Uji daya terima terhadap tekstur adalah tingkat kekenyalan dari biskuit dengan
penambahan tepung labu kuning dan ikan lele.
3.5. Bahan dan Alat