Deskriptif Panelis HASIL PENELITIAN

Tabel 4.4 Syarat Mutu Biskuit Menurut SNI 01-2973-1992 Kandungan Gizi No Kriteria Uji Klasifikasi Biskuit Tp. Labu kuning dan Ikan Lele 20 Biskuit Tp. Labu Kuning dan Ikan Lele 30 Biskuit Tp. Labu Kuning dan Ikan Lele 40 1. Protein Min 9 13,0 16,5 32,0 2. Lemak Min 9,5 17,92 17,68 16,20 3. Karbohidrat Min 70 61,3 58,4 48,2 4. Kalori kal100 gr Min 400 458,5 458,7 466,6 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele sudah memenuhi standart SNI biskuit 01-2973-1992 kecuali kandungan karohidrat biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20, 30, dan 40 belum memenuhi syarat masih dibawah standart syarat mutu SNI biskuit karena diketahui pada labu kuning memiliki sedikit kandungan karbohidrat. Maka untuk meningkatkan kandungan karbohidrat pada biskuit tepung labu kuning dan ikan lele dapat menambahkan tepung ikan lele lebih banyak agar kandungan karbohidrat meningkat sehingga dapat memenuhi syarat mutu biskuit menurut SNI 01-2973-1992.

4.3. Deskriptif Panelis

Panelis adalah 90 orang yang terdiri dari 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara USU yang masih aktif kuliah dari jalur SLTA terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan umur berkisar18- 19 tahun, 30 orang siswai SD Negeri No. 067097 Medan terdiri dari siwa-siswi kelas VI A dengan umur berkisar 11-12 tahun, dan 30 orang ibu hamil di Klinik Bersalin Masdha Ayumi dengan umur berkisar 20-35 tahun. Pada saat dimintai tanggapanpenilaiannya, secara visual panelis tidak dalam keadaan sakit, tidak Universitas Sumatera Utara mengalami cacat fisik pada organ yang dipakai untuk menilai dan dalam keadaan emosional yang stabil. 4.4 Analisis Organoleptik meliputi Rasa, Aroma, Warna, dan Tekstur Biskuit Tepung Labu Kuning dan Tepung Ikan Lele Pada Panelis Hasil analisis organoleptik rasa biskuit tepung labu kuning dan tepung ikan lele dengan skala hedonik dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5 Hasil Analisa Organoleptik Rasa Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Rasa Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Panelis A1 A2 A3 n Kriteria n Kriteria n Kriteria Anak SD 86 91,5 Suka 77 85,5 Suka 57 63,4 Kurang suka FKM USU 72 80 Suka 49 54,4 Kurang suka 62 68,9 Kurang suka Ibu Hamil 61 67,77 Kurang suka 46 51,11 Tidak suka 45 50 Tidak suka Total 219 239,3 172 191,1 164 182,3 Berdasarkan Tabel 4.5 hasil analisa organoleptik rasa dari ketiga biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele pada anak SD skor untuk penambahan tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 1 20 memiliki total skor tertinggi yaitu 86 91,5 dengan kriteria kesukaan adalah suka, penambahan tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 2 sebesar 30 memperoleh skor sebesar 77 85,5 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit pada perlakuan A 3 dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele sebesar 40 yaitu 57 63,4 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak SD menyukai rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 1 Universitas Sumatera Utara 20 dan bsikuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 2 30 dengan kriteria kesukaan adalah suka. Mahasiswa menyukai biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 dengan total skor tertinggi yaitu 70 79,8, sedangkan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30 memiliki skor terendah 47 54,2 dengan kriteria kesukaan adalah tidak suka, dan biskuit tepung labu kuning A 3 40 memiliki skor sebesar 60 68,7 dengan kriteria kesukaan adalah suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20. Uji organoleptik pada ibu hamil terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 memiliki total skor tertinggi yaitu 61 67,77 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30 memiliki skor 46 51,11 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan biskuit tepung labu kuning A 3 40 memiliki skor sebesar 45 50 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hasil analisa sidik ragam terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Pada Anak SD Sumber Keragaman Db JK KT FHitung Keterangan Perlakuan 2 14,67 7,335 23,66 3,11 FHitung FTabel Galat 87 27,53 0,32 Total 89 42,2 7,655 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Pada Mahasiswa Sumber db JK KT F Hitung Keragaman F tabel 0,05 Keterangan Perlakuan 2 8,8 4,4 6,3 3,11 FHiF Tabel Galat 87 58,0 0,7 Total 89 66,9 5,1 Tabel 4.8 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Pada Ibu Hamil Sumber db JK KT F Hitung Keragaman F tabel 0,05 Keterangan Perlakuan 2 4,36 2,18 6,23 3,11 FHiFTabel Galat 87 30,93 0,35 Total 89 35,29 2,53 Berdasarkan analisa sidik ragam Anak SD, mahasiswa FKM USU dan Ibu hamil seperti pada Tabel di atas bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap rasa biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele A 1 , A 2, dan A 3 dengan nilai F Hitung ternyata lebih besar dari F Tabel . Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa biskuit labu kuning dan ikan lele yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya dalam Tabel 4.9 sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Pada Anak SD Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata 1,9 2,57 2,87 A 2 – A 3 = 2,57 – 1,9 = 0,67 0,288 Jadi A 2 A 3 A 1 – A 2 = 2,87 – 1,9 = 0,97 0,304 Jadi A 1 A 3 A 1 – A 2 = 2,87 – 2,57 = 0,3 0,288 Jadi A 1 A 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Pada Mahasiswa FKM USU Perlakuan A 2 A 3 A 1 Rata-rata 1,6 2,1 2,4 A 3 – A 2 = 2,1 – 1,6 = 0,5 0,42 Jadi A 3 A 2 A 1 – A 3 = 2,4 – 2,1 = 0,3 0,44 Jadi A 1 = A 3 A 1 – A 2 = 2,4 – 1,6 = 0,8 0,42 Jadi A 1 A 2 Tabel 4.11 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Pada Ibu Hamil Perlakuan A 1 A 2 A 3 Rata-rata 2,03 1,53 1,50 A 1 – A 2 = 2,03 – 1,53 = 0,5 0,302 Jadi A 1 A 2 A 1 – A 3 = 2,03 – 1,50 = 0,53 0,319 Jadi A 1 A 3 A 2 – A 3 = 1,53 – 1,50 = 0,03 0,302 Jadi A 2 A 3 Berdasarkan Uji Duncan pada anak SD pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 1 20, A 2 30, dan A 3 40 tidak ada yang sama. Rasa biskuit pada perlakuan A 1 20 lebih disukai oleh panelis dengan penilaian paling tinggi sebesar 2,87. Pada mahasiswa FKM USU dilihat dari tabel hasil Uji Duncan diatas, disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 tidak berbeda dengan rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 berbeda berbeda dengan kedua perlakuan biskuit yang lainnya. Setelah dilakukan Uji Duncan pada Ibu Hamil, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30 tidak berbeda dengan rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 40. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 berbeda dengan kedua perlakuan biskuit yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Hasil analisa organoleptik aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele dengan skala hedonik dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut. Tabel 4.12 Hasil Analisa Organoleptik Aroma Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Aroma Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Panelis A 1 A 2 A 3 n Kriteria n Kriteria N Kriteria Anak SD 81 90,0 Suka 74 82,3 suka 67 74,4 Kurang suka FKM USU 78 86,5 Suka 61 67,8 Kurang suka 54 60 Kurang suka Ibu Hamil 59 65,56 Kurang suka 51 56,67 Kurang suka 55 61,1 Kurang suka Total 218 242,6 186 206,8 176 195,5 Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik pada anak SD terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 1 20 memiliki total skor tertinggi yaitu 81 90,0 dengan kriteria kesukaan adalah suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 2 sebesar 30 memiliki total skor 74 82,3, dan skor terendah adalah biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 3 40 yaitu dengan skor 67 74,4 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 1 20. Total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik pada mahasiswa FKM USU terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 memiliki total skor tertinggi yaitu 78 86,5 dengan kriteria kesukaan adalah suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 memiliki total skor 61 67,8 dengan kriteria kesukaan adalah suka, dan skor terendah adalah biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 yaitu 54 59,1 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20. Uji organoleptik Ibu hamil terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 memiliki total skor tertinggi yaitu 59 65,56 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30 memiliki total skor 51 56,67 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, dan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 yaitu 55 61,11 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hasil analisa sidik ragam terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut ini. Tabel 4.13 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Aroma Pada Anak SD Sumber Keragaman Db JK KT FHitung Keterangan Perlakuan 2 3,73 1,865 6,02 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 26,57 0,31 Total 89 30,3 2,175 Tabel 4.14 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Aroma Pada FKM USU Sumber Keragaman Db JK KT FHitung Keterangan Perlakuan 2 4,9 2,45 4,54 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 46,7 0,54 Total 89 51,6 2,99 Tabel 4.15 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Aroma Pada Ibu Hamil Sumber Keragaman Db JK KT FHitung Keterangan Perlakuan 2 1,07 0,53 1,39 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 33,43 0,38 Total 89 34,5 0,91 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisa sidik ragam pada anak SD dan mahasiswa FKM USU seperti terlihat pada Tabel di atas disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 , A 2 , dan A 3 dengan nilai F Hitung ternyata lebih besar dari F Tabel . Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan. Dari analisa sidik ragam pada ibu hamil yang dilihat pada tabel 4.15 dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil penilaian terhadap biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 , A 2 , dan A 3 dengan nilai F Hitung 1,39 ternyata lebih kecil dari F Tabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan variasi tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma biskuit yang dihasilkan. Tabel 4.16 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Aroma Pada Anak SD Perlakuan A 3 A 1 A 2 Rata-rata 2,2 2,47 2,7 A 1 – A 3 = 2,47 – 2,2 = 0,3 0,28 Jadi A 1 A 3 A 2 – A 3 = 2,7 – 2,2 = 0,5 0,295 Jadi A 2 A 3 A 2 – A 1 = 2,7 – 2,47 = 0,2 0,28 Jadi A 2 = A 1 Tabel 4.17 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Aroma Pada Mahasiswa FKM USU Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata 1,8 2,0 2,4 A 2 – A 3 = 2,0 – 1,8 = 0,2 0,37 Jadi A 2 A 3 A 1 – A 2 = 2,4 – 2,0 = 1,4 0,39 Jadi A 1 A 2 A 1 – A 3 = 2,4 – 1,8 = 0,6 0,37 Jadi A 1 A 3 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Uji Duncan pada Anak SD seperti hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 tidak sama dengan aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30, berbeda dengan kedua perlakuan biskuit yang lainnya. Hal ini menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 40 kurang disukai dibandingkan dengan aroma biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 1 20 dan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele dengan perlakuan A 2 30. Uji Duncan pada mahasiswa FKM USU di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 tidak berbeda dengan rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 berbeda berbeda dengan kedua perlakuan biskuit yang lainnya. Hasil analisa organoleptik warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele dengan skala hedonik dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini. Tabel 4.18 Hasil Analisa Organoleptik Warna Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Warna Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Panelis A 1 A 2 A 3 n Kriteria n Kriteria n Kriteria Anak SD 84 93,3 Suka 67 74,4 Kurang suka 49 54,4 Tidak suka FKM USU 75 83,2 Suka 55 61,1 Kurang suka 56 62,2 Kurang suka Ibu Hamil 66 73,3 Kurang suka 74 93,3 Suka 65 72,2 Kurang suka Total 225 249,8 196 228,8 170 188,8 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.18 yang dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik anak SD terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 memiliki total skor tertinggi yaitu 84 93,3 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perlakuan A 3 40 yaitu 49 54,4 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 sebesar 5. Total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik mahasiswa FKM USU terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 memiliki total skor tertinggi yaitu 75 83,2 dengan kriteria kesukaan adalah suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 memiliki skor terendah sebesar 55 61,1 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 memiliki skor yaitu 56 62,2 dengan kriteria kesukaan kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20. Uji organoleptik Ibu Hamil terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 memiliki total skor tertinggi yaitu 74 93,32 dengan kriteria kesukaan adalah suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 memiliki skor terendah sebesar 65 72,22 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 memiliki skor yaitu 66 73,33 dengan kriteria kesukaan kurang suka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Pada Warna Anak SD Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung Keterangan Perlakuan 2 19,27 4,25 33,22 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 24,83 0,52 Total 89 44,1 4,77 Tabel 4.20 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Warna Pada Mahasiswa FKM USU Sumber Keragaman Db JK KT FHitung Keterangan Perlakuan 2 8,5 4,25 8,17 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 45,1 0,52 Total 89 53,6 4,77 Tabel 4.21 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Warna Pada Ibu Hamil Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung Keterangan Perlakuan 2 7,27 3,64 11,03 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 28,73 0,33 Total 89 36,00 3,97 Berdasarkan analisa sidik ragam pada anak SD, mahasiswa FKM USU, dan ibu hamil seperti terlihat pada tabel diatas disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20, A 2 30, dan A 3 40 dengan nilai F Hitung 33,22 ternyata lebih besar dari F Tabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilajutkan denggan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti Tabel 4.22 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Pada Anak SD Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata 1,7 2,3 2,8 A 2 – A 3 = 2,3 – 1,7 = 0,6 0,28 Jadi A 2 A 3 A 1 – A 3 = 2,8 – 1,7 = 1,1 0,295 Jadi A 1 A 3 A 1 – A 2 = 2,8 – 2,3 = 0,5 0,28 Jadi A 1 A 2 Tabel 4.23 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Pada Mahasiswa FKM USU Perlakuan A 3 A 2 A 3 Rata-rata 1,8 1,9 2,5 A 3 – A 2 = 1,9 – 1,8 = 0,1 0,36 Jadi A 3 = A 2 A 1 – A 3 = 2,5 – 1,9 = 0,6 0,38 Jadi A 1 A 3 A 1 – A 2 = 2,5 – 1,8 = 0,7 0,36 Jadi A 1 A 2 Tabel 4.24 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Pada Ibu Hamil Perlakuan A 1 A 3 A 2 Rata-rata 1,6 2,17 2,23 A 2 –A 3 = 2,23 – 2,17 = 0,060,294 Jadi A 2 = A 3 A 2 – A 1 = 2,23 – 1,6 = 0,63 0,294 Jadi A 2 A 1 A 3 – A 1 = 2,17 – 1,6 = 0,57 0,36 Jadi A 3 A 1 Dari hasil uji Duncan pada anak SD dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20, A 2 30 dan A 3 40 tidak ada yang sama. Dapat dilihat juga bahwa biskuit A 1 20 lebih disukai dari pada warna biskuit A 2 30 dan A 3 40 karena warna pada biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 memiliki penilaian yang paling tinggi yaitu 2,8. Dari hasil Tabel di atas yang diuji pada Mahasiswa FKM USU dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 tidak berbeda dengan warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 . Namun tingkat kesukaan panelis terhadap biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 berbeda dengan kedua perlakuan biskuit yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Dari hasil Uji Duncan pada Ibu hamil disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 40 tidak berbeda dengan warna biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 berbeda dengan kedua perlakuan biskuit yang lainnya. Hasil analisa organoleptik tekstur biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan skala hedonik dapat dilihat pada Tabel 4.25 dibawah ini. Tabel 4.25 Hasil Organoleptik Tekstur Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Tekstur Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele Panelis A 1 A 2 A 3 n Kriteria n Kriteria n Kriteria Anak SD 81 90,0 Suka 73 81,1 Suka 63 70,0 Kurang suka FKM USU 76 84,4 Suka 65 72,1 Kurang suka 62 68,8 Kurang suka Ibu Hamil 43 47,8 Tidak suka 39 43,3 Tidak suka 71 99,9 Suka Total 200 222,2 177 196,5 196 238,7 Berdasarkan Tabel 4.25 di atas, dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik anak SD terhadap tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20 memiliki skor tertinggi yaitu 81 90,0 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 40 yaitu 63 70,0 dengan kriteria kesukaan adalah suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20. Total skor ketiga perlakuan dalam uji organoleptik FKM USU terhadap tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 memiliki total skor tertinggi yaitu 76 84,4 dengan kriteria kesukaan adalah suka, biskuit tepung labu kuning dan Universitas Sumatera Utara ikan lele A 2 memiliki skor sebesar 65 72,1 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 memiliki skor terendah yaitu 62 68,8 dengan kriteria kesukaan kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele pada perbandingan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele sebesar 20. Uji organoleptik ibu hamil terhadap tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 40 memiliki total skor tertinggi yaitu 71 99,99 dengan kriteria kesukaan adalah suka, biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 30 memiliki skor sebesar 39 43,33 dengan kriteria kesukaan adalah tidak suka, sedangkan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20memiliki skor yaitu 43 47,78 dengan kriteria kesukaan kurang suka. Tabel 4.26 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Tekstur Pada Anak SD Sumber db JK KT F Hitung Keragaman F tabel 0,05 Keterangan Perlakuan 2 4,27 2,135 4,97 3,11 F Hi F Tabel Galat 87 37,83 0,43 Total 89 42,1 2,565 Tabel 4.27 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Tekstur Pada Mahasiswa FKM USU Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung Keterangan Perlakuan 2 3,6 1,8 3,3 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 47,5 0,54 Total 89 51,1 2,34 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.28 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Tekstur Pada Ibu Hamil Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung Keterangan Perlakuan 2 1,69 0,84 2,4 3,11 F Hitung F Tabel Galat 87 30,63 0,35 Total 89 32,32 1,19 Berdasarkan hasil analisa sidik ragam pada anak SD dan Mahasiswa FKM USU didapatkan hasil bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 20, A 2 30, dan A 3 40 dengan nilai F Hitung ternyata lebih besar dari F Tabel . Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut, maka dilajutkan denggan Uji Ganda Duncan. Hasil analisa sidik ragam pada ibu hamil dapat disimpulkan bahwa perbedaan hasil penilaian terhadap biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 , A 2 , dan A 3 20, 30 dan 40 dengan nilai F Hitung 2,4 ternyata lebih kecil dari F Tabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung labu kuning dan ikan lele dengan variasi tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur biskuit yang dihasilkan. Tabel 4.29 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Tekstur Pada Anak SD Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata 2,17 2,43 2,7 A 2 – A 3 = 2,43 – 2,17 = 0,26 0,336 Jadi A 2 A 3 A 1 – A 3 = 2,7 – 2,17 = 0,53 0,354 Jadi A 1 A 3 A 1 – A 2 = 2,7 – 2,43 = 0,27 0,336 Jadi A 1 A 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.30 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Tekstur Pada Mahasiswa FKM USU Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata 2,1 2,2 2,5 A 2 – A 3 = 2,2 – 2,1 = 0,1 0,37 Jadi A 2 = A 3 A 1 – A 2 = 2,5 – 2,2 = 0,3 0,40 Jadi A1 = A 2 A 1 – A 3 = 2,5 – 2,1 = 0,4 0,37 Jadi A 1 A 3 Berdasarkan Uji Duncan pada anak SD seperti Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur biskuit A 1 20 tidak sama dengan tekstur biskuit A 3 40, namun tekstur biskuit A 2 30 sama dengan tekstur kedua biskuit yang lainnya. Hal ini berarti bahwa tekstur biskuit A 1 20 terbukti paling disukai karena memiliki skor yang tertinggi yaitu 2,7 sedangkan biskuit A 3 40 kurang disukai karena memiliki skor yang terendah yaitu 2,1. Dari Uji Duncan pada mahasiswa FKM USU dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 2 tidak berbeda dengan kedua perlakuan biskuit lainnya. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 1 berbeda dengan biskuit tepung labu kuning dan ikan lele A 3 . Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN