6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat
ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu. 7.
Panel Anak-anak Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun.
Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya. Cara
penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya terhadap
produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy sedang bersedih, biasa atau tertawa.
2.6 DKBM Daftar Komposisi Bahan Makanan
DKBM Daftar Komposisi Bahan Makanan adalah suatu daftar yang memuat angka-angka kandungan zat gizi berbagai jenis makanan, baik mentah maupun masak
atau hasil olahan yang ada di Indonesia. Daftar Komposisi Bahan Makanan memuat sepuluh jenis zat gizi dan energi. Zat gizi tersebut meliputi protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan air. Untuk memudahkan penggunaannya, bahan makanan dalam Daftar
Komposisi Bahan Makanan dikelompokkan menjadi sepuluh golongan, yaitu : a. Serealia padi-padian, umbi, dan hasil olahannya
b. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan hasil olahannya
Universitas Sumatera Utara
c. Daging dan hasil olahannya d. Telur dan hasil olahannya
e. Ikan, kerang, udang, dan hasil olahannya f. Sayuran dan hasil olahannya
g. Buah-buahan h. Susu dan hasilnya
i. Lemak dan minyak j. Serba-serbi
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Bagan diatas menjelaskan bagaimana biskuit tepung labu kuning dan ikan lele menghasilkan kandungan zat gizi energi dan protein dan daya terima biskuit
tepung labu kuning dan ikan lele. 2.8 Hipotesis Penelitian
Ho
1
: Tidak ada pengaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator aroma.
Ha
1
: Ada pengaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator aroma.
Ho
2
: Tidak ada pengaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator warna
Ha
2 :
Ada pengaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator warna.
Ho
3
: Tidak ada pengaruh penambahan labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator rasa.
Biskuit tepung labu kuning dan ikan lele
Kandungan Zat gizi Energi dan protein
Daya terima biskuit tepung labu kuning dan ikan
lele
Universitas Sumatera Utara
Ha
3
: Ada pengaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator rasa.
Ho
4
: Tidak ada pengaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima biskuit dilihat dari indikator tekstur.
Ha
4 :
Ada penggaruh penambahan tepung labu kuning dan ikan lele terhadap daya terima dilihat dari indikator tekstur.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, menggunakan rancangan penelitian acak lengkap RAL yang terdiri dari dua faktor
yaitu tepung labu kuning dan ikan lele dengan tiga perlakuan penambahan tepung labu kuning 20, 30, 40 dan tepung ikan lele 20, 30, 40 dari berat
bahan dasar tepung terigu yang diulang sebanyak dua kali pada proses pembuatan biskuit, dengan maksud untuk memperkecil eror atau kesalahan yang mungkin terjadi
pada saat penimbangan bahan yang digunakan dalam pembuatan biskuit. Pada penelitian akan dilakukan pembuatan biskuit dengan berat bahan tepung
terigu, tepung labu kuning dan tepung ikan lele sebesar 125 gram. Tepung terigu yang digunakan adalah 100 gram, 50 gram, dan 25 gram, tepung labu kuning yang
digunakan adalah 25 gram, 37,5 gram, dan 50 gram, sedangkan tepung ikan lele yang digunakan adalah 25 gram, 37,5gram, dan 50 gram pada masing-masing perlakuan.
Labu yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu kuning yang sudah matang namun masih mengkal sedangkan ikan lele yang digunakan adalah ikan lele yang
masih segar yang biasa dijual di pasar tradisional. Rincian perlakuan pembuatan biskuit dengan bahan utama tepung terigu, tepung labu kuning, dan tepung ikan lele
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara