Kekurangan  protein  banyak  terdapat  pada  masyarakat  sosial  ekonomi  rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwasriokor pada anak-
anak  dibawah  lima  tahun.  Kekurangan  protein  sering  ditemukan  secara  bersamaan dengan  kekuarangan  energi  yang  menyebabkan  kondisi  yang  dinamakan  marasmus
Almatsier, 2003.
5.1.2  Analisis  Vitamin  dan  Mineral  Pada  Biskuit  Tepung  Labu  Kuning  dan Ikan Lele
Hasil  analisis  kandungan  vitamin  dan  mineral  pada  biskuit  tepung labu  kuning  dan  ikan  lele  menunjukkan  adanya  peninkatan  kandungan  gizinya
dibandingkan dengan biskuit pada umumnya. Biskuit tepun labu kuning dan ikan lele dengan  komposisi  20,  30  dan  40  dalam  tiap  100  gram     10  keping  biskuit
memberikan sumbangan kalsium 251,2 mg, 348,19 mg, dan 430,2 mg. Posfor 760,5 mg, 773,87 mg dan 803,25 mg, kandungan zat besi 28,7 mg, 31,12 mg dan 46,67 mg,
vitamin A 3545,02 SI, 3567,54 SI, 3590,05 SI, kandungan vitamin B1 0,24 mg, 025 mg, 0,26 mg dan kandungan vitamin C sebesar 13 mg, 19,5 mg, dan 26 mg.
Vitamin  adalah  zat-zat  organik  kompleks  yang  dibutuhkan  dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena
itu,  harus  didatangkan  dari  makanan.  Vitamin  termasuk  komponen  zat  pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di
dalam  tubuh  karena  vitamin  adalah  zat  organik  maka  vitamin  dapat  rusak  karena penyimpanan dan pengolahan Almatsier 2003.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin yang larut larut lemak adalah vitamin A, D, E dan K, sedangkan
vitamin  yang  larut  air  adalah  vitamin  B  kompleks  tiamin,  riboflavin,  niasin,  asam folat, dan vitamin B12 dan C Riyadi 2006.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam  pemeliharaan  fungsi  tubuh,  baik  pada  tingkat  sel,  jaringan,  organ,  maupun
fungsi  tubuh  secara  keseluruhan.  Mineral  juga  berperan  dalam  berbagai  tahap metabolisme,  terutama  sebagai  kofaktor  dalam  aktivitas  enzim-enzim.  Mineral
dibedakan menjadi mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang  dibutuhkan  tubuh  dalam  jumlah  lebih  dari  100  mg  sehari,  sedangkan  mineral
mikro  dibutuhkan  kurang  dari  100  mg  sehari.  Hingga  saat  ini  dikenal  sebanyak  24 mineral  yang dianggap essensial. Zat  yang termasuk mineral  makro  adalah kalsium,
fosfor,  magnesium,  natrium,  kalium,  klorida  dan  sulfur.  Zat  yang  termasuk  mineral mikro  antara  lain  adalah  besi,  seng,  iodium,  mangan,  selenium,  dan  kromium
Almatsier 2003. Adapun Angka Kecukupan kalsium pada anak usia 10-12 tahun dengan jenis
kelamin  laki-laki  sebesar  1000  mg,  dan  perempuan  1000  mg,  sedangkan  pada  usia remaja  dengan  umur  16-18  tahun  dengan  jenis  kelamin  laki-laki  1000  mg,  dan
perempuan  1000  mg,  fosfor  1000  mg  dan  zat  besi  anak  sekolah  dasar  dengan  umur 10-12  tahun  dengan  jenis  kelamin  laki-laki  13  mg,  perempuan  20  mg,  pada  remaja
membutuhkan  zat  besi  dengan  umur  16-18  tahun  dengan  jenis  kelamin  laki-laki  15 mg, dan perempuan 26 mg.
Universitas Sumatera Utara
Biskuit  tepung  labu  kuning  dan  ikan  lele  dapat  dikonsumsi 10
keping per hari untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral pada anak sekolah dasar,  remaja.  Sedangkan  pada  ibu  hamil  dapat  menkomsumsi  biskuit  tepung  labu
kuning dan ikan lele   10-20 keping biskuit tepung labu kuning dan ikan lele. Kandungan kalsium, fosfor, zat besi yang paling banyak terdapat pada biskuit
tepung  labu  kuning  dan  ikan  lele  40.  Biskuit  tepung  labu  kuning  dan  ikan  lele sangat  baik  dikonsumsi  karena  mengandung  kalsium,  fosfor,  dan  zat  besi.  Kalsium
berperan dalam pembentukan struktur tulang dan gigi, pemindahan ransangan syaraf, pengatur  kerja  enzim,  dan  pembekuan  darah.  Selain  itu  kalsium  juga  berperan
penting dalam kontraksi  serta relaksasi  otot dan fungsi  syaraf serta beberapa proses enzimatis,  dan  membantu  proses  perombakan  protrombin  menjadi  thrombin.  Fosfor
berperan dalam memmelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Zat  besi  Fe  berperan  dalam  proses  pembentukan  sel  darah  dan  berfungsi
dalam  produksi  hemoglobin  dan  sebagai  bagian  dari  enzim  oksidatif  dalam transportasi dan pendayagunaan oksigen. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan
anemia.  Biskuit  tepung  labu  kuning  dan  ikan  lele  juga  diharapkan  dapat  membantu memenuhi  kecukupan  zat  besi  pada  tubuh,  dan  membantu  mengurangi  AGB  di
Indonesia Almatsier, 2004. Kandungan vitamin B1 dalam biskuit tepung labu kuning dan ikan lele yang
paling  tinggi  juga  terdapat  pada  biskuit  tepung  labu  kuning  dan  ikan  lele  40. Kandungan  vitamin  B1  juga  dapat  memberikan  sumbangan  kebutuhan  vitamin  B1
bagi  tubuh.  Dalam  metabolism  karbohidrat  khususnya  oksida  glukosa,  tiamin
Universitas Sumatera Utara
vitamin  B1  dalam  bentuk  tiamin  pirofosfat  TPP  dan  tiamin  difosfat  TDS berfungsi  sebagai  koenzim  penting  dalam  reaksi  dekarboksilasi  oksidatif  asam
piruvat untuk menghasilkan energi dari pangan. Kandungan vitamin C juga terdapat pada  biskuit  40.  Kandungan  vitamin  C  berperan  dalam  sintesis  kolagen,  absorsi
besi dan kalsium, serta mencegah infeksi, kanker dan penyakit jantung. Jumlah  kandungan  vitamin  A  paling  banyak  diantara  kandungan  gizi  mikro
lainnya dan terdapat juga pada biskuit tepung labu kuning dan ikan lele 40.Vitamin A  merupakan  vitamin  larut  lemak  yang  berperan  penting  dalam  pemeliharaan
integritas  epitel  dalam  proses  penglihatan  normal.  Vitamin  A  tidak  terdapat  pada biskuit biasa. Kandungan vitamin A yang cukup signifikan pada biskuit tepung labu
kuning  dan  ikan  lele  dapat  dijadikan  alternative  dalam  membantu  pemenuhan kecukupan vitamin A terutama pada ibu hamil karena sifatnya mudah larut dalam air
dan  lemak  sehingga  diperlukan  untuk  kesehatan  bayi  seperti  pembantu perkembangan  sel  mata,  prgan  mata,  untuk  pertumbuhan  tulang,  untuk  kesehatan
kulit dan membantu perkembangan jantung. Vitamin  A berpengaruh  terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap
ppertumbuhan  sel.  Vitamin  A  dibutuhkan  untuk  perkebangan  tulang  dan  sel  epitel yang  mementuk  email  dalam  pertumbuhan  gigi.  Pada  kekurangan  vitamin  A,
pertumbuhan  tulang  terhambat  dan  bentuk  tulang  tidak  normal.  Bila  hewan percobaan  diberi  makanan  yang  tidak  mengandung  vitamin  A,  maka  pertumbuhan
terganggu  setelah  simpanan  vitamin  A  dalam  tubuh  habis.  Pada  anak-anak  yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal
ini berperan sebagai asam retinoat.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan  retinoid  mempengaruhi  perkembangan  sel  epitel  dan meningkatkan  aktivitas  system  kekebalan  diduga  berpengaruh  dalam  pencegahan
kanker,  terutama  kaanker  kulit,  tenggorokan,  paru-paru,  payudara  dan  kantung kemih. Disamping itu, beta karoten  yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai
anti  oksidan  diduga  dapat  pula  mencegah  kanker  paru-paru.  Penilitian  menunjukan bahwa vitamin A berperan dalam pencegahan ddan penyembuhan penyakit jantung.
Akan tetapi mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur
dan  jenis  kelamin  untuk  Indonesia  adalah  usia  0-9  tahun  memerlukan  AKA  375 –
450 RE, pada wanita usia 10 – 65 tahun memerlukan AKA 600 – 500 RE, pada pria
usia  10 – 65 tahun memerlukan AKA 600 RE, ibu hamil membutuhkan AKA 300
RE, ibu menyusui membutuhkan AKA 350 RE. Angka  kecukupan  Vitamin  A  selama  trisemester  ketiga  dalam  kehamilan
sebanyak  1,3  mg  retinol  dialihkan  dari  ibu  ke  fetus.  Untuk  mencegah  kekurangan vitamin A pada anak usia bawah lima tahun balita dianjurkan pemberian vitamin A
tekanan tinggi 200.000 SI selama 4-6 bulan sekali. Sedangka untuk anak-anak yang lebih  tua  dan  orang  dewasa,  bila  makanan  sehari-hari  seimbang,  tidak  perlu
menambahkan vitamin A berupa suplemen. Berdasarkan penelitian Nurhidayati 2005 dengan judul Kontribusi MP-ASI
Biskuit  Bayi  dengan  Subsitusi  Tepung  Labu  Kuning  dan  Ikan  Patin,  Biskuit  bayi dengan  substitusi  tepung  labu  kuning  dan  tepung  ikan  patin,  berdasarkan  SNI  01-
7111.2-2005 sudah memenuhi  standar kandungan gizi  kecuali  kadar air dari biskuit
Universitas Sumatera Utara
bayi.  Biskuit  bayi  dengan  substitusi  tepung  labu  kuning  dan  tepung  ikan  patin mengandung tinggi protein dan tinggi vitamin A.
5.2 Kebutuhan Energi dan Protein