Cerita misteri “Ula Siluman”

Kutipan di atas adalah akibat atau hukuman yang diterima oleh Pak Mardi. Pak Mardi meninggal dengan cara yang tidak wajar. Dia meninggal ketika sedang enak-enak melihat TV, hal tersebut seketika membuat warga menjadi heran dan bertanya-tanya.

c. Cerita misteri “Ula Siluman”

Cerita misteri “Ula Siluman” diawali atau pendahuluan cerita dengan adanya seorang anak yang mempunyai kewajiban memberi makan kerbau karena sedang kemarau panjang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh bagian kutipan cerita di bawah ini. Dening wong tuwaku aku diwenehi kewajiban ngopeni kebo sing mung siji thil ora ana tunggale, kebeneran wektu kuwi lagi ketiga dawa pancen susah ingon-ingon kebo yen lagi ketiga dawa ngene iki. PS,-2010 no 29 hlm 42 Kutipan terjemahan: Oleh orang tuaku aku diberi kewajiban memelihara kerba yang hanya satu ekor tidak ada lainnya, kebetulan waktu itu sedang musim panas yang panjang sulit memelihara kerbau ketika sedang musim panas panjang seperti sekarang. Kutipan di atas merupakan kutipan pendahuluan atau awal cerita. Kehidupan seorang anak berumur delapan tahun yang mempunyai tugas atau kewajiban untuk memberi makan kerbau, tetapi kemarau panjang sedang melanda sehingga sulit mencari rumput. Cerita selanjutnya yaitu cerita dimana konflik mulai muncul. Dalam tahap ini anak tersebut mencari rumput kemana-mana dan tetapi tidak menemukan dan membuat anak tersebut pasrah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. Nanging ora, ketiga ngerak iki kaya-kaya wis nyuresake suket-suket sing ndhek wingenane wis dibabati, durung gelem thukul maneh. Nganti kemput anggonku ngurut galeng aku durung ngudhunake kranjang saka pundhakku. PS,-2010 no 29 hlm 42 Terjemahan kutipan: Tetapi tidak, panas ini seperti sudah mematikan rumput-rumput yang kemarin sudah diambil, belum mau tumbuh kembali. Sampai capek aku jalan di pinggir sungai aku belum menurunkan keranjang dari pundhakku. Kutipan diatas adalah peristiwa dimana anak tersebut mulai pasrah dengan keadaan dimana tidak ada rumput sama sekali, kemudian dia melihat di sebelah Kedhung Blangah tampaknya masih ada rumput. Cerita selanjutnya adalah cerita konflik memu ncak, dimana anak tersebut menggangu ular yang sedang “kawin”. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Ing ngarepku, ing antarane suket-suket sing ketel ijo ledhung-ledhung, katon ana ula loro lagi untel-untelan. Sajake lagi padha kawin. Sirahe loro manglung madhep munggah, mripate nyawang aku tanpa kedhep. Aku arep mbabatake arit marang gulune ula kuwi ora wani. PS,-2010 no 29 hlm 43 Terjemahan kutipan: Di depannya, di antara rumput-rumput yang runggut hijau royo-royo, kelihatan ada dua lag i bermesraan. Kayaknya sedang “kawin”. Kedua kepalanya melihat ke atas, matanya melihat aku tanpa berkedip. Aku mau membunuh ular tersebut pakai arit tetapi tidak berani. Kutipan di atas adalah peristiwa dimana anak tersebut melihat ular yang sedang “kawin” dan ingin membunuhnya tetapi iba bercampur rasa takut, tetapi ular tesebut malah ingin menggigit anak tersebut. Cerita selanjutnya adalah peleraian atau akhir cerita, dimana anak tersebut menangis karena tidak tahu jalan pulang karena menghindari ular dan juga malam yang telah datang. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Aku nangis mingseg-mingseg. Ora wani nyuwara banter, kuwatir narik kawigatene sakehing lelembut kuwi saya nyeraki aku. Dumadakan aku eling marang Gusti sing ngayomi sakabehing titah. Aku banjur ndonga: “Duh Gusti kula nyuwun pangapunten. Mugi tinebihna ing godha rencana lan sambekala”. PS,-2010 no 29 hlm 44 Terjemahan kutipan: Aku menangis. Tidak berani berbicara keras, takut menarik perhatian mahkluk halus tersebut mendekati aku. Tiba-tiba aku ingat kepada Gusti yang melindungi segalanya. Aku lalu berdoa “Ya Allah aku minta maaf. Semoga jauh dari hal-hal menakutkan. Kutipan di atas adalah peleraian atau akhir cerita atau peleraian dimana anak tersebut menangis karena tidak tahu jalan pulang dan takut diganggu oleh makhluk gaib, tetapi anak tersebut berdoa kepada Allah SWT agar diberi pertolongan. Tidak lama kemudian terdengar dari jauh suara orang-orang yang sedang mencari anak tersebut.

d. Cerita misteri “Misteri Golek Kencana”