yang disebut dengan Jagading Lelembut dan pada majalah Jaya Baya yang disebut dengan Cerita Misteri.
Penulis memilih sebelas cerita misteri Alaming Lelembut pada majalah Panjebar Semangat, sebagai bahan penelitian didasari atas beberapa alasan, yaitu:
cerita yang terkumpul dari majalah Jawa Panjebar Semangat menggunakan bahasa Jawa yang bahasanya mudah dipahami, khususnya oleh para pecinta cerita-cerita
misteri, jika dilihat dari struktur ceritanya, cerita misteri Alaming Lelembut sangat kompleks dan beragam, secara umum bahasa yang digunakan oleh pengarang adalah
bahasa Jawa ngoko, terdapat nilai-nilai atau amanat dalam setiap cerita yang dapat diambil hikmahnya dan dapat ditiru dalam kehidupan sehari-hari, cerita yang
terkumpul pengarangnya berbeda-beda, sehingga dapat mengetahui perbedaan dalam penggunaan struktur cerita dari masing-masing pengarang. Dengan mengangkat cerita
misteri Alaming Lelembut yang termuat pada majalah Panjebar Semangat sebagai bahan penelitian diharapkan para pembaca nantinya dapat menggunakan sebagai
bahan renungan dalam mengambil sikap jika mendapati kejadian sebagaimana yang dipaparkan dalam cerita misteri Alaming Lelembut yang termuat pada majalah
Panjebar Semangat . Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul “Struktur
Dalam Cerita Misteri Alaming Lelembut pada Majalah Panjebar Semangat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini adalah bagaimanakah struktur dalam Cerita Misteri Alaming Lelembut pada majalah Jawa
Panjebar Semangat tahun 2010 yang mencakup tema, plot atau alur cerita, latar, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang penceritaan dalam cerita Misteri Alaming
Lelembut.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengungkap struktur dalam cerita Misteri Alaming
Lelembut pada majalah Jawa Panjebar Semangat tahun 2010 yang mencakup tema, plot atau alur cerita, latar, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang penceritaan
dalam cerita Misteri Alaming Lelembut.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah. 1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam dunia pendidikan khususnya di bidang sastra. 2.
Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca terhadap cerita yang berhubungan dengan unsur-unsur yang terkandung dalam cerita misteri
Alaming Lelembut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
Bab ini terdiri atas kajian pustaka, landasan teoretis, dan kerangka berpikir. Kajian pustaka yang dapat dijadikan rujukan dalam penelitian diambil dari penelitian
yang relevan dengan topik penelitian. Dalam landasan teoretis dinyatakan teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Kerangka
berpikir dalam penelitian ini merupakan konsep yang menjiwai penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian mengenai Struktur Cerita Misteri Alaming Lelembut sementara ini diduga belum pernah dilakukan. Penelitian yang dapat dijadikan rujukan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ira Wukti Sayekti 2010 yang berhubungan dengan Alaming Lelembut.
Ira Wukti Sayekti 2010, melakukan penelitian dengan judul Tokoh dan Penokohan dalam cerita Misteri Alaming Lelembut pada Majalah Panjebar
Semangat. Hasil penelitian ini adalah dilihat dari segi tokoh dan penokohannya. Berdasarkan analisis, tokoh dan penokohan dalam cerita misteri Alaming Lelembut
pada majalah Panjebar Semangat, dari sepuluh cerita misteri yang diteliti sebagian besar tokoh-tokohnya protagonis. Tokoh simple character terdapat dalam enam cerita
misteri Alaming Lelembut, tokoh complex character terdapat dalam empat cerita misteri Alaming Lelembut. Penokohan cerita misteri Alaming Lelembut digambarkan
7
secara acak. Penggambaran secara acak tersebut yaitu selingkuh, tegas, penggoda, perilaku kasar, penyayang, dan sabar, bertanggung jawab, rajin, baik hari, ramah dan
sopan, pandai, jatuh cinta, rasa ingin tahu, suka menolong, tidak mudah putus asa, perasaan kaget dan curiga, perasaan kasihan, berusaha, pengertian, perasaan simpati,
rahasia, percaya pada teman, penurut, pemberani, tergoda, buruk sangka, perayu, bingung, jahat, rasa bersalah, karma, perasaan sayang terhadap orang tua, pelupa,
perilaku menyimpang, sayang kepada istri, minta tolong, takut, tobat, suka berhutang, bohong, sedih, semangat, memberikan penjelasan, dianiaya, pemuja pesugihan,
emosi, sombong, dan pemarah. Penokohan dalam cerita misteri Alaming Lelembut dalam majalah Panjebar Semangat dapat diungkapkan secara dramatik secara tidak
langsung.
2.2 Strukturalisme