Cerita Misteri “Manungsa Tekek” Cerita Misteri “Selingkuh Karo Lelembut” Cerita Misteri “Misteri Golek Kencana”

2. Berikut ini adalah cerita misteri menggunakan bahasa Jawa krama dan Jawa

Ngoko, yang mendominasi bahasa dalam cerita misteri ini adalah bahasa Jawa ngoko, dan juga kata-katanya dominan bermakna sebenarnya atau denotatif.

a. Cerita Misteri “Manungsa Tekek”

“Nuwun sewu nggih Pak Wisnu, pun pinten-pinten ndinten niki daleme Pak Wisnu yen dalu rame kalih suwantene tekek. Batos kula kalih ibune lare- lare, wah Pak Wisnu calone dadi wong s ugih mblegedhu,”. PS, No 10 hal 29 Terjemahan kutipan: “Mohon maaf ya Pak Wisnu, sudah beberapa hari ini rumahnya Pak Wisnu jika malam ramai dengan suara tekek. Batin saya sama ibunya anak-anak, wah Pak Wisnu calon jadi orang kaya mendadak. “Dospundi Pak Wisnu, bab tekek, napa nyonyahe tetep puguh tekek-tekeke sing rupi-rupine tambah ndadi napa tetep mboten angsal disade? PS, No 10 hlm 30 Terjemahan kutipan: “Bagaimana Pak Wisnu, masalah tekek, apa istrinya tetap bersikeras tekek- tekenya yang warna-warnanya semakin menjadi apa tetap tidak boleh dijual?. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang dalam cerita misteri ini mengunakan bahasa Jawa ngoko dan Krama. Kata-kata dalam cerita misteri ini dominan bermakna denotatif.

b. Cerita Misteri “Selingkuh Karo Lelembut”

“Wis kondur ta mas Sus,...ngunjuk kopi apa teh...? pitakone Sri, karo gloyoran tangi turu. PS, No 13 hlm 43 Terjemahan kutipan: “Sudah pulang ta mas Sus....minum kopi atau teh..? tanya Sri, sambil sempoyongan bangun tidur. “Ya Allah, Pak Dhadhang...wonten menapa pak dalu-dalu??” “Nyuwun pangapunten mas Sus. Penjenengan dalu menika dipun suwun dhateng pabrik”. PS, No, 14 hlm 29 Terjemahan kutipan: “Ya Allah, Pak Dhadhang...ada apa pak malam-malam??” “Mohon Maaf mas Sus. Anda malam ini disuruh ke pabrik”. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam cerita misteri ini menggunakan bahasa Jawa Krama dan ngoko. Kata-katanya bermakna sebenarnya atau bermakna denotasi, sehingga mudah dipahami pembacanya.

c. Cerita Misteri “Misteri Golek Kencana”

“Kajeng kula barang antik arupi golek kencana wau sampeyan colongne kula mboten ngertos cara sampeyan mendhet barang wau. Bakune ana barang ya ana dhuwit. Pun ngertos ta m aksud kula?” PS, No 32 hlm 29 Terjemahan kutipan: “Kayu saya barang antik berupa boneka kencana tadi anda curikan saya tidak tahu cara anda mengambil barang tadi. Intinya ada barang ya ada uang. Sudah tahu kan maksud saya?”. “Nggih pun kula mathuk anggere ndika saget nyentosani nasib kulawarga kula sing sakniki saweg paceklik,” Priyamantingan sumaur manteb karo nglirik sakkeplasan amrang pawongan kang menehi order. PS, No 32 hlm 29 Terjemahan kutipan: “Ya sudah saya menggangguk asalkan anda bisa menjamin nasib keluarga saya yang sekarang sedang paceklik,” Priyamantingan menjawab mantap dengan melirik sebentar ke orang yang memberi order. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam cerita misteri ini menggunakan bahasa Jawa Krama dan ngoko. Kata-katanya bermakna sebenarnya atau bermakna denotasi, sehingga mudah dipahami pembacanya.

d. Cerita Misteri “Tikungan Maut”