Cerita misteri “Balekna Dhuwitku”

duuh,...ampun,..amp,...ampuunn Pak? Aku aja dikala,...” Jerite thuyul telu iku pating blulung, kabeh padha polah kaya patrape kewan kan mlebu njala. PS,-2010 no 2 hlm 30 dan 43 Terjemahan kutipan: Aku tidak mau kalah cepat, tuyul tiga cepat tak peluk trus tak ikat pakai benang lawe dari Pak Slamet. “Aduhh,...adu..du..duuh,...ampun, amp,..ampuuun Pak? Aku jangan diikat,...” Teriaknya tiga tuyul itu pada takut, semua tingkanya seperti hewan yang masuk perangkap. Kutipan di atas adalah konflik memuncak, dimana Wisnu akhirnya dapat menangkap tiga tuyul yang meresahkan warga dengan menggunakan alat-alat yang diberikan Pak Slamet. Cerita selanjutnya adalah akhir cerita atau peleraian dimana diketahui pemilik tuyul yang sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Yoh bapakku Pak Panca kulon plapatan kae paaak,...wis aku aja dipulasara paak. Aku wedi tuwii,...” Kandhane salah sijine tuyul karo nudingi tai bayi ana ndhuwur godhong gedhang. PS,-2010 no 2 hlm 43 Terjemahan kutipan: Ya bapakke Pak Panca barat perempatan sana paaak,..sudah saya jangan dis iksa paak. Aku takut itu,...” Kata salah satu tuyul sambil menunjuk kotoran bayi di atas daun pisang. Kutipan di atas adalah peleraian atau akhir cerita atau peleraian dimana akhirnya tuyul-tuyul tersebut mengakui siapa pemiliknya yaitu Pak Panca yang rumahnya di sebelah barat perempatan, akhirnya Pak Panca dan keluarga pindah dari kampung karena merasa malu.

h. Cerita misteri “Balekna Dhuwitku”

Terdapat awal cerita dimana ada kabar yang menggemparkan di pagi hari. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. Dumadakan keprungu rame-rame gegeran. Opyaking pawarta Sriyanti ngendhat mati nggantung. Gumandhul sikil ora klangsah lemah, gulune kejiret stagen sing ditalekake usuk. Mripate mlolo, ilate melet. PS,-2010 no 5 hlm 42 Terjemahan kutipan: Tiba-tiba kedengara ramai-ramai keributan, ada kabar Sriyanti meninggal dunia dengan cara gantung diri. Kakinya tergantung tidak sampai tanah, lehernya terjerat kain yang diikatkan di kayu atap. Matanya terbelalak, lidahnya keluar. Kutipan diatas adalah peristiwa dimana warga kampung tiba-tiba diributkan dengan kabar yang menberitakan bahwa Sriyanti bunuh diri. Cerita selanjutnya adalah cerita munculnya konflik, dimana arwah Sriyanti masih gentanyangan dan menangis . Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Sabubare telung dina saka geblage Sriyanti saben tengah wengi tangga cedhake Jarwa padha krungu suwarane wong wadon nangis mbengungung, asale saka omahe Jarwa. PS,-2010 no 5 hlm 42-43 Terjemahan kutipan: Setelah tiga hari dari kematian Sriyanti setiap tengah malam tangga dekatnya Jarwa pada mendengar suara wanita menangis terus, asalnya dari rumahnya Jarwa. Kutipan di atas adalah peristiwa dimana arwah Sriyanti masih gentayangan dan menangis menghantui warga. Cerita selanjutnya adalah konflik memuncak, dimana Sriyanti meminta kembali uangnya kepada Tukiran. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. “Lik, lik Tukiran, belekna dhuwitku. Lik, lik Tukiran, balekna dhuwitku”. Tukiran njenggirat tangi bukak lawang nyawang njaba ora ana apa-apa. Bali mlebu ngomah kanthi ati goreh. Dieling-eling suwara mau kaya suwarane Sriyanti nalika urip. PS,-2010 no 5 hlm 43 Terjemahan kutipan: Lik, lik Tukiran, kembalikan uangku. Lik, lik Tukiran, kembalikan uangku” Tukiran tiba-tiba membukak pintu melihat ke luar tidak ada apa-apa. Lalu masuk kerumah dengan hati yang takut. Diingat ingat suara tadi seperti suaranya Sriyanti ketika masih hidup. Kutipan di atas adalah konflik memuncak, dimana Lik Tukiran dihantui oleh arwahnya Sriyanti yang ingin meminta uang suaminya kembali. Cerita selanjutnya adalah akhir cerita atau peleraian dimana akhirnya Tukiran mengembalikan uang Jarwa, karena dihantui terus oleh arwahnya Sriyanti. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Saka pamrayogane wong akeh, Tukiran supaya enggal mbelekake dhuwit menyang Jarwa bojone Sriyanti lan diweling aja mbaleni tumindak ngono maneh menyang sapa wae. Tembung liyane, kudu mertobat. Dene tumrap kumarane Sriyanti sing isih klambrangan lan kerep ngganggu wong akeh bakal disuwunake ikhtiar menyang Kyai Saleh. PS,-2010 no 5 hlm 44 Terjemahan kutipan: Dari desakan orang banyak, supaya Tukiran cepat mengembalikan uang kepada Jarwa suaminya Sriyanti dan diberi saran jangan melakukan perbuatan itu kembali kepada siapa pun. Dengan kata lain, harus bertobat. Sedangkang arwahnya Sriyanti yang masih gentanyangan dan sering menggangu orang banyak bakal dimintakan ikhtiar kepada Kyai Saleh.. Kutipan di atas adalah peleraian atau akhir cerita atau peleraian dimana akhirnya Tukiran didesak oleh warga untuk mengembalikan uang kepada Jarwa dan jangan melakukan perbuatan itu kembali kepada siapa pun.

i. Cerita misteri “Siluman Asu”