Cerita Misteri “Thuyul” Cerita Misteri “Balekna Dhuwitku” Cerita Misteri “Siluman Asu”

menggunakan bahasa Jawa ngoko, krama, dan juga ada yang menggunakan bahasa Indonesia, ada yang bermakna sebenarnya dan ada juga yang bermakna tidak sebenarnya. Kutipan-kutipan cerita misteri yang dapat menunjukkan hasil analisis akan ditunjukkan seperti di bawah ini.

1. Berikut ini adalah cerita misteri yang menggunakan bahasa Jawa ngoko yang

bermakna denotatif, cerita misteri di bawah ini juga ada yang bermakna konotatif tidak sebenarnya. Hal itu dapat ditunjukkan dalam cerita misteri di bawah ini.

a. Cerita Misteri “Thuyul”

“Ora mungkin,... Dhuwit tak simpen ana dhompetku, kamangka dhompet kuwi ora nate ucul saka clana sing dak enggo. Dadi ora mungkin bisa njupuk tanpa sak pangertenku. PS, No 2 hlm 29 Terjemahan kutipan: “Tidak mungkin,... Uang saya simpan di dompet, padahal dompet itu tidak pernah lepas dari celana yang tak pakai. Jadi tidak mungkin bisa mengambil tanpa sepengetahuanku. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui adanya kata-kata yang bermakna tidak sebenarnya atau bermakna konotatif. Hal itu ditunjukkan dengan kata “ora mungkin”, dan “ora nate ucul”. Dapat disimpulkan bahwa dalam cerita misteri “Thuyul” kata-kata yang digunakan pengarang adalah dominan bermakna sesungguhnya atau bermakna denotatif, tetapi ada juga makna kata yang tidak sebenarnya atau bermakna konotatif.

b. Cerita Misteri “Balekna Dhuwitku”

Sejatine atine Jarwa uga ora percaya menawa Sriyanti nganti utang dhuwit menyang Tukiran. Yen dipikir kaya ora tinemu akal. Nanging Jarwa ya ora nlesih kepiye-piye,. PS, No 5 hlm 42 Terjemahan kutipan: Sesungguhnya hatinya Jarwa juga tidak percaya bila Sriyanti sampai hutang uang ke Tukiran. Jika dipikir seperti tidak masuk akal. Tetapi Jarwa tidak mencari info kemana-mana. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui adanya kata-kata yang bermakna tidak sebenarnya atau bermakna konotatif. Hal itu ditunjukkan dengan kata “kaya ora tinemu akal” yang mempunyai arti seperti tidak masuk akal. Dapat disimpulkan bahwa dalam cerita misteri “Balekna Dhuwitku” kata-kata yang digunakan pengarang adalah dominan bermakna sesungguhnya atau bermakna denotatif, tetapi ada juga makna kata yang tidak sebenarnya atau bermakna konotatif, yang menyerupai, dengan ditunjukkan dengan kata “kaya ora tinemu akal”.

c. Cerita Misteri “Siluman Asu”

“Yen manut panemuku genah kuwi asu tenan, dudu asu siluman kaya sing diarani wong akeh,” PS, No 9 hlm 42 Terjemahan kutipan: “Jika menurut pendapatku itu memang benar anjing, bukan siluman anjing seperti yang disebutkan orang banyak. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui adanya kata-kata yang bermakna tidak sebenarnya atau bermakna konotatif. Hal itu ditunjukkan dengan kata “kaya sing diarani” yang mempunyai arti seperti yang disebutkan. Dapat disimpulkan bahwa dalam cerita misteri “Siluman Asu” kata-kata yang digunakan pengarang adalah dominan bermakna sesungguhnya atau bermakna denotatif, tetapi ada juga makna kata yang tidak sebenarnya atau bermakna konotatif, yang menyerupai, dengan ditunjukkan dengan kata “kaya sing diarani”.

d. Cerita Misteri “Yuyu Sawah”