Cerita misteri “Misteri Golek Kencana”

menghindari ular dan juga malam yang telah datang. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Aku nangis mingseg-mingseg. Ora wani nyuwara banter, kuwatir narik kawigatene sakehing lelembut kuwi saya nyeraki aku. Dumadakan aku eling marang Gusti sing ngayomi sakabehing titah. Aku banjur ndonga: “Duh Gusti kula nyuwun pangapunten. Mugi tinebihna ing godha rencana lan sambekala”. PS,-2010 no 29 hlm 44 Terjemahan kutipan: Aku menangis. Tidak berani berbicara keras, takut menarik perhatian mahkluk halus tersebut mendekati aku. Tiba-tiba aku ingat kepada Gusti yang melindungi segalanya. Aku lalu berdoa “Ya Allah aku minta maaf. Semoga jauh dari hal-hal menakutkan. Kutipan di atas adalah peleraian atau akhir cerita atau peleraian dimana anak tersebut menangis karena tidak tahu jalan pulang dan takut diganggu oleh makhluk gaib, tetapi anak tersebut berdoa kepada Allah SWT agar diberi pertolongan. Tidak lama kemudian terdengar dari jauh suara orang-orang yang sedang mencari anak tersebut.

d. Cerita misteri “Misteri Golek Kencana”

Cerita misteri “Misteri Golek Kencana” diawali atau pendahuluan cerita dengan adanya dua orang yang bersahabat yang dulunya pernah dipenjara bersama- sama. Hal ini dapat ditunjukkan oleh bagian kutipan cerita di bawah ini. Ana rancangan wigati antarane Priyamantingan lan Sastragandhul. Rikala jaman semana kekarone ditawan gara-gara nekad mbobol toko emas. Esuk iki kekarone semaya ketemu ana kreteg gingsul sakkidule benten pendhem. PS,-2010 no 32 hlm 29 Terjemahan kutipan: Ada rencana penting antara Priyamantingan dan Sastragandhul. Dahulu keduanuya ditahan gar-gara berniat mencuri toko emas. Pagi ini keduanya berjanji bertemu di jembatan besi selatan benteng pendhem. Kutipan di atas merupakan kutipan pendahuluan atau awal cerita. Kehidupan dua orang sahabat yang sama-sama pernah dipenjara gara-gara mencuri toko emas. Cerita selanjutnya yaitu cerita dimana konflik mulai muncul. Dalam tahap ini Pancadrajad menyuruh Priyamantingan untuk mencuri boneka kencana milik Pak Suhernala. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. “Wah...aku jan kesengsem karo golekan kencana cakrik serimpi Ngayogyakarta Hadiningrat kagungane Pak Suhernala”, kandhane Pancadrajat, kolektor barang-barang antik marang Priyamantingan sing sengaja ditekakake menyang omahe. PS,-2010 no 32 hlm 29 Terjemahan kutipan: Wah...aku benar-benar tertarik dengan boneka kencana cakrik serimpi Ngayogyakarta Hadiningrat miliknya Pak Suhernala”, kata Pancadrajat, kolektor benda-benda antik kepada Priyamantingan yang sengaja didatangkan ke rumahnya. Kutipan di atas adalah peristiwa dimana Pancadrajat menyuruh Priyamantingan untuk mencuri boneka kencana milik Pak Suhernala. Cerita selanjutnya adalah cerita konflik memuncak, dimana Priyamantingan berhasil mencuri boneka kencana. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Sabanjure kanthi cepet Priyamantingan enggal-enggal ngetokake kain putih. Golek kencana sing wis ana regemane nuli dibungkus nganggo kain mori. “Barange wis kecandhak, ayo gek enggal bali, selak keburu esuk” pangajake Priyamantingan marang Sastragandhl sing bisane mung sendika dhawuh. PS,-2010 no 32 hlm 30 Terjemahan kutipan: Setelah itu dengan cepat Priyamantingan cepat-cepat mengeluarkan kain putih. Boneka kencana yang sudah ada di genggaman lalu dibungkus pakai kain mori. “Bendanya sudah terpegang, ayo cepat pulang, keburu pagi” ajak dari Priyamantingan ke Sastragandhul yang bisanya hanya bilang iya. Kutipan di atas adalah peristiwa dimana Priyamantingan berhasil mencuri boneka kencana dari rumah Pak Suhernala, setelah itu boneka tersebut menjelma menjadi manusia dan berkelahi dengan Priyamantingan. Cerita selanjutnya adalah peleraian atau akhir cerita, dimana akhirnya Priyamantingan dapat dikalahkan dan meninggal ditangan boneka kencana. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Weruh kedadeyan kang kaya mangkono mau Priyamantingan nedya oncat, nanging keselak wis kedhisikan sampur sing dibabitake sakayange kapernah sirahe. Priyamantingan nggembor kelaran terus tiba glangsaran kejet-kejet ngemasi. Loro-lorone padha pating gloso koncatan nyawa. PS,-2010 no 32 hlm 30 Terjemahan kutipan: Melihat kejadian yang seperti tersebut tadi Priyamantingan lalu meloncat, tetapi keburu kedahuluan selendang yang dilepaskan mengenai kepalanya. Priyamantingan berteriak kesakitan lalu tiba-tiba sekarat. Keduanya meninggal dunia. Kutipan di atas adalah peleraian atau akhir cerita atau peleraian dimana Priyamantingan dan Sastragandhul berkelahi dengan boneka kencana milik Pak Suhernala, akhirnya Priyamantingan dan Sastragandhul dapat dikalahkan dan mati ditangan boneka kencana.

e. Cerita misteri “Gamelan Nyalawadi”